Beritaneka.com—Pemanfaatan sinyal 4G untuk layanan digital dapat meningkatkan kualitas hidup bersama baik dari sektor pendidikan, kesehatan maupun ekonomi bagi masyarakat di wilayah 3T. Hal itu diungkapkan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dalam acara ground breaking (pelatakkan batu pertama) pembangunan BTS (Base Transceiver Station) 4G di Desa Kelanga, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis (22/04/2021).
“Untuk itulah dalam rangka terus membangun layanan telekomunikasi yang memadai bagi masyarakat, saya berkunjung ke Natuna untuk meletakkan batu pertama (ground breaking) pembangunan BTS 4G,” tuturnya.
Baca juga: BAZNAS Raih 3 Penghargaan TOP CSR Award 2021
Menteri Johnny menyatakan, ground breaking tersebut merupakan rangkaian awal dalam membangun infrastruktur BTS serupa di seluruh desa/kelurahan wilayah 3T di Indonesia yang selama ini memang belum terlayani oleh sinyal 4G.
Pembangunan infrastruktur tersebut, lanjut Menteri Johnny, dibangun pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo dengan sumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Infrastruktur telekomunikasi dan Internet adalah salah satu pilar utama percepatan transformasi digital nasional. Dengan selalu memberikan perhatian dan pembangunan pada daerah-daerah yang selama ini masih tertinggal, kita berharap pembangunan BTS 4G ini segera dapat mendorong efektifitas dan produktifitas masyarakat dengan melakukan aktivitas secara digital,” jelasnya.
Ditegaskan Menteri Johnny, pembangunan infrastruktur telekomunikasi selalu mengedepankan pemerataan cakupan layanan. “Dalam situasi apapun, pembangunan untuk mengejar ketertinggalan cakupan sinyal telepon seluler dan Internet harus selalu dikedepankan. Dalam dunia serba digital, tak boleh ada satu warga masyarakat pun yang tertinggal tak dapat mengakses layanan digital untung meningkatkan taraf kehidupan mereka,” tegasnya.
Menteri Johnny menuturkan, berdasarkan data dari BAKTI Kominfo saat ini masih ada 7904 desa/kelurahan wilayah 3T (Tertinggal Terdepan, Terluar) yang belum mendapatkan akses layanan 4G selama dua tahun, yakni di 4.200 desa/kelurahan pada 2021 dan di 3.704 desa/kelurahan pada 2022. Oleh karena itu, akan dibangun BTS yang akan dibagi ke dalam lima paket, dengan rincian sebagai berikut:
● Paket 1 sebanyak 1.364 desa/kelurahan yang meliputi Area 1 Sumatera (132), Area 2 Nusa Tenggara (456), dan Area 3 Kalimantan (776)
● Paket 2 sebanyak 1.336 desa/kelurahan yang meliputi Area 4 Sulawesi (536) dan Area 5 Maluku (800)
● Paket 3 sebanyak 1.795 desa/kelurahan yang meliputi Area 6 Papua Barat (824), Area 7 Papua Bagian Tengah Barat (971)
● Paket 4 sebanyak 1.879 desa/kelurahan yang mencakup Area 8 Papua Bagian Tengah Utara (1.819)
● Paket 5 sebanyak 1.590 desa/kelurahan yang mencakup Area 9 Papua Bagian Timur Selatan (1.590)
Baca juga: Kisah Khairul Walad, Mengabdi untuk Para Mustahik Bersama BAZNAS
Dalam kesempatan itu, kepada warga sekitar Menteri Johnny menitipkan sejumlah materi bacaan tercetak tentang literasi digital “Mengenal dan Antisipasi Hoaks” untuk dapat didistribusikan kepada masyarakat di Desa Kelanga.
“Kita perlu bersama memastikan bahwa akses 4G ini nantinya dapat dimanfaatkan secara positif dan kreatif. Untuk itu, edukasi tentang literasi digital dan semangat #makincakapdigital khususnya tentang antisipasi hoaks, perlu sedini mungkin disampaikan kepada warga,” pungkasnya.
Dalam peletakan batu pertama itu, Menteri Johnny didampingi oleh Direktur Utama BAKTI, Anang Latif; Direktur Infrastruktur BAKTI, Bambang Noegroho; Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, Ansar Ahamd; dan Bupati Kepulauan Natuna, Abdul Hamid Rizal. (ZS)