Beritaneka.com — Magelang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan saat ini dunia, termasuk Indonesia, dihadapkan pada kemungkinan kenaikan harga pangan dan energi yang signifikan. Untuk itu, pemerintah menyiapkan antisipasi lonjakan harga pangan.
“Tidak mudah, terutama dua hal di seluruh negara yang sekarang ini naik semuanya. Yang pertama, energi ini berarti BBM, gas, listrik semuanya naik, semua negara. Yang kedua pangan, naik semuanya,” kata Jokowi dalam sambutannya saat meresmikan Pembukaan Rapat Kerja Nasional V Projo Tahun 2022 di Kabupaten Magelang, Sabtu (21/5/2022).
Meski tidak mudah, Pemerintah terus berupaya agar tidak terjadi lonjakan kenaikan harga di kedua sektor tersebut. Presiden memberikan contoh kebijakan yang ditempuh Pemerintah agar tidak terjadi kenaikan harga minyak goreng.
Jokowi mengungkapkan, sejumlah kebijakan telah diputuskan Pemerintah untuk menjaga kestabilan harga minyak goreng di pasaran. Namun, Kepala Negara mengakui bahwa persoalan minyak goreng bukanlah hal mudah. Ia menjelaskan bahwa sejak Januari 2022 telah terjadi kenaikan harga minyak goreng yang disebabkan adanya kenaikan harga internasional.
Baca Juga:
- Soal Mafia Minyak Goreng, Presiden Jokowi: Proses Hukum Para Pelakunya
- Mulai Senin 23 Mei 2022, Ekspor Minyak Goreng Dibuka Kembali
- Aturan Terbaru Protokol Kesehatan Perjalanan Dalam Negeri, Cek!
”Karena harga minyak goreng terutama di Eropa, di Amerika naiknya tinggi, harga di dalam negeri ketarik (naik harganya),” ucapnya. Oleh karenanya, produsen minyak goreng di dalam negeri lebih memilih mengekspor minyak goreng dibandingkan memasok di dalam negeri sehingga terjadi kenaikan harga minyak di dalam negeri karena kelangkaan stok.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Presiden mengakui telah memutuskan beberapa kebijakan untuk mengatasi persoalan tersebut. ”Akhirnya saya setop, setop minyak goreng enggak boleh ekspor. Tetapi itu juga kebijakan yang tidak mudah,” jelasnya.
Setelah ekspor minyak goreng disetop, harga tandan sawit jatuh, dan ini terkait dengan 17 juta orang tenaga kerja, baik sebagai petani maupun pekerja.
“Negara ini mencari keseimbangan seperti itu tidak mudah, jangan dipikir gampang, tidak mudah. Begitu juga selain urusan petani, urusan pekerja di sawit, juga urusan income negara,” tutur Jokowi.
Meski demikian, Jokowi optimistis dalam dua pekan ke depan harga minyak goreng di pasaran sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah.”Tapi ini kuncinya sudah ketemu, ini dalam seminggu, dua minggu, insyaallah yang namanya minyak goreng curah akan berada di harga Rp14.000 (per liter),” jelas Jokowi.
“Tadi saya cek di Pasar Muntilan, saya mampir di Pasar Muntilan tadi, cek harga berapa per liter Rp14.500. Besok saya mau cek di pasar-pasar yang lain, mungkin dalam waktu seminggu dua minggu saya kira semua pasar sudah harganya seperti itu,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Presiden juga bersyukur dengan harga beras yang relatif stabil dan stok beras yang mencukupi. Dalam tiga tahun terakhir, tambah Presiden, nilai impor beras yang dilakukan oleh pemerintah sangat kecil.
“Biasanya kita impor 1,1 juta sampai 2 juta ton per tahun, sudah tiga tahun ini kita tidak. Ini yang harus dipertahankan. Syukur stoknya bisa kita perbesar. Artinya produktivitas petani itu harus ditingkatkan,” pungkas Jokowi.
Beritaneka.com—Dua tim mahasiswa IPB University dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, menorehkan prestasi dalam lomba pengembangan produk pangan yang diselenggarakan oleh Institute of Food Technologists Student Association (IFTSA) pada 22 Juli 2021.
Tim IPB University pertama yang terdiri dari Muhammad Rafi Kamil, Stephen William Wijaya, dan Firanindyta Hade mengajukan karya ilmiah dengan judul Highly Protein Whole Grain Maize and Soybean Based Flour as Food Substitute during Covid-19 Food Inflation and Solve Stunting in Uganda. Tim ini berhasil menyabet juara kedua.
“Kami mengusulkan modifikasi pada proses penggilingan untuk peningkatan nutrisi terutama pada kondisi COVID-19 dan masalah ketengikan agar dapat memperpanjang umur simpan dengan penggunaan 100 persen jagung utuh,” kata Firanindyta, mahasiswa IPB University salah satu anggota tim.
Baca juga: Gunakan Gambir Kurangi Dampak Korosi, Mahasiswa IPB Raih Juara 1 Lomba Esai
Tim kedua terdiri dari Talitha Nur Aziziah Priyatna, Mahirah Safira Ferdianny, dan Salsabila Fatimah Syarifudin. Judul karya tulis mereka adalah LAHAYE UGALI: Instant Ugali from 100% Whole Maize Grain through No-Die Extrusion Enriched with Baobab Powder to Help Undernourished Adults Fight COVID-19 in Kenya. Ide cemerlang tersebut mengantar mereka memperoleh gelar Honorable Mention.
“Kami mengusulkan agar ugali ditambahkan dengan tepung baobab untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan menurunkan kekurangan konsumsi mineral,” papar Talitha.
Persiapan dilakukan sejak bulan Januari 2021 dan menyerahkan pre-proposal pada bulan Februari 2021. Selama satu bulan penuh menggarap ide dan serta proses pembuatan produk. Tahap final di selenggarakan pada bulan Juni dan upacara penutupan pada bulan Juli 2021.
Keduanya mengaku mendapat dukungan yang besar dari para dosen yang membimbing dengan penuh dedikasi. Tim dosen yang membimbing diantaranya Dr Nancy Dewi Yuliana, Dr Nugraha Edhi Suyatma, Dr Puspo Edi Giriwono, serta Dr Azis Boing Sitanggang.
“Kami selalu berupaya memberikan proses pembelajaran dan pengalaman terbaik guna mengasah pengetahuan dan kreativitas mahasiswa dalam menghasilkan inovasi-inovasi di bidang ilmu dan teknologi pangan,“ ujar Dr Azis Boing selaku pembimbing utama.
Baca juga: Pandemi Rentan Rusak Kesehatan Mental, Pakar IPB Sarankan Orang Tua Hubungkan Anak dengan Temannya
IFTSA merupakan komunitas ilmiah, forum bagi para profesional dan teknolog pangan untuk berkolaborasi, belajar, dan berkontribusi dengan tujuan menginspirasi dan mengubah pengetahuan ilmiah kolektif menjadi solusi inovatif untuk kepentingan semua orang di dunia dalam bidang pangan.
Kompetisi yang mengangkat tema Developing Solutions for Developing Countries ini mengundang para mahasiswa untuk menyampaikan ide serta solusi peningkatan mutu dan nutrisi pada tepung jagung untuk membuat Ugali yang merupakan salah satu makanan pokok masyarakat Afrika Timur dengan tujuan memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Dalam kompetisi itu, mahasiswa IPB University bersaing dengan perguruan tinggi dari berbagai belahan dunia, seperti Cornell University, University of Costa Rica, Agro Paris Tech, dan University of California Davis.