Beritaneka.com—Komunitas lintas agama di Indonesia melakukan aksi kampanye global “Faiths for Climate Justice” atau “Iman untuk Keadilan Iklim”.
Faiths for Climate Justice merupakan gerakan mobilisasi global umat beragama yang diorganisir oleh GreenFaith International Network. Yaitu aliansi multi-agama dari berbagai organisasi keagamaan akar rumput di Afrika, Amerika, Asia, Australia, dan Eropa.
Dalam aksi itu, mereka menuntut agar pemerintah lebih serius dalam menangani krisis iklim global. Selain itu, mereka juga mendesak pemerintah untuk mengakhiri pengembangan batu bara dan mendorong penerapan energi bersih.
Baca juga: China Nyaris Punya Kaisar Beragama Islam Kalau Saja Tidak Dikudeta
Aksi itu mereka lakukan di dekat pusat pemerintahan, Masjid Istiqlal dan Gereja Katolik Katedral, Gereja Katolik Santa Theresia dan Kantor Pusat PP Muhammadiyah, pada Minggu (17/10). Tepatnya dua pekan sebelum COP26 berlangsung pada 1-2 November di Glasgow, kota terbesar di Skotlandia, Inggris Raya.
COP atau Conference of the Parties adalah forum tingkat tinggi tahunan bagi 197 negara untuk membicarakan perubahan iklim dan bagaimana negara-negara di dunia berencana untuk menanggulanginya.
“Merusak dan tidak menjaga lingkungan adalah perbuatan haram, karena itu yang menimbulkan madhorot (keburukan) tiada bertepi serta merusak masa depan generasi yang akan datang,” kata Kepala Divisi Lingkungan Hidup, Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah yang sekaligus founding partner GreenFaith International-Asia, Hening Parlan.
Baca juga: Bantu Masyarakat, Gernas MUI Buka Layanan Kosultasi Agama Terkait Covid-19
Ia menegaskan, beragama harus direfleksikan dalam tindakan tidak merusak dan menjaga lingkungan. Hal itu dilakukan sebagai bentuk tidak abai pada nilai keagamaan.
Begitu juga yang disebutkan oleh anggota GreenFaith International, Brigitta Isworo, yang menyebutkan bahwa perusahakan terhadap bumi menjadi bukti manusia yang turut merusak lingkungan hidup.
“Kita lupa bahwa kita sendiri dibentuk dari debu tanah (Kejadian 2:7), tubuh kita tersusun dari partikel-partikel bumi, serta kita menghirup udaranya, dihidupkan dan disegarkan oleh airnya. Merusak bumi dan lingkungan sama dengan merusak kehidupan yang diberikan oleh Tuhan,” tegasnya.
Baca juga: Politisi PKS Dorong Pemerintah Perjuangkan Anggaran Pendidikan Agama yang Adil dan Memihak
Sebagai informasi, aksi tersebut dilakukan secara serentak di berbagai wilayah, baik dalam atau pun luar negeri. Di antaranya, Jakarta, Riau, Kalimantan, Inggris Raya, New York, dan Australia.
Dalam aksi itu mereka secara serempak menuntut para pemerintah di negara masing-masing untuk memberikan perhatian lebih terhadap isu krisis iklim yang berdampak global.