Beritaneka.com, Cianjur —Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan langsung bantuan stimulan untuk perbaikan rumah warga terdampak gempa bumi Cianjur di Lapangan Tembak Tapal Kuda Yonif Raider 300, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Kamis (8/12/2022). Presiden berharap warga bisa segera memulai pembangunan rumahnya dengan pembersihan puing-puing bangunan.
“Titipan saya agar pembangunannya segera dimulai, rumah-rumah yang runtuh segera dibersihkan dari puing-puing. Batu batanya yang bisa dipakai dibersihkan dipakai lagi. Kayunya yang bisa dipakai juga agar bisa dipakai lagi,” ungkap Presiden.
Pada penyerahan bantuan tahap pertama tersebut, diserahkan sekitar 8.100 bantuan bagi warga yang rumahnya rusak akibat gempa. Presiden mengatakan bahwa pemerintah akan menambah nilai bantuan bagi warga berdasarkan tingkat kerusakan rumahnya masing-masing menjadi Rp60 juta, Rp30 juta, dan Rp15 juta.
Baca Juga:
- Peran Pemerintah dalam Membangun Koperasi
- Pemerintah Prioritaskan Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan Tahun 2023
- Presiden Serahkan 1,55 Juta Sertifikat Tanah untuk Rakyat
- Hadapi Krisis Global 2023, Presiden: Optimistis Namun Tetap Waspada
- Fokus APBN Beralih dari Pandemi ke Krisis Global
- Realisasi APBN Capai Rp876 Triliun hingga November 2022
“Tadi malam hitung-hitung lagi, tadi pagi saya sudah juga menyampaikan ke Menteri Keuangan, ada uang atau tidak? Ternyata ada sedikit sehingga saya putuskan yang Rp50 juta akan menjadi Rp60 juta, yang Rp25 juta akan menjadi Rp30 juta, yang Rp10 juta akan menjadi Rp15 juta,” ujarnya.
Presiden menjelaskan bahwa uang bantuan tersebut nantinya bisa diambil oleh warga secara bertahap, tidak secara sekaligus. Mekanisme tersebut dilakukan agar uang bantuan betul-betul bisa dimanfaatkan masyarakat 100 persen untuk pembangunan rumahnya dan bukan digunakan untuk kepentingan lainnya.
“Pengalaman kita di provinsi yang lain, diberikan semua, diambil semua, tidak jadi barang, tidak jadi rumah. Ada yang justru jadi sepeda motor. Oleh sebab itu jangan kejadian itu di Cugenang, di Cianjur. Uang yang sudah diberikan agar 100 persen dipakai untuk perbaikan rumah yang kita miliki,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kepala Negara juga meminta agar masyarakat mengikuti konstruksi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam membangun rumahnya. Hal tersebut penting mengingat Indonesia berada pada kawasan cincin api atau ring of fire sehingga rawan bencana.
“Kita harus menyadari kita ini berada di garis cincin api, baik di Sumatra, di Jawa, Bali, NTB, NTT, semuanya ke sana itu. Oleh sebab itu, sekali lagi saya ingatkan agar rumah yang dibangun adalah rumah yang tahan gempa. Jadi kolommnya itu memang dibuat khusus. Silakan nanti ditanyakan ke Kementerian PU,” paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden pun meminta kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto agar prosedur pencairan bantuan stimulan ini disederhanakan untuk mempermudah warga.
“Saya sudah perintah ke Pak Kepala BNPB Pak Suharyanto agar prosedurnya itu disederhanakan, tidak memakai administrasi yang berbelit-belit. Tetapi sekali lagi yang tolong dipegang, Bapak, Ibu sudah pegang tabungan, ya itu memang uang Bapak, Ibu semuanya, enggak ada yang bisa memiliki selain Bapak, Ibu. Jelas ya? Nanti tahapannya akan kita buat sesederhana mungkin,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala BNPB Suharyanto dalam keterangan terpisah menjelaskan bahwa setelah fase tanggap darurat hampir selesai, pihaknya secara paralel melakukan pendataan dan verifikasi rumah warga yang rusak. Menurutnya, ada 53.981 unit rumah warga yang rusak akibat gempa bumi Cianjur.
“Data sementara sekarang untuk seluruhnya rumah itu yang terdampak, data sementara adalah 53.981 rumah, rusak beratnya 13.133 unit, rusak sedangnya 15.348 unit, dan rusak ringannya 25.500 unit,” ujar Suharyanto.
Beritaneka.com, Cianjur —Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, pada hari ini Kamis (8/12/2022). Dengan menggunakan rangkaian kendaraan darat, Presiden berangkat dari Istana Kepresidenan Bogor sekitar pukul 07.30 WIB.
Dalam kunjungan kali ini, Kepala Negara terlebih dahulu meninjau posko bencana gempa bumi Badan Intelijen Negara (BIN) di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang.
Tiba pukul 8.50 WIB, Presiden disambut anak-anak dengan nyanyian berjudul manuk dadali. Puluhan anak-anak pengungsi tersebut telah mengikuti kegiatan trauma healing di Posko BIN. Di sini Presiden membagikan makanan dan juga bantuan kepada para pengungsi.
Baca Juga:
- Pemerintah Prioritaskan Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan Tahun 2023
- Presiden Serahkan 1,55 Juta Sertifikat Tanah untuk Rakyat
- Hadapi Krisis Global 2023, Presiden: Optimistis Namun Tetap Waspada
- Fokus APBN Beralih dari Pandemi ke Krisis Global
- Realisasi APBN Capai Rp876 Triliun hingga November 2022
- Kesetaraan dan Keadilan bagi Seluruh Rakyat Indonesia
“Makanannya habis enggak ini?” tanya Presiden. “Habis Pak,” jawab anak-anak serempak.
Pukul 9.20, Presiden melanjutkan perjalanan menuju Lapang Tembak Yonif Raider 300, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur.
Di lokasi tersebut, Presiden direncanakan untuk menyerahkan bantuan stimulan rumah kepada warga dan ahli waris korban bencana gempa bumi Cianjur beberapa waktu lalu.
Setelah itu, Presiden akan meninjau salah satu lembaga pendidikan yang rusak terdampak gempa bumi yakni SDN 1 Sukamaju di Desa Benjot, Kecamatan Cugenang. Presiden akan kembali ke Jakarta setelah peninjauan tersebut selesai.
Beritaneka.com, Jakarta —Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 327 orang meninggal dunia akibat gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat. Jumlah korban tersebut terhitung hingga Selasa (29/11/2022). Total jumlah korban tersebut terhitung setelah ditemukannya empat jenazah.
Dandim 0608/Kabupaten Cianjur Letkol Arm Hariyanto mengatakan, korban meninggal dunia akibat gempa Cianjur bertambah menjadi 327 jiwa. “Sampai dengan waktu sekarang korban jiwa meninggal dunia sejumlah 327 jiwa hasil pencarian sampai dengan Selasa 29 November ditemukan 4 jiwa,” katanya saat konferensi pers yang disiarkan YouTube BNPB, pada hari ini.
Hariyanto mengatakan, pihaknya menerima laporan orang hilang dari dua desa, yakni Desa Cijedil sebanyak enam orang hilang dan desa Mangunkerta 2 orang hilang. “Kemudian apabila dijumlahkan total korban hilang dalam pencarian sejumlah 8 orang. Sehingga total laporan yang hilang sejumlah 13 orang,” ujarnya.
Baca Juga:
Ini Dia 10 Provinsi dengan Kenaikan Upah Minimum Tertinggi Tahun Depan
Indonesia Food Share Bantu Korban Gempa Cianjur
Sebelumnya Kepala BNPB Suharyanto menyebutkan jumlah pengungsi mencapai 73.874 orang. Rinciannya, pengungsi laki-laki 33.713 orang, perempuan 40.161 orang, penyandang disabilitas 92 orang, ibu hamil 1.207 orang, dan lansia 4.240 orang.
Sedangkan, korban luka berat sebanyak 108 orang. Dia mengatakan, mereka saat ini tengah mendapat perawatan di rumah sakit. “Ini di luar dari penyakit setelah mengungsi. Ini sudah juga dievakuasi ke fasilitas kesehatan terdekat,” kata Suharyanto.
Suharyanto mengungkapkan, Satuan Tugas (Satgas) Gabungan sudah menemukan titik pengungsian di seluruh Kabupaten Cianjur. Secara keseluruhan, ada 325 titik pengungsi yang tersebar di semua wilayah Cianjur. Dari total titik pengungsian, 183 di antaranya titik pengungsi dengan jumlah di atas 25 orang. “Kemudian ada 142 titik pengungsian mandiri, artinya masyarakat yang mendirikan tempat-tempat pengungsian di sekitar rumahnya masing-masing dengan kekuatan (jumlah pengungsi) di bawah 25 orang,” katanya.
Beritaneka.com, Jakarta —Gempa Bumi di Cianjur menggerakkan beragam kalangan termasuk IFS (Indonesia Food Share) untuk berupaya membantu meringankan beban warga yang terdampak gempa.
IFS bergerak ke Cianjur pada hari Jumat 25 November 2022 dengan membawa bantuan paket makanan, beras, mie instan, biskuit, selimut, pampers bayi, dan obat-obatan. Bantuan diserahkan langsung di lokasi pengungsian warga di Kampung Cipetir Kidul, Desa Ciwalen, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur.
“Kami berharap bantuan IFS ini dapat bermanfaat. Bantuan ini berasal dari sejumlah donatur IFS yang amanahnya kami serahkan langsung kepada korban gempa di sini,” kata Ketua Dewan Pembina IFS Amirullah.
Direktur Eksekutif IFS Nuruddin Siraj mengajak seluruh lapisan masyarakat yang memiliki rezeki berlebih untuk menyalurkan bantuan demi meringankan kesulitan para korban gempa di Cianjur.
IFS yang berdiri sejak 17 Agustus 2020 di tengah pandemi dan resesi ekonomi terus berbagi dengan spirit Merdeka dari Kelaparan. “Mari kita saling peduli, saling jaga terutama dari bahaya kelaparan dimulai dari lingkungan terdekat kita sanak saudara, tetangga, anak-anak yatim piatu, lansia, dan korban bencana alam,” kata Nuruddin Siraj.
Sementara itu, jumlah korban jiwa akibat gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat terus bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, terdapat 310 korban jiwa hingga Jumat (25/11/2022) sore.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, pertambahan jumlah korban jiwa disebabkan adanya 17 jenazah yang ditemukan hingga hari Jumat di wilayah terdampak gempa. “Hasil operasi pencarian dan pertolongan yang dilakukan Tim SAR per hari ini mendapat jenazah sebanyak 17 orang sehingga jumlah meninggal menjadi 310 orang,” kata Suharyanto dalam konferensi pers secara online, pada Jumat (25/11/2022). Mayoritas korban jiwa adalah anak-anak. Dilaporkan pula sebanyak 151 orang hilang dan masih dalam pencarian. Terdapat sebanyak 58.362 orang mengungsi.
Beritaneka.com, Jakarta —Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan jumlah terkini korban meninggal dunia akibat gempa Cianjur, Jawa Barat, berjumlah 268 orang. Jumlah tersebut bertambah dibandingkan data sebelumnya. “Korban jiwa meninggal dunia sekarang ada 268,” kata Kepala BNPB Suharyanto dalam konferensi pers secara virtual.
Mayoritas korban jiwa adalah anak-anak. Dilaporkan pula sebanyak 151 orang dilaporkan hilang dan masih dalam pencarian.
Baca Juga:
- Ridwan Kamil: Korban Gempa Butuh Makanan, Kebutuhan Bayi dan Selimut
- Gempa Merusak di Sukabumi-Cianjur Terjadi Sejak 1844
- Presiden Jokowi Kunjungi Tenda Pengungsi Korban Gempa di Cianjur
- BNPB Turunkan Tim Reaksi Cepat dan Salurkan Bantuan Logistik ke Lokasi Gempa Cianjur
Selain itu, dari data yang diperoleh BNPB, terdapat sebanyak 1.083 orang yang mengalami luka-luka dan mengungsi sebanyak 58.362 orang. Kemudian rumah rusak berat mencapai 6.570 unit. rumah rusak sedang 2.071 unit, dan rusak ringan 12.641 unit.
“Sisanya semuanya masih terus kita laksanakan pendataan,” kata Suharyanto. Suharyanto menyampaikan, ada 12 kecamatan yang terdampak gempa Cianjur. Adapun 12 kecamatan tersebut, yaitu Kecamatan Cianjur, Karangtengah, Warungkondang, Cugenang, Cilaku, Cibeber, Sukaresmi, Bojong Picung, Cikalong Kulon, Sukaluyu, Pacet, dan Gekbrok. “Dari 12 kecamatan, masing-masing kecamatan sudah berdiri tempat pengungsian,” kata Suharyanto.
Beritaneka.com, Cianjur —Gempa Bumi di Cianjur menarik banyak keprihatinan warga masyarakat tak terkecuali berbagai relawan kesehatan. Sudah ada sekitar 50 organisasi bidang kesehatan yang terjun membantu penanganan korban gempa bumi di Cianjur.
Relawan-relawan kesehatan tersebut dikoordinasikan langsung Kementerian Kesehatan. Pada pelaksanaannya Kementerian Kesehatan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Jabar) membentuk klaster kesehatan atau health emergency operation center di posko kesehatan.
Selanjutnya dilakukan pengelompokkan di antaranya logistik, mobilisasi tenaga kesehatan, kesehatan lingkungan, KIA, dan gizi.
Baca Juga:
- Gempa Merusak di Sukabumi-Cianjur Terjadi Sejak 1844
- Presiden Jokowi Kunjungi Tenda Pengungsi Korban Gempa di Cianjur
- BNPB Turunkan Tim Reaksi Cepat dan Salurkan Bantuan Logistik ke Lokasi Gempa Cianjur
Terkait mobilisasi tenaga kesehatan, Plt Kepala Pusat Krisis Kesehatan (Crisis Center) Kemenkes Sumarjaya mengatakan setiap relawan tidak bisa langsung ke titik pengungsian korban terdampak. Melainkan harus koordinasi terlebih dahulu dengan Kemenkes di Posko Kesehatan.
“Setiap relawan harus check in di posko klaster kesehatan, baru kita akan menentukan mereka kemana tujuan mobilisasinya,” kata Sumarjaya, dikutip dari Kemenkes hari ini.
Dengan demikian semua daerah-daerah terdampak yang terisolir yang membutuhkan pelayanan kesehatan bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Selain itu, semua relawan kesehatan baik dokter, tenaga kesehatan lingkungan, gizi, dan sebagainya bisa terdata dan ditempat di wilayah yang benar-benar membutuhkan tenaga kesehatan.
“Untuk dokter spesialis akan dimobilisasi ke rumah sakit – rumah sakit seperti RSUD Sayang, Rumah Sakit Bhayangkara, Rumah Sakit Cimacan, dan RS Dr. Hafiz,” ucap Sumarjaya.
“Kita yang menentukan supaya kita tahu daerah-daerah yang disentuh segera oleh pelayanan kesehatan untuk meningkatkan peran kesehatan,” tambahnya.
Setiap relawan yang bertugas akan dibekali form pendataan terkait dengan kondisi pasien, penyakit potensial terjadi saat bencana, dan kondisi fasilitas kesehatan.
Pendataan tersebut diperlukan mengingat banyaknya wilayah yang terisolir akibat dari tanah longsor dan ini butuh pendataan serius. Form pendataan tersebut selanjutnya dilaporkan ke posko kesehatan pada saat check out.
“Dengan adanya tenaga relawan kita harapkan mereka mencari sekaligus mengisi form data kondisi pasien terdampak gempa di titik pengungsian. Sehingga semua pasien bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang merata,” kata Sumarjaya.
Beritaneka.com, Jakarta —Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mengungkapkan sejumlah gempa bumi yang terjadi di Sukabumi-Cianjur, Jawa Barat (Jabar), dilaporkan terjadi sejak tahun 1844 dan bersifat merusak.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, deretan kejadian gempa bumi di Sukabumi-Cianjur melalui media sosial akun Twitternya, @DaryonoBMKG, seperti kami kutip pada Selasa (22/11/2022).
Berikut data dari Daryono:
- Gempa merusak tahun 1844
- Gempa tahun 1879 menyebabkan banyak rumah rusak di Sukabumi
- Gempa pada 14 Juni 1900 menyebabkan banyak rumah rusak di Palabuhan Ratu dan Sukabumi
- Gempa merusak tahun 1910
- Gempa pada 21 Januari 1912 menyebabkan banyak rumah rusak
- Gempa magnitudo (M) 5,4 pada 2 November 1969 menyebabkan banyak rumah rusak
- Gempa pada 26 November 1973 menyebabkan banyak rumah rusak di Cibadak Sukabumi
- Gempa M 5,5 pada 10 Februari 1982 menyebabkan banyak rumah rusak dan korban luka-luka
- Gempa M 5,4 dan M 5,1 pada 12 Juli 2000 menyebabkan sebanyak 1.900 rumah rusak berat di Cidahu, Cibadak, Parakansalak, Gegerbitung, Sukaraja, Cikembar, Kududampit, Cicurug, Nagrak, Parangkuda, Sukabumi, Cisaat, Warungkiara, Kalapanunggal, Nyalindung, Cikadong, dan Kabandungan
- Gempa M 4,9 pada 12 Juni 2011 menyebabkan 136 rumah rusak di Lebak dan Sukabumi
- Gempa M 6,1 pada 4 Juni 2012 menyebabkan 104 rumah rusak di Sukabumi
- Gempa M 5,1 pada 8 September 2012 menyebabkan 560 rumah rusak di Sukabumi
- Gempa M 5,1 pada 11 Maret 2020 menyebabkan 760 rumah rusak di Sukabumi
- Gempa M 5,6 pada 21 November 2022 menyebabkan 2.345 rumah rusak, ratusan orang terluka, dan lebih dari 100 orang meninggal
Gempa bumi M 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terjadi pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB. Titik koordinat gempa berada di 6,83 derajat LS dan 107,06 derajat BT dengan kedalaman 10 km. Gempa ini tidak menimbulkan potensi tsunami.
Baca Juga:
- BNPB Turunkan Tim Reaksi Cepat dan Salurkan Bantuan Logistik ke Lokasi Gempa Cianjur
- Korban Gempa Cianjur 162 Orang Meninggal, Kebanyakan Anak-Anak
- Presiden Jokowi Kunjungi Tenda Pengungsi Korban Gempa di Cianjur
Gempa terasa kuat di sejumlah wilayah, seperti Jakarta, Bogor, Depok, hingga Tangerang Selatan (Tangsel). Hingga pagi tadi, terjadi 120 lebih gempa susulan.
“Hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa hingga Selasa 22 Nov. 2022 pukul 07.30 WIB terjadi sebanyak 127 kali gempa susulan (aftershocks) dengan magnitudo terbesar M4,2 dan magnitudo terkecil M1,2,” kata Daryono.
Akibat gempa ini, dilaporkan ada 3.257 unit rumah rusak, 92 orang luka-luka, dan 5.405 warga mengungsi ke beberapa titik.
Soal korban jiwa, BNPB melaporkan ada 103 korban jiwa. Sementara BPBD Cianjur melaporkan ada 162 korban jiwa.
Bupati Cianjur Herman Suherman menetapkan status tanggap darurat bencana selama 30 hari ke depan hingga 20 Desember 2022.
Beritaneka.com, Cianjur —Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung lokasi terdampak gempa bumi, di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, pada Selasa (22/11/2022). Dalam kesempatan tersebut, Presiden mengunjungi tenda pengungsian di Taman Prawatasari yang menjadi tempat tinggal sementara para warga yang terdampak gempa bumi.
Di setiap tenda yang dikunjungi, Presiden menyapa para pengungsi, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Bahkan, Presiden membagikan makanan siap saji kepada anak-anak yang berada di tenda pengungsian tersebut.
“Suka ayam, ndak? Ini ayamnya, dimakan ya, masih panas itu,” tanya Presiden.
Baca Juga:
Korban Gempa Cianjur 162 Orang Meninggal, Kebanyakan Anak-Anak
BNPB Turunkan Tim Reaksi Cepat dan Salurkan Bantuan Logistik ke Lokasi Gempa Cianjur
Tidak hanya itu, Presiden juga memberikan bantuan berupa sembako kepada para warga terdampak gempa bumi. Presiden turut menyampaikan terkait bantuan yang akan diberikan oleh pemerintah untuk warga yang rumahnya rusak akibat gempa bumi.
“Nanti dibantu Rp50 juta yang (kerusakannya) berat, yang sedang Rp25 juta, yang ringan Rp10 juta, ya. Nanti kalau sudah, gempanya sudah tenang, ya, dimulai pembangunan rumah, ya,” ucap Presiden.
Salah satu warga terdampak gempa bumi yang bernama Yuli mengaku sangat mengapresiasi kehadiran Kepala Negara di lokasi tersebut. Ia juga berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Presiden Jokowi.
“Terima kasih kepada Bapak Presiden kita, Jokowi yang sudah membantu dalam keadaan kita yang sedang berduka. Semoga tergantikan apa yang telah diberikan oleh Bapak Presiden kita. Aamiin. Terima kasih banyak,” ucap Yuli.
Senada, Yanti yang juga merupakan warga terdampak gempa bumi menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Jokowi yang telah berkunjung ke lokasi pengungsian dan memberikan bantuan kepada warga terdampak gempa bumi.
“Dapat bingkisan dibagi-bagi semua, sembako. Mudah-mudahan bermanfaat. Terima kasih buat Bapak yang sudah meluangkan waktunya, pastinya juga sibuk. Pokoknya terima kasih,” tutur Yanti.
Beritaneka.com, Jakarta —Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menurunkan tim reaksi cepat (TRC) dan menyalurkan bantuan logistik ke lokasi terdampak untuk mempercepat penanganan darurat pascagempa bumi bermagnitudo 5,6 yang terjadi Senin (21/11/2022) siang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. BNPB mengirimkan sebanyak 47 tenda serta menyiapkan bantuan logistik berupa sembako dan barang pemenuh kebutuhan utama senilai Rp500 juta.
Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan, pemerintah juga memberikan bantuan untuk perbaikan rumah warga yang rusak berat, sedang, maupun ringan.
“Rumah yang alami kerusakan akan dibangun kembali oleh pemerintah,” ujar Suharyanto, dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin (21/11/2022).
Baca Juga:
- Pemerintah Optimistis Kereta Cepat Jakarta-Bandung Beroperasi Tahun Depan
- Sebanyak 25.700 Karyawan Pabrik Sepatu Kena PHK
- Pemilik Kendaraan Bisa Manfaatkan Pemutihan Pajak Kendaraan hingga Akhir Tahun Ini
Suharyanto pun menekankan pentingnya sinergi seluruh pemangku kebijakan agar penanganan bencana di Cianjur ini dapat berjalan baik.
“Yang pasti setelah terjadi bencana bagaimana upaya-upaya kita secara sinergi, soliditas, dan sungguh-sungguh agar penanganan bencana dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” kata Suharyanto.