Beritaneka.com—Muhammadiyah telah mendirikan Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM). Langkah nyata Muhammadiyah ini merupakan bagian dari semangat menghidupkan kembali peradaban Islam. Bagi Muhammadiyah, perjalanan memaknai Islam sebagai agama peradaban dilakukan secara tahap demi tahap.
“Kita selalu berpijak di bumi realitas, tidak mengawang-awang. Setelah dari Malaysia, tentu kita berharap ke depan berkembang di negara-negara lain. Kita Muhammadiyah tidak pernah besar pasak daripada tiang. Selalu berbuat dari dunia yang paling mungkin yang kemudian pada akhirnya kita bisa tumbuh dan berkembang,” pesan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar, seperti dilansir dari lamat PP Muhammadiyah, Selasa(24/08).
Baca juga: Sekum Muhammadiyah: Perilaku Menegasikan Keberadaan Suatu Kelompok Tidak Dibenarkan
UMAM menurut Haedar berdiri setelah Muhammadiyah telah membangun pendidikan dan sistem yang mapan di dalam negeri selama satu abad.
Berdirinya UMAM sebagai universitas pertama bangsa Indonesia di luar negeri ini menurutnya juga melalui perjalanan berat untuk mengurus izin pendirian selama empat tahun. Setelah Kemendikbud RI mengeluarkan rekomendasi dan Menteri Pendidikan Malaysia Maszlee Malik menyetujui, UMAM pun berdiri.
“Tidak kalah pentingnya juga secara khusus juga dukungan dari Raja Perlis yang memberikan support yang penuh, sokongan yang penuh yang kemudian Universitas itu berbasis home base-nya berbasis di Perlis atas dukungan Raja, Mufti dan seluruh kekuatan rakyat Perlis sebagai wujud dari hubungan yang baik antara rakyat dan Kerajaan Perlis dengan Muhammadiyah,” terang Haedar.
“Akhirnya dalam perjalanan yang sangat panjang itu, pada tanggal 5 Agustus 2021 yang pengumumannya disampaikan resmi dalam pertemuan kami PP Muhammadiyah dengan Raja Perlis dan Kementerian Jabatan Pendidikan Tinggi Malaysia, akhirnya diumumkan dan disampaikan izin university Muhammadiyah Malaysia,” tambahnya.
Pendirian UMAM diharapkan Haedar menjadi pijakan awal Muhammadiyah terlibat dalam usaha menghidupkan kembali peradaban Islam. Kesinambungan, konsistensi dan keikhlasan diharapkannya menjadi semangat bagi kader dan anggota Persyarikatan untuk menerjemahkan Islam sebagai Agama Peradaban.
“Inilah tonggak baru di mana Muhammadiyah memelopori, mengawali, merintis berdirinya Perguruan Tinggi Indonesia di luar negeri. Kita memang membangun perguruan tinggi ini di kawasan terdekat, di bangsa serumpun, semuanya ini bukti etos Muhammadiyah; dimulai dari kecil tumbuh menjadi besar,” jelasnya.
“Insyaallah ini merupakan langkah awal dari internasionalisasi Muhammadiyah dalam bentuk Center of Excellence. Pusat kemajuan bagi Muhammadiyah, bagi umat, dan bagi bangsa serumpun bagi kepentingan kemanusiaan semesta,” syukur Haedar.