Beritaneka.com—PT Paragon Technology and Innovation saat ini merupakan salah satu perusahaan manufaktur komestik terbesar di Indonesia.
Perusahaan yang menaungi merek produk kecantikan Wardah ini bermula dari sebuah bisnis rumahan, kini ia tumbuh menjadi perusahaan besar karena usahanya bukan hanya berbasis pasar tetapi juga riset.
“PT Paragon Technology and Innovation yang sangat besar ini, merupakan industri yang saya lihat memang berbasis riset (penelitian), bukan hanya berbasis pasar,” ungkap Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin, seperti dilansir dari laman resmi Setwapres, Jumat( 31/12).
Baca juga: Wapres: Produk Pasar Modal Syariah Tumbuh di Tengah Pandemi
Lebih lanjut, Wapres bercerita bahwa dirinya mengetahui perkembangan Paragon yang semula masuk kategori UMKM hingga saat ini menjadi korporasi besar.
“Saya tahu ketika pada awal-awal, perusahaan ini bergerak sekitar 1999 masih di rumah, tapi setelah 22 tahun sudah menjadi perusahaan yang besar,” tuturnya.
Untuk itu, Wapres berharap model bisnis Paragon yang dikenal dengan produk Wardah-nya ini bisa menjadi contoh bagi UMKM-UMKM di tanah air. Khususnya dilihat bagaimana Paragon terus berinovasi dalam usahanya.
“UMKM itu bisa menjadi besar asal dia betul-betul terus melakukan inovasi dan dengan tekun melakukan upaya-upaya, tidak hanya berorientasi pada pasar tapi juga pada riset,” tegasnya lagi.
Baca juga: Wapres Ma’ruf Amin: SDM Unggul Kunci Menangkan Persaingan Global
Hingga kini, sambung Wapres, Paragon terus melakukan riset untuk menghasilkan produk-produk kecantikan yang berkualitas dan memperluas jangkauan pasarnya hingga ke luar negeri.
“Produknya berkembang dari semula Wardah, ada make over, emina, kahf dan sekarang sedang dipelajari untuk pasar di negara-negara yang bercuaca ekstrem panas atau pun ekstrem dingin, sehingga produknya nanti tidak bermasalah dan bisa diterima,” papar Wapres.
“Bahkan juga dalam negara-negara yang maju dengan kualitas yang mereka harapkan, juga bisa dilakukan (pengembangan) produk yang terus dilakukan melalui riset,” imbuhnya.
Namun, kata Wapres, dalam perkembangannya saat ini masih terdapat tantangan yang dihadapi tidak hanya oleh Paragon tetapi juga pemerintah, yakni bahan baku produksi yang masih mengandalkan produk impor.
“Tapi ada yang saya sayangkan yaitu bahwa ternyata produk bahan bakunya, hulunya, ini masih impor. Oleh karena itu ini jadi tantangan pemerintah untuk bagaimana mendorong lahirnya industri hulu untuk kosmetik ini,” ujarnya.
Baca juga: Angka Kemiskinan Ekstrim Masih Besar, Wapres: Perlu Sinergi Semua Pihak
Untuk itu, Wapres berharap ke depan dapat didorong munculnya industri hulu kosmetik dengan memanfaatkan bahan-bahan baku dari dalam negeri.
“Saya kira bahan-bahan bakunya banyak (di dalam negeri), tetapi bagaimana kita mendorong supaya industri hulunya itu bisa kita siapkan di sini, jadi ini tantangannya ke depan,” pungkasnya.
Beritaneka.com—Komisi VII DPR mendukung pengembangan vaksin Covid-19 di Indonesia sebagai hasil inovasi anak bangsa menuju kemajuan dan kemandirian bangsa. Bentuk dukungan yang diberikan DPR, mendorong penuh riset Vaksin Imun Nusantara yang dikembangkan oleh Dokter Terawan Agus Putranto dalam pengembangan riset Vaksin Covid-19 pada Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19. Selain itu, mendesak Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 untuk segera menyelesaikan pengembangan Vaksin Merah Putih.
Dengan catatan, tetap memperhatikan standar uji klinis keamanan agar produksi vaksin dapat segera digunakan untuk masyarakat luas. Demikian mengemuka dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI yang dipimpin Eddy dengan Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Ismunandar, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof. Amin Soebandrio dan Inisiator Riset Vaksin Imun Nusantara Dokter Terawan Agus Putranto di Ruang Rapat Komisi VII DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (16/6/2021).
“Komisi VII DPR RI mendesak Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 untuk segera menyelesaikan pengembangan Vaksin Merah Putih dan mendukung penuh pengembangan Vaksin Imun Nusantara oleh Dokter Terawan Agus Putranto. Komisi VII mendesak dilanjutkannya Uji Klinis Fase III Vaksin Imun Nusantara tersebut yang sesuai dengan kaidah uji klinis sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” ujar Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Suparno.
Baca juga: DPR Dukung BAZNAS Akselerasi Perpres Zakat ASN
Sebagai tindak lanjut, sambung Eddy, Komisi VII DPR RI akan mendorong untuk diagendakan Rapat Dengar Pendapat Gabungan antara Komisi I, Komisi VI, Komisi VII, Komisi IX dan Komisi XI DPR RI dengan menghadirkan mitra-mitra terkait yang relevan.
“Tujuannya, dalam rangka penyelesaian dan percepatan produksi vaksin Covid-19 buatan anak bangsa, baik Vaksin Merah Putih maupun Vaksin Imun Nusantara,” pungkas legislator dapil Jawa Barat III itu.
Sebelumnya dalam rapat, Dokter Terawan Agus Putranto memaparkan cara pembuatan Vaksin Imun Nusantara. Bukan hanya memaparkan, Terawan juga menunjukkan prosedur pembuatan vaksin secara langsung di depan beberapa Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI di mejanya.
Baca juga: Komisi III DPR Minta Polri Usut Tuntas 97 Ribu ASN Fiktif
Terlihat, Pimpinan Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno dan Alex Noerdin bersama Anggota Komisi VII Dyah Roro Esti dan Sartono Hutomo ikut melihat lebih dekat ke meja Dokter Terawan.
Terawan mengklaim, Vaksin Imun Nusantara bak kunci untuk mengakhiri pandemi Covid-19. Ia mengaku hal ini berdasarkan hipotesis di dunia yang mengatakan vaksin berbasis dendritik erat kaitannya dengan the beginning of the end.
“Memang di literatur-literatur paling lama dari kejadian SARS dulu di China, Beijing dan sebagainya, sel T-nya itu masih ada sampai 6 tahun. Itulah riset-riset di dunia yang mengemukakan munculnya hipotesis dimana dendritic cell vaccine ini dianggap sebagai the beginning of the end, yang memulai untuk mengakhiri cancer maupun Covid-19,” paparnya.