Beritaneka.com, Jakarta —Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) setia menjaga perekonomian bahkan menjadi penolong roda perekonomian nasional. Teringat banyak pengusaha besar yang justru kabur ketika Indonesia mengalami krisis moneter tahun 1998.
“Pada saat itu, pengusaha besar, korporasi-korporasi besar, sebagian melarikan diri, bahkan mempailitkan diri, yang setia dan menjaga ekonomi Indonesia itu adalah UMKM,” kata Bahlil dalam sambutannya saat pemberian NIB di Bali melalui kanal YouTube OSS Indonesia, dikutip Kamis (10/11/2022).
Baca Juga:
Ekonomi Diproyeksikan Tumbuh 5,2 Persen, Menko Airlangga: Optimistis Indonesia Terhindar Resesi
Koperasi dan Kesenjangan Ekonomi
Bahlil melihat krisis yang terjadi beberapa tahun ke belakang. Pandemi Covid-19 yang membuat perlambatan ekonomi global, hingga dampak perang Rusia-Ukraina yang mengganggu rantai pasok hingga hubungan dagang.
“Kita (awal pandemi) Covid-19 minta ampun susahnya, sebelum Covid-19 ada perang dagang antara China dan Amerika. Belum selesai Covid muncul lagi perang Rusia-Ukraina. Itu melahirkan ekonomi yang gelap, hati-hati, ekonomi tahun 2023 itu susah,” ungkap Bahlil.
Pada tahun 2020 ketika terjadi pandemi Covid-19, menurut Bahlil ekonomi Indonesia tumbuh negatif sebagai dampak dari adanya pembatasan mobilitas masyarakat. Namun pada kuartal III 2022 kemarin, ekonomi Indonesia sudah berhasil mencatatkan angka pertumbuhan 5,72% jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga:
Presiden Ingatkan Parpol Hati-Hati Pilih Capres-Cawapres
“Ini adalah pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia, Indonesia menempati urutan pertama untuk negara-negara G20. Siapa pelakunya, pelaku dari kontribusi pertumbuhan ekonomi 5,72% itu adalah UMKM, jadi UMKM ini luar biasa,” tegasnya.
Menurut Bahlil pencapaian itu menjadi bukti nyata bahwa kontribusi UMKM cukup kuat dalam menjaga kekokohan ekonomi Indonesia di tengah kondisi global saat ini. UMKM menyediakan lapangan kerja yang sangat besar.
“Jumlah total lapangan pekerjaan, itu 131 juta, UMKM kontribusi 121 juta. Pertumbuhan ekonomi kita, 60% itu dari UMKM, jadi bukan pengusaha besar, tapi saya jujur untuk mengatakan bahwa negara dan perbankan belum hadir secara utuh untuk kita berpihak kepada UMKM,” pungkasnya.
Beritaneka.com, Jakarta —Pemerintah melalui Kementerian Investasi (Kemenves)/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi triwulan II-2022 (April-Juni) sebesar Rp302,2 triliun atau meningkat sebesar 7 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Dengan demikian, secara kumulatif, realisasi investasi semester I-2022 (Januari-Juni) telah mencapai Rp584,6 triliun atau meningkat sebesar 32 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan, capaian ini menandakan pulihnya kinerja investasi sejak pandemi melanda sepanjang dua tahun (2020-2021). Melihat realisasi yang mencapai Rp584,6 triliun hingga triwulan II-2022, dia optimistis target investasi sebesar Rp1.200 triliun dapat tercapai.
“Sejak pandemi, para pelaku usaha melakukan penyesuaian, baik berupa penundaan maupun penghentian produksi sementara waktu. Di saat bersamaan, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk membantu para pelaku usaha agar tetap bertahan, dan hasilnya dirasakan saat ini,” kata Bahlil dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan II-2022, yang diselenggarakan di Kantor Kemenves/BKPM, Rabu (20/7/2022).
Baca Juga:
- Mendagri Dorong Kepala Daerah Dukung UMKM
- Habib Rizieq Shihab Bebas Bersyarat, Langsung Kumpul Keluarga
- Presiden Jokowi Sambut Kunjungan Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta di Istana Bogor
- Potensi Pajak Kendaraan Capai Rp100 Triliun
- Pelajar Indonesia Raih Medali Emas Olimpiade Biologi Internasional
- Biaya Melahirkan Ibu Hamil Ditanggung Negara
Menurutnya, peningkatan angka realisasi investasi pada triwulan II-2022 sebesar 7 persen itu sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diprediksi akan mencapai lebih dari 5 persen, atau melampaui triwulan I-2022.
“Kita bersyukur, kondisi ini tentunya tidak terlepas dari dukungan kebijakan pemerintah dalam pemberian vaksin booster kepada masyarakat dan melonggarkan mobilitas dan aktivitas masyarakat,” kata Bahlil.
Bahlil memaparkan, persebaran realisasi investasi di luar Pulau Jawa pada triwulan II-2022 kembali lebih unggul dari Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar Rp 157,1 triliun atau 52 persen dari total investasi, meningkat 38 persen dari periode yang sama di 2021.
Di Pulau Jawa, daerah yang paling tinggi nilai investasinya adalah Provinsi Jawa Barat, Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, dan Jawa Timur. Sementara, investasi di luar Pulau Jawa mendapat kontribusi yang besar dari Sulawesi Tengah dan Riau.
“Capaian realisasi pada triwulan ini menyerap tenaga kerja sebesar 320.534 orang, sedangkan selama periode Januari sampai dengan Juni 2022 adalah sebanyak 639.547 orang,” ungkap Bahlil.
Berdasarkan sektor usaha, pada triwulan II-2022, realisasi investasi terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, terutama sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang berkontribusi 42,1 persen dari total investasi.
Sektor lainnya sebagai penyumbang terbesar, terdiri dari sektor pertambangan, perumahan, kawasan industri dan perkantoran, transportasi, pergudangan, telekomunikasi, dan industri makanan.
“Kontribusi sektor industri yang memberikan nilai tambah, khususnya industri pengolahan terkait hilirisasi tambang, industri makanan, industri kimia dan farmasi yang cukup signifikan terhadap angka realisasi investasi dalam beberapa kuartal terakhir merefleksikan transformasi ekonomi di Indonesia terus berlangsung. Kondisi ini sekaligus menunjukkan proses industrialisasi juga tumbuh,” kata Bahlil.
Berdasarkan sumbernya, kontribusi penanaman modal asing (PMA) pada triwulan II-2022 mencapai Rp 163,2 triliun atau 54 persen dari total investasi, meningkat 39,7 persen dibanding periode yang sama di tahun 2021. Kontribusi PMA ini adalah tertinggi dibandingkan beberapa triwulan sebelumnya. Sedangkan realisasi investasi dari PMA semester I-2022 sebesar Rp310,4 triliun atau 53,1 persen.
Kontribusi investasi terbesar PMA semester I-2022 berasal dari negara Singapura (6,7 miliar dollar AS), Republik Rakyat Tiongkok (3,6 miliar dollar AS), Hongkong RRT (2,9 miliar dollar AS), Jepang (1,7 miliar dollar AS), dan Amerika Serikat/AS (1,4 miliar dollar AS).
“Jadi yang menarik ini AS karena dia konsisten masuk lima besar terus. Ini juga terkait industri mereka di peleburan seperti Freeport, juga Air Products yang sudah mulai jalan di Kalimantan dan Riau,” kata Bahlil.
Sementara itu, kontribusi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) di triwulan II-2022 realisasinya mencapai Rp 274,2 triliun atau mencapai 28 persen dari realisasi periode sama tahun sebelumnya. Sementara, realisasi PMDN semester I-2022 sebesar Rp 274,2 triliun atau 46,9 persen.
Bahlil menilai, situasi perekonomian global saat ini masih diselimuti ketidakpastian akibat konflik geopolitik Rusia-Ukraina dan pengetatan suku bunga oleh bank sentral AS menjadi tantangan berat bagi iklim investasi di Indonesia. Kendati demikian, ia tetap optimistis target realisasi investasi yang diarahkan Presiden Joko Widodo sebesar Rp 1.200 triliun dapat dicapai berkat sinergi bersama, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para investor.
Secara simultan, Kemenves/BKPM juga berupaya mendorong investor untuk menggandeng Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).