Beritaneka.com—People’s Bank of China (PBC) seperti kami kutip dari Global Times hari ini, Senin (27/9/2021), menyatakan mata uang virtual atau cryptocurrency tidak memiliki status yang sah. Ini membuat mata uang kripto seperti Bitcoin, tidak bisa beredar sebagai mata uang yang sah.
Pemerintah China juga melarang semua bisnis terkait mata uang kripto, termasuk proyek penambangan kripto.
PBC menambahkan semua bisnis terkait cryptocurrency adalah ilegal, termasuk transaksi antara mata uang kripto atau virtual dan menyediakan layanan perdagangan sebagai agen.
Baca Juga: Hari Ini BEM SI Demo di KPK, Ratusan Personel Polisi Siap Siaga
Pertukaran perdagangan kripto luar negeri yang memberikan layanan kepada penduduk domestik melalui internet pun juga dilarang.
“Semua kegiatan keuangan ilegal dilarang keras dan akan dihilangkan sesuai dengan hukum,” kata PBC.
Kebijakan itu pun membuat beberapa layanan pertukaran kripto (platform cryptocurrency) dengan basis pengguna yang besar di daratan utama China seperti Huobi, menangguhkan pendaftaran pengguna baru di wilayah itu.
Huobi pun dilaporkan berencana meninggalkan pasar China secara penuh akhir tahun ini. Sementara itu, Binance juga dilaporkan menghentikan pendaftaran baru untuk pengguna China daratan.
Huobi Global menyatakan bahwa penghentian layanan mereka sejalan dengan kebijakan pemerintah. Mereka akan menghapus pendaftaran pengguna dengan identitas warga China daratan pada akhir tahun 2021.
Selain PBC, 10 departemen pemerintah, termasuk Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi, serta Kementerian Keamanan Publik, juga sepakat bahwa penambangan mata uang kripto adalah sektor yang harus dibasmi.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa 90 persen dari penambangan Bitcoin di China diperkirakan akan ditutup di tengah langkah keras yang intensif terhadap kegiatan ini.
Baca Juga: Wacana PPN Sembako, Bhima Yudistira: Argumentasi Pemerintah Lemah
Namun, beberapa proyek penambangan berskala kecil dilaporkan muncul lagi pada bulan September. Aturan terbaru pun digulirkan demi menutup celah tersebut.
Dikabarkan bahwa sekitar tiga perempat pasokan Bitcoin dunia diproduksi di China. Namun proses itu mengonsumsi listrik dalam jumlah besar, dan energi yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga batu bara merupakan penyumbang besar polusi dunia.
Shentu Qingchun, CEO BankLedger, perusahaan blockchain di Shenzhen, mengatakan bahwa kelihatannya tak akan ada peningkatan investor China besar-besaran di masa depan.
Hal itu karena investor kripto China melakukan penarikan, karena pintu mengakses pasar spekulatif sepenuhnya telah ditutup.
Sumber Global Times menyebutkan, investor China saat ini menyumbang sekitar 10 persen dari pembeli Bitcoin global.