Beritaneka.com—Bioskop segera beroperasi dalam waktu dekat. Kepastian ini disampaikan Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syarifuddin kepada wartawan. Screening calon pengunjung dengan memakai aplikasi PeduliLindungi menjadi salah satu syaratnya.
Djonny menjelaskan, aplikasi PeduliLindungi menjadi salah satu syarat mutlak untuk memasuki area bioskop. Selain sterilisasi ruangan, serta penerapan protokol kesehatan.
Untuk kesiapan sendiri menurut Djonny tahapannya sudah mencapai 75%. Hanya saja mekanisme pelaksanaan aplikasi PeduliLindungi yang memang sedang dimatangkan.
Baca Juga: Selisih Anggaran PEN Sangat Besar, Anggota DPR PAN: Memprihatinkan
“Belum kita nyatakan 100%, tapi masih 75%, terutama penerapan aplikasi PeduliLindungi harus dimatangkan benar, itu faktor yang penting untuk masuk bioskop,” kata Djonny.
Membuka kembali bioskop terutama di tengah pandemi covid 19 seperti ini memerlukan waktu. Apalagi bioskop sempat ditinggal pengunjungnya dalam waktu yang cukup lama.
“Kalau membuka bioskop itu tidak bisa dadakan, kalau misalnya hari ini buka, ya belum bisa jalan, harus menunggu lima hari, kendalanya itu ruangan kita kan harus disterilisasi lagi, belum lagi nanti ada QR Code dari PeduliLindungi,” katanya.
Perlu adanya sedikit perbaikan, penerapan protokol kesehatan yang ketat, hal ini juga untuk kenyamanan para pengunjung. Selain itu, pemerintah tidak akan segan menutup kembali bioskop, jika ditemukan pelanggaran terhadap protokol kesehatan.
Baca Juga: Bantu Percepat Capaian Vaksinasi Nasional, BAZNAS Gencarkan Program “Kita Jaga Kyai”
Terkait kapasitas, pihaknya sudah bernegosiasi dengan pemerintah dengan mengizinkan 50% dari jumlah kapasitas satu studio. “Kapasitas ita 50%, karena kalau 25%, itu pemilik film tidak mau masuk film, kita mau cari film dari mana,” tuturnya. Pihaknya masih menunggu aturan terbaru terkait perizinan operasional atau pembukaan bioskop pada 14 September mendatang.
Beritaneka.com—Di tengah pandemi yang masih menerapkan kebijakan pembatasan sosial, PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) mencatatkan kenaikan rugi bersih pada kuartal I-2021. Pada laporan keuangan per 31 Maret 2021, Perseroan mencatatkan rugi sebesar Rp83,33 miliar atau naik 53,45 persen dibanding 31 Maret 2020 sebesar Rp54,30 miliar.
Kami kutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Perseroan mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp27,33 miliar atau turun 88,22 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp232,17 miliar dengan rugi per saham dasar Rp95.
Baca Juga: Suara Merdu Nyanyian Kritikan Negeri Ini Menawan Perhatian Netizen
Sedangkan pendapatan bersih emiten pemilik Bioskop CGV ini terdiri atas bioskop, makanan dan minuman, acara-acara dan iklan, serta lisensi dan jasa manajemen. Bioskop menjadi penyumbang pendapatan tertinggi sebesar Rp16,41 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp151,66 miliar.
Kemudian, makanan dan minuman tercatat Rp7,17 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp60,37 miliar, acara-acara dan iklan tercatat Rp3,74 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp20,03 miliar, serta lisensi dan jasa manajemen tercatat Rp3,75 juta atau lebih rendah dari sebelumnya Rp91,16 juta.
BLTZ mencatatkan adanya penurunan beban pendapatan di kuartal I-2021 menjadi Rp55,97 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp163,46 miliar. Beban umum dan administrasi menurun menjadi Rp44,48 miliar dari sebelumnya Rp93,78 miliar, dan biaya keuangan naik menjadi Rp31,24 miliar dari sebelumnya Rp27,64 miliar.
Baca Juga: Pemerintah Pilih PPKM Darurat Karena Lebih Ekonomis
Sementara itu, arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi tercatat Rp35,57 miliar, arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi tercatat Rp5,40 miliar, dan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan tercatat Rp62,50 miliar.
Graha Layar Prima mencatatkan liabilitas sebesar Rp1,71 triliun dan ekuitas Rp713,02 miliar. Adapun total aset Perseroan menurun menjadi Rp2,42 triliun dibanding tahun 2020 sebesar Rp2,43 triliun.