Beritaneka.com, Jakarta—Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah memprioritaskan vaksin Covid-19 produksi dalam negeri dalam program vaksinasi nasional. Saat ini, terdapat dua jenis vaksin produksi dalam negeri yaitu Vaksin IndoVac serta Vaksin AWCorna.
“Sekarang konsentrasinya beli vaksin dalam negeri yang salah satunya punyanya Biofarma dan kemungkinan nanti dari Universitas Airlangga. Kita ada backup sedikit vaksin impor di bulan Oktober,” kata Menkes, dikutip dari laman resmi Kemenkes, Selasa (18/10/2022).
Selain itu, untuk menjamin ketersediaan vaksin di semua wilayah pemerintah akan merelokasi stok vaksin dari wilayah dengan stok vaksin lebih banyak ke wilayah yang kekurangan vaksin.
Baca Juga:
- Ini Kriteria Cawapres untuk Dampingi Anies di Pilpres 2024
- FAO Sebut 1 Juta Orang Terancam Kelaparan, IFS: Semua Negara Harus Peduli
- BMKG: Potensi Cuaca Ekstrem Masih Berlanjut, Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan
“Sekarang kita merelokasi vaksin Covid-19 dari provinsi yang paling banyak stok vaksinnya itu dipindahkan dahulu stoknya ke provinsi yang laju penyuntikannya cepat. Dalam 1-2 minggu ke depan keterbatasan stok vaksin ini akan berangsur tersedia kembali,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.
Stok vaksin Covid-19 saat ini berjumlah sekitar 1,2 juta dosis, dengan rincian 200 ribu dosis vaksin teralokasi di pusat dan 1 juta dosis teralokasi di daerah.
Vaksin IndoVac adalah vaksin yang dikembangkan oleh PT Biofarma bekerja sama dengan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat. Vaksin ini telah memiliki izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksin ini sudah siap digunakan untuk vaksin primer bagi masyarakat yang belum mendapatkan vaksin Covid-19.
Sementara itu, Vaksin AWcorna merupakan vaksin yang diproduksi oleh PT Etana Biotechnologies Indonesia. Vaksin ini juga telah mendapatkan EUA dari BPOM dan dapat menjadi alternatif vaksin yang dapat digunakan dalam program vaksinasi Covid-19 untuk dewasa usia 18 tahun ke atas.
Beritaneka.com—Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memastikan vaksin Merah Putih buatan anak bangsa masuk dalam program vaksinasi pemerintah.
Pengembangan vaksin Merah Putih merupakan kolaborasi lembaga riset di antaranya lembaga pemerintah non kementerian, dan perguruan tinggi, seperti LBM Eijkman, LIPI, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, dan Universitas Gajah Mada.
Baca Juga: Indonesia Dukung Penghapusan Paten Vaksin Covid-19
Salah satu di antaranya merupakan buatan Universitas Airlangga, Surabaya, pada tahapan uji klinis nanti juga akan melibatkan para relawan.
“Vaksin Merah Putih saat ini memasuki uji pra klinis pada hewan besar. Setelah uji pra klinis pada hewan berhasil maka akan dilanjutkan uji klinis pada relawan. Vaksin Merah Putih akan tetap masuk program pemerintah,” kata Wiku dalam keterangan tertulis yang kami kutip hari ini.
Baca Juga: Sektor Padat Karya Dapat Prioritas Vaksin Gotong-Royong
Selain itu, Wiku mengatakan masing-masing vaksin dikembangkan dari platform berbeda, seperti protein rekombinen, viral vector termasuk inactivated virus dan genetik menggunakan DNA atau MRNA.
“Dalam pengembangan vaksin, tidak hanya menggunakan pendekatan medis, namun melibatkan unsur lain yang kompleks,” kata Wiku.
Baca Juga: Jamiluddin Ritonga: Jauhkan Vaksin dari Kepentingan Politik
Wiku mengatakan, vaksin Merah Putih sesuai prosedur dan cara kerja sesuai standar atau mengacu pada good manufacturing practice sebagaimana tertuang dalam Peraturan Kepala Badan POM RI Tahun 20212 tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik.
Beritaneka.com—Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menghentikan sementara penggunaan dan distribusi vaksin AstraZeneca Batch (kumpulan produksi) CTMAV547.
Penghentian sementara vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 tersebut merupakan imbas dari kasus kematian salah satu warga DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
Kementerian Kesehatan dan BPOM akan melakukan pengujian toksisitas dan sterilitas. BPOM juga melakukan hal tersebut sebagai upaya kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini.
Baca Juga: Partai Ummat: Lawan Kebiadaban Israel terhadap Bangsa Palestina!
“Tidak semua batch vaksin AstraZeneca dihentikan distribusi dan penggunaannya. Hanya Batch CTMAV547 yang dihentikan sementara sambil menunggu hasil investigasi dan pengujian dari BPOM yang kemungkinan memerlukan waktu satu hingga dua minggu,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi dalam keterangan resmi pada Minggu (16/5/2021).
Sebagai informasi, Batch CTMAV547 saat ini berjumlah 448.480 dosis dan merupakan bagian dari 3.852.000 dosis AstraZeneca yang diterima Indonesia pada 26 April 2021 melalui skema Covax Facility/WHO.
Siti Nadia Tarmidzi mengatakan batch tersebut sudah didistribusikan untuk TNI dan sebagian ke DKI Jakarta dan Sulawesi Utara. Adapun, terkait dengan laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius yang diduga berkaitan dengan AstraZeneca Batch CTMAV547, Komnas KIPI telah merekomendasikan BPOM untuk melakukan uji sterilitas dan toksisitas terhadap kelompok tersebut dikarenakan tidak cukup data untuk menegakkan diagnosis penyebab dan klasifikasi dari KIPI yang dimaksud.
Baca Juga: PBB Harus Lindungi Rakyat Palestina dari Terorisme Israel
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta Kementerian Kesehatan untuk mengevaluasi pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca bagi penduduk usia muda. Permintaan itu disampaikan Anies kepada Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyusul adanya dugaan kasus kematian seorang pemuda berusia 22 tahun setelah disuntik vaksin AstraZeneca.
Beritaneka.com—Indonesia mendukung penghapusan paten vaksin Covid-19 untuk mendorong kapasitas produksi dunia terhadap vaksin. “Ini adalah salah satu bentuk upaya kolaborasi dunia untuk meratakan jalan bagi akses vaksin yang setara bagi semua negara,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kami kutip dari media sosial Twitter, hari ini.
Untuk terus menindaklanjuti upaya pemenuhan vaksin bagi semua negara, Menlu RI akan kembali memimpin pertemuan COVAX AMC Engagement Group pada 17 Mei mendatang.
Baca Juga: Puspoll: Sebanyak 20,3 Persen Masyarakat Nekat Mudik
Kelompok tersebut merupakan forum negara-negara berkembang dan kurang berkembang (AMC) dengan negara donor untuk pengadaan dan distribusi vaksin bagi negara AMC. Dalam hal ini, fasilitas COVAX yang diinisiasi oleh Aliansi Vaksin GAVI dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki target pengadaan vaksin bagi 20 persen populasi setiap negara AMC, dan mendukung negara AMC untuk menjalankan rencana vaksinasi nasional mereka.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendukung proposal untuk mengesampingkan peraturan properti intelektual Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang akan membuka jalan bagi negara-negara miskin untuk memproduksi vaksin sendiri.
Sejauh ini, vaksin Covid-19 telah didistribusikan sebagian besar ke negara-negara maju yang mengembangkannya, sementara pandemi masih melanda negara-negara yang lebih miskin, seperti India.
Baca Juga: Pemudik Ngumpet dalam Truk Terpal Ketahuan Juga
Sementara itu, para pengembang vaksin seperti Moderna, Pfizer, dan BioNTech telah berargumen bahwa selama ini paten tidak menjadi faktor yang membatasi pasokan. Teknologi baru dan keterbatasan global terkait pasokan kerap disebut sebagai tantangan, dan baik Moderna maupun Pfizer telah secara stabil meningkatkan perkiraan pasokan.