Beritaneka.com—Berkunjung ke Samarinda yang menjadi salah satu kota penyangga Ibu Kota Negara (IKN), Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa membahas pengembangan Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto seperti pembangunan taxiway dan rekonstruksi runwayyang didanai menggunakan Surat Berharga Syariah Negara.
“Pengembangan Bandara APT Pranoto Samarinda adalahbagian dari pembangunan konektivitas terpadu untuk mendukung IKN. Pengembangan ini merupakan integrasi tiga kota yaitu Balikpapan, Samarinda, dan IKN kelak. Pengembangan bandara ini akan disesuaikan dengan indikasi kapasitas ultimate hingga 20 juta penumpang tiap tahunnya,” urai Menteri Suharso didampingi Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor di Bandara APT Pranoto Samarinda yang mampu menampung 1,5 juta penumpang tiap tahunnya dengan panjang runway 2.250 meter, Kamis (22/4).
Baca juga: Safari Sumbar, Menteri Suharso Dukung Tenun Pandai Sikek Jadi Kawasan Wisata Tenun
Dari Samarinda, Menteri Suharso melaju ke Penajam Paser Utara untuk mengunjungi Bandara Sepaku Semoiyang membendung Sungai Tengin dan akan berperan sebagai penyuplai air baku untuk IKN(kapasitas 0,5 m3/detik) dan Balikpapan (kapasitas 2 m3/detik). Selain bendungan, infrastruktur pendukung lain yang menjadi fokus tinjauan Kementerian PPN/Bappenas adalah Pelabuhan KariangauBalikpapanyang menjadi simpul penting dari sisi logistik penunjang IKN. Saat ini, terdapat lima terminal dengan total kapasitas 2,1 juta ton dan 630 ribu TEUs(twentyfootequivalent unit) peti kemas tiap tahunnya.
“Kapasitas kargo di terminal ini bisa mencapai 300 ribu TEUs tiap tahunnya. Bahkan realisasi arus peti kemasnya meningkat sejak tahun 2015,” ujar Menteri Suharso.
Baca juga: Menteri Suharso Tinjau Proyek Prioritas Nasional Danau Maninjau
Pengembangan Kaltim Kariangau Terminal akan selaras dengan pembangunan IKN dan Integrasi Tiga Kota yaitu Samarinda-Balikpapan-IKN, menjadi kawasan industri terpadu. IKN tidak bisa berdiri sendiri, Bappenas mengibaratkan ibu kota ini, otaknya ada di IKN, hatinya di Samarinda, dan ototnya di Balikpapan.
Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis IKN juga merekomendasikan Kaltim Kariangau Terminal (KKT) menjadi pelabuhan logistik utama bahan baku konstruksi pembangunan IKN. Pada 2015, arus peti kemas di KKT tercatat sebesar 171.275, kemudian meningkat menjadi 206.652 TEUs pada 2019.Ke depannya, KKT akan terus dikembangkan secara bertahap hingga dapat mendukung kapasitas ultimate Pelabuhan Balikpapan, mencapai 3,5 juta TEUs. Selain itu, KKT juga dikembangkan sesuai standar untuk menjadi Jaringan Pelabuhan Utama yang dapat menampung kapal dengan ukuran 2.500 TEUs. (ZS)