Beritaneka.com—Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar peringatan (Haul) wafatnya Presiden ke 4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) secara virtual pada hari ini, Ahad (22/8/2021).
Acara yang bertepatan dengan 14 Muharram 1443H ini berlangsung mulai pukul 19.00-23.00 WIB.Sejumlah tokoh agama dan nasional, budayawan dijadwalkan hadir dalam peringatan ini di antaranya, Mahfud MD, Nadirsyah Hosen, Sujiwo Tejo dan Rukka Sombolinggi.
Baca Juga: Terkait Hibah Bodong Rp2 Triliun, IPW Minta Mahfud MD Tegur Kapolri
Haul Gus Dur ini akan diisi dengan santunan anak yatim, khataman Alquran, pembacaan tahlil dan Yasin, pidato Ketua Umum DPP PKB A. Muhaimin Iskandar serta pagelaran wayang santri oleh Pandito Wasis Ing Laku (Lakon) dan Ki Haryo Enthus Susmono (Dalang). Masyarakat juga dapat mengikuti kegiatan tersebut melalui channel YouTube resmi NU dan DPP PKB.
Beritaneka.com—Para ulama dari Jawa Barat berkumpul di Jalan Kemang Selatan, Jakarta Selatan, Selasa malam (1/6-2021), meminta Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Ami) maju sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.
Menurut M. Jamiluddin Ritonga, pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, permintaan para ulama itu wajar saja mengingat Gus Ami merupakan pimpinan partai politik yang memiliki jumlah suara yang signifikan. Gus Ami merupakan Ketua Umum PKB. Partai ini pada pemilihan umum 2019 mendulang suara 9,69 persen, sehingga dinilai layak mengusung Ketumnya untuk mewakili partai menengah.
“Posisinya sebagai Wakil Ketua MPR RI juga menjadikannya layak diusung menjadi capres. Apalagi di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Gus Ami pernah menjadi Menteri Tenaga Kerja,” ujar Jamiluddin.
Baca juga: Jamiluddin Ritonga: Empat Tokoh Militer Layak Nyapres
Jejak rekam dan pengalaman Gus Ami menjadi menteri, wakil ketua MPR, dan Ketua Umum PKB, jelas Jamiluddin, setidaknya telah mematangkan Wakil Ketua DPR itu untuk memimpin Indonesia.
“Hanya saja, Gus Ami, hingga saat ini elektabilitasnya sangat rendah. PKB yang dikomandoinya juga belakangan ini elektabilitasnya dikisaran lima persen,” ungkap penulis buku, Perang Bush Memburu Osama itu.
Dengan elektabilitas yang rendah, tentu sulit bagi partai lain untuk berkoalisi dengan PKB mengusung Gus Ami sebagai Capres. Resiko kalah akan sangat besar bila partai lain memaksakan diri mengusung Gus Ami.
Selain elektabilitas rendah, Gus Ami dan PKB juga tidak mencerminkan besarnya suara NU. Padahal basis terbesar pendukungnya NU.
Jadi, Gus Ami pada dasarnya tidak dikehendaki oleh seluruh warga NU. Bahkan pendukung Gusdur yang juga warga NU diperkirakan tidak akan mendukung Gus Ami untuk nyapres. Padahal pendukung Gusdur jumlahnya cukup besar.
Baca juga: Jamiluddin Ritonga: Reshuffle Kabinet, Semua Wakil Menteri Ditiadakan
Belum lagi suara NU yang ke PPP dan partai nasionalis lainnya juga cukup banyak. Hal ini tentu menyulitkan Cak Ami untuk menang pada kontestasi pilpres 2024.
Selain itu, Muhammadiyah, Persis, dan ormas Islam lainnya di luar NU, tampaknya akan sulit mendukung pencapresan Gus Ami. Bagi mereka, Gus Ami bukanlah tokoh Islam yang layak diusung.
Ormas Islam di luar NU tampaknya lebih condong mengusung Anies. Bagi mereka, Anies yang punya elektabilitas tinggi dan lebih diterima kalangan Islam, lebih berpeluang menang pada Pilpres 2024 daripada Cak Ami. (ZS)