Beritaneka.com, Jakarta—Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan Indonesia butuh 200 pesawat tempur. Mahfud mengungkapkan, sangat mendukung Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang menyatakan investasi pertahanan Indonesia khususnya untuk peralatan perang perlu ditambah.
Menurut dia, jumlah pesawat tempur Indonesia masih jauh dari yang seharusnya. Menhan Prabowo mengatakan Indonesia setidaknya membutuhkan 200 pesawat tempur, tapi saat ini hanya memiliki 17 pesawat tempur.
“Kita baru punya 17 pesawat tempur jenis tertentu. Ini pun, dua sudah dikanibal,” kata Mahfud MD, dalam diskusi bersama Rocky Gerung, di RGTV Channel ID, dikutip hari ini.
Baca Juga:
Kasus Ginjal Akut pada Anak, Kemenkes Larang Sementara Obat Sirup
Menurut dia, investasi pertahanan Indonesia sangat mencemaskan. Hal itu, sesuai dengan kajian Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sehingga mengajukan proposal kepada Presiden Joko Widodo untuk menambah investasi pertahanan.
“Kalau kita hanya berpikir soal kemampuan atau kekuatan persenjataan, kita memang sangat sangat mencemaskan. Bukan mencemaskan, tapi sangat mencemaskan,” ujar Mahfud.
Dia mengungkapkan, kondisi yang sama juga terjadi pada senjata dan kapal perang. “Untuk kapal perang dengan senjata yang jarak tembaknya 200.000 km, kita punya berapa? Sementara kebutuhan dengan luasan seperti ini kita sudah menghitung semua,” kata Mahfud MD.
Kemenhan telah mengajukan proposal kepada Presiden Joko Widodo untuk proyeksi kebutuhan senjata di Indonesia. Proposal itu berdasarkan penghitungan ulang yang dilakukan Kemenhan.
“Kemenhan itu sudah mengajukan proposal kepada presiden dan sekarang sedang dihitung ulang agar cermat menghitungnya, sehingga kita nanti akan menyediakan senjata seperti cara orang Jepang menyikapi negara-negara lain,” kata Mahfud MD.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Sampaikan Peluang Investasi di IKN kepada Para Investor
Mahfud mengatakan ada orang-orang yang terlalu optimistis dengan keadaan Indonesia saat ini dan menganggap remeh kemungkinan adanya perang. “Ada juga yang optimis, buat apa sih senjata-senjata gitu. Perang kayak gitu enggak akan ada. Sekarang itu kan perang IT saja sebenarnya. Proxy yang banyak dikhawatirkan proxy sebenarnya bukan perang seperti itu,” kata Mahfud MD.
Namun, pemerintah menilai penting kekuatan persenjataan di Indonesia, juga peningkatan keahlian. Proposal yang diberikan kepada presiden pun sudah memuat proyeksi persenjataan sampai 25 tahun mendatang.
“Pak Prabowo sudah menghitung sampai 25 tahun ke depan. Sudah dihitung semua, pertambahan setiap tahunnya berapa kemudian biayanya dari mana, dapat dari mana, sudah dihitung bersama Kementerian Keuangan,” kata Mahfud MD.