Beritaneka.com—Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin mengatakan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi Islam memiliki khittah untuk dapat menuntun umat kepada kebaikan. Untuk mewujudkan khittah tersebut, diperlukan khutwah berupa langkah-langkah dinamis yang sesuai dengan situasi, lingkungan dan kondisi yang dihadapi. Kedua langkah tersebut, memiliki tujuan untuk kemaslahatan masyarakat.
“Khittah itu permanen, sedangkan khutwah itu perubahan-perubahan yang tidak keluar dari garis khittah. Sasarannya menuju upaya ishlahul ummah, yaitu perbaikan masyarakat,” ucap Wakil Presiden, seperti dilansir dari laman resmi Wapres, Kamis (23/12/21).
Baca juga: MUI Dibubarkan? Wapres: Tuntutan Tidak Rasional
Lebih lanjut Wapres menyampaikan, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai khittah NU, diantaranya dakwah, pendidikan, dan peraturan perundang-undangan.
“Maka, keadaan negara kita sebagai negara demokrasi yang kemudian menggunakan lembaga demokrasi sebagai saluran penyampaian aspirasi, salah satunya dapat melalui partai politik,” urai Wapres.
Wapres pun mengungkapkan, NU sebagai sebuah organisasi yang berkomitmen untuk memberikan kemaslahatan pada masyarakat memiliki tanggung jawab dalam mencapai tujuan perubahan masyarakat yang lebih baik dari sisi keagamaan maupun kemasyarakatan.
“Nahdlatul Ulama merupakan organisasi perbaikan, maka Nahdlatul Ulama dapat disebut sebagai gerakan ulama untuk memperbaiki umat, baik aspek keagamaannya maupun aspek kemasyarakat,” ungkap Wapres.
Baca juga: Wapres: Produk Pasar Modal Syariah Tumbuh di Tengah Pandemi
Menutup sambutannya, Wapres berpesan kepada seluruh pengurus NU untuk terus memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara melalui langkah antisipatif terhadap tantangan yang menanti dan penyiapan sumber daya manusia unggul sebagai upaya menghadapi perkembangan informasi dan teknologi yang sifatnya dinamis.
“Jadi, tantangan kita ke depan memang lebih kompleks dengan adanya globalisasi dan kemajuan teknologi informasi. Maka, NU harus menyiapkan langkah antisipasi dan menyiapkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi perubahan tersebut agar menjadi sumber kekuatan agar dapat memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara,” pungkas Wapres.
Baca juga: Wapres Ma’ruf Amin: SDM Unggul Kunci Menangkan Persaingan Global
Sejalan dengan Wapres, Ketua Yayasan Garuda Bumandhala Taufik R. Abdullah menyampaikan bahwa khittah bagi NU merupakan sebuah pedoman atau acuan di dalam segala aspek kehidupan.
“Khittah NU yang maknanya garis perjuangan NU dan secara normatif didefinisikan sebagai pedoman berpikir, bersikap, dan berperilaku bagi warga NU di dalam berkhidmat di segala aspeknya,” jelas Taufik.
Hadir pada acara launching buku diantaranya Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Fahrizal Darminto, Ketua Yayasan Garuda Bumandhala Taufiq R. Abdullah, Penulis buku Historiografi Khittah dan Politik Nahdlatul Ulam Ahmad Baso, Penulis Kitab Tuhfatul Qoshi Waddani Biografi Syekh Nawawi Al Bantani Zulfa Mustofa dan Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU Rumadi Ahmad.
Sementara, Wapres didampingi oleh Plt. Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi, serta Asisten Staf Khusus Wapres Sholahudin Al Aiyub, Asrori K., dan Yusro Santoso.
Beritaneka.com—Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Abdul Halim Iskandar meletakkan batu pertama pembangunan Nahdlatul Ulama Center (NU Center) Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Kabupaten Lamongan, Sabtu (5/6/2001).
Saat meletakan batu pertama, Mendes PDTT Halim Iskandar didampingi langsung oleh Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, Wakil Bupati Lamongan, Abdul Rouf, Ketua DPRD Lamongan, Abdul Ghofur beserta jajaran Forkopimda.
Dalam arahannya, Halim Iskandar mengingatkan, bahwa menjadi kader NU mempunyai kewajiban untuk berkhidmat untuk NU, negara dan masyarakat. Menurutnya, hal itu sudah mutlak, tidak bisa didiskusikan dan tak bisa ditawar.
“Oleh karena itu, di mana pun kita berada, dengan siapa pun kita berinteraksi, kapan pun kita melakukan ikhtiar-ikhtiar ini, tetap kita harus dan wajib untuk berkhidmat total kepada jamiyah NU,” kata Gus Menteri, sapaan akrabnya
Baca juga: Tidak Ada Lagi Penambahan Kawasan Transmigrasi, Kemendes Fokus Revitalisasi Kawasan Eksisting
Halim Iskandar mengatakan, khidmat kepada NU itu sama dengan khidmat kepada bangsa dan negara. Sejarah dengan jelas mencatat bahwa negara kesatuan Republik Indonesia tidak akan pernah lahir tanpa adanya jamiyah NU.
“Salah satunya adalah GP Ansor, Fatayat, Muslimat dan seterusnya. Oleh karena itu saya sangat mendukung dan mengapresiasi ikhtiar-ikhtiar untuk memperkuat jamiyah Nahdlatul Ulama di mana pun berada, apalagi di kabupaten Lamongan,” jelas Gus Menteri.
Baca juga: Kemendes PDTT dan KIP Jalin Kerjasama Keterbukaan Informasi Publik di Desa
Dengan demikian, Halim Iskandar berharap GP Ansor bisa memberikan dukungan kepada pemerintah Kabupaten Lamongan agar mampu mewujudkan pemerintahan yang berpihak pada kepentingan, kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat kabupaten Lamongan.
“Dan semua sudah menyimak dan menyaksikan, Pak Bupati juga akan memberikan dukungan, tinggal bagaimana kemudian kita membangun sinergitas yang bagus dalam semua sendi kehidupan,” kata Doktor Honoris Causa dari UNY ini