Beritaneka.com—Komisi Nasional Perlindungan Anak mendesak dunia internasional bergerak menghentikan agresi Israel atas Palestina. Dunia internasional harus turun tangan karena konflik kekerasan yang terjadi di Jalur Gaza telah mencederai kemanusiaan dan menyebabkan korban meninggal, baik orang dewasa maupun anak-anak.
“Tiga puluh satu anak yang dilaporkan aktivis kemanusiaan menjadi korban dari 119 meninggal dunia akibat agresi Israel terhadap Palestina di Jalur Gaza, merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan,” ujar Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait.
Baca juga: Anak 4 Tahun Dibunuh, Komnas Perlindungan Anak Tuntut Pelaku Dihukum 20 Tahun Penjara
Oleh sebab itu, atas nama kemanusiaan dan keselamatan anak, Komnas Perlindungan Anak sebagai lembaga dan sebagai bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat dunia yang taat pada ketentuan dan semangat konvensi international PBB tentang hak anak (Convention on the Right of the Child), meminta untuk menghentikan peperangan dan meminta kepada badan international PBB memberi tempat bagi anak, perempuan dan lansia untuk dapat berlindung dibawah pengawasan PBB.
Komnas Perlindungan Anak sebagai salah satu lembaga independen penyelenggara dari ketentuan Konvensi PBB Tentang Hak Anak (CRC), meminta dan menyeruhkan masyarakat dunia khususnya negara-negara penyelenggara CRC, maupun aktivis kemanusiaan di seluruh dunia untuk bertindak. Khusus pegiat perlindungan anak di Indonesia untuk mengupayakan dukungan solidaritas kemanusiaan dunia, dan menyerukan agar menghentikan perang.
Baca juga: BAZNAS Bantu RS Indonesia di Hebron Palestina Rp 1 M
Lebih lanjut Arist Merdeka meminta Lembaga Perlindungan Anak (LPA) se-nusantara untuk membuka posko guna mengumpukan bantuan solidaritas kemanusiaan untuk anak di daerah masing-masing.
“Demi kemanusiaan, Israel dan HAMAS mesti duduk bersama harus menghentikan perperangan ini. Gencetan senjata antara Israel dan Hamas harus didudukkan dan diselesaikan demi kemanusiaan dan keselamatan anak. Hentikan perang sekarang juga,” tegas Arist Merdeka Sirait. (ZS)