Beritaneka.com, Jakarta —Momentum perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 atau Nataru akan menjadi pendorong kenaikan konsumsi rumah tangga. Masyarakat mulai belanja di luar rumah setelah 2 tahun terdampak pembatasan sosial ketat. Sektor usaha yang berkaitan dengan ritel, transportasi, perhotelan dan restoran akan kembali tumbuh positif. Hal tersebut disampaikan Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira kepada Beritaneka.com.
Bhima mengatakan, masyarakat akan memanfaatkan momentum tersebut untuk membeli produk makanan dan minuman, baik di tempat rekreasi, mal, supermarket, maupun toko-toko ritel lain di daerah.
Oleh karena itu, Bhima menyarankan pelaku industri makanan dan minuman untuk memperluas kanal distribusi serta melakukan promosi dan menaikkan anggaran belanja iklan.
Baca Juga:
- UU KUHP Disahkan, Menparekraf Jamin Privasi Wisatawan
- Hari Ini Harga Emas Naik ke Level Rp1 Jutaan per Gram
- Kemenhub: Tahun Ini Sudah 109 Pelabuhan Go Live Inaportnet
- Laksamana Yudo Margono Jadi Panglima TNI
- Pemilu 2024 Pasti dan Wajib Dilaksanakan, Kecuali Dikudeta
Bhima menyebut upaya tersebut perlu dilakukan karena momentum positif pada periode Nataru tidak lepas dari tantangan. Terutama terkait kenaikan biaya bahan baku dan angkutan logistik yang mendorong terjadinya penyesuaian harga. “Ada juga yang menyesuaikan ukuran produk atau mengeluarkan produk baru dengan varian harga yang lebih terjangkau konsumen,” kata Bhima.
Untuk proyeksi tahun 2023, Bhima mengungkapkan, kondisi bisa berbalik arah dengan naiknya suku bunga, inflasi tinggi, pembalikan harga komoditas ekspor hingga ancaman resesi global bisa berdampak ke penciptaan lapangan kerja.
“Kalau gelombang PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) berlanjut imbasnya ke daya beli masyarakat. Pemerintah sebaiknya segera rilis paket kebijakan ekonomi yang merangkum langkah stimulus fiskal dan non-fiskal,” pungkas Bhima.