Beritaneka.com—Warga dunia menyerukan agar perang Rusia-Ukraina dihentikan. Agresi militer Rusia ke Ukraina yang telah berlangsung selama empat hari ini, sejak Kamis (24/2/2022) hingga Minggu (27/2/2022) telah menewaskan 352 warga sipil, termasuk 14 anak-anak.
Sejumlah pertempuran kota terus meletus, menimbulkan korban jiwa yang bertambah dari kalangan sipil.
Kami kutip dari Reuters, citra satelit yang diambil pada hari Minggu menunjukkan pengerahan besar pasukan darat Rusia, termasuk kekuatan tank, bergerak ke arah ibu kota Ukraina, Kiev, dari jarak sekitar 64 kilometer.
Tekanan dunia agar Rusia menghentikan agresi sudah dilakukan. Negara-negara Eropa dan Kanada menutup wilayah udara mereka untuk pesawat Rusia. Negara Jepang bergabung dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya memblokir akses bank-bank Rusia tertentu ke sistem pembayaran internasional SWIFT untuk melumpuhkan perekonomian Rusia.
Baca Juga:
- Pemilu 2024 Sebaiknya Dimajukan ke 2022, Ini Alasannya
- Penundaan Pemilu 2024 Bisa Chaos dan Munculkan Diktaktor
- Muhammadiyah Tolak Wacana Tunda Pemilu 2024
- KPK: Korupsi di Indonesia Dilakukan secara Berjejaring
- Makin Ramai, 5 Maskapai Internasional Dapat Izin Terbang ke Bali
- Libur Panjang, Okupansi Hotel Kawasan Wisata Naik 70%
Pada hari keempat pertempuran, Rusia telah menyerang sejumlah fasilitas minyak dan gas Ukraina, memicu ledakan besar.
Sedikitnya 1.684 warga Ukraina, termasuk 116 anak-anak, terluka dalam perang ini. Dilaporkan Kementerian Kesehatan Ukraina sebanyak 352 warga sipil tewas, termasuk 14 anak-anak.
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi menuntut Rusia menghentikan serangan dan menarik seluruh pasukan dari Ukraina, sejak Jumat (25/2/2022). Namun, resolusi ini diveto Rusia, salah satu dari lima pemegang hak veto, presiden Dewan Keamanan PBB, sekaligus agresor Ukraina.
Sebanyak 11 negara anggota Dewan Keamanan PBB setuju akan resolusi tersebut. Satu-satunya yang menolak adalah Rusia. Sedangkan China, India, dan Uni Emirat Arab memilih abstain.
“Tidak mengejutkan, Rusia memakai kekuatan veto hari ini untuk melindungi perang tanpa alasan, tanpa justifikasi, dan yang sudah direncakan di Ukraina,” kata utusan AS, Linda Thomas-Greenfield.
“Namun biarkan saya memperjelas sesuatu: Rusia, Anda bisa memveto resolusi ini, tetapi Anda tidak bisa memveto suara kami,” katanya.