Beritaneka.com—Menteri Koordinator (Menko) Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD meng-upload tayangan video berdurasi 34 detik yang menampilkan sosok pria Papua menyanyikan lagu Hari Merdeka.
Pria berbusana adat dan berlogat Papua kental itu tampak bernyanyi di lapangan terbuka. Video tersebut diunggah Mahfud MD melalui akun Twitter pribadinya @mohmahfudmd hari ini, Rabu (18/08/2021).
Baca Juga: Indonesia Harus Merdeka dari Pandemi, Sekjen PKS: Rakyat Tidak Boleh Dibebani
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menilai suara laki-laki tersebut bagus walaupun tanpa iringan musik dan konduktor. “(18/08/2020) saya posted kiriman video ini. Sekarang saya pasang lagi tanpa musik, tanpa konduktor, sungguh enak menikmati lagu ini,” tulis Mahfud MD.
Mahfud mengatakan, suara serak dari orang Papua tersebut menghujam kalbunya, dapat menanamkan rasa persaudaraan bangsa. Menurut dia, Papua adalah Indonesia, dan Papua setia membela Indonesia. “Suaranya agak serak alami, menghunjam kalbu, menanamkan rasa persaudaraan sebangsa kita. Papua adalah kita. Papua siap sedia dan setia membela Indonesia,” katanya.
Beritaneka.com— Kementerian Koordinador Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) menegaskan bahwa pemerintah membangun Papua dengan pendekatan kesejahteraan dan dialog. Sebagian besar warga Papua juga menyatakan mendukung pembangunan di Papua dan mengharapkan Papua dibangun dengan damai.
Berdasarkan survei yang dilakukan BIN bekerjasama dengan sejumlah universitas, 92 persen warga Papua pro NKRI dan mendukung pembangunan di Papua.
“Sebanyak 82 persen setuju Otsus, 10 persen menyatakan terserah pemerintah, berarti setuju juga, dan sisanya 8 persen yang menolak,” ujar Menko Polhukam, Mahfud MD.
Baca juga: Mahfud MD Datangi KPK Minta Berkas BLBI
Suara 8 persen yang menolak itu terbagi tiga yakni bergerak di jalur politik, klandestin, dan KKB. Yang paling kecil yakni KKB ini. Inilah yang dihadapi dengan penegakan hukum berdasarkan UU No. 5 Tahun 2018 tentang Terorisme. Kelompok KKB yang dihadapi pemerintah yakni Egianus Kagoya, KKB Lekagak Talenggen, KKB Militer Murib, dan kelompok lain lagi.
Kepala KSP Moeldoko juga menyatakan pandangannya. Menurutnya, komitmen Presiden dalam membangun Papua sangat tinggi.
“Presiden mana yang pernah berkunjung ke Papua sampai 17 kali. Belum ada, baru di masa Presiden Jokowi ini hal itu terjadi, karena beliau sungguh ingin Papua maju dan damai,” ujar Moeldoko.
Guru besar hukum internasional Prof Hikmahanto Juwana sependapat dengan Mahfud MD, bahwa Papua bagian dari NKRI dan itu sudah final.
“Kita membangun Papua karena Papua bagian dari Indonesia,” tegasnya.
Baca juga: Menko Mahfud dan Menteri Tito Diagendakan Hadir Dalam Acara Gerbangdutas 2021
Mewakili kalangan gereja Jacklevyn Manuputty, mengatakan gereja tidak bisa dipisahkan dalam menyelesaikan permasalahan Papua. Diingatkan, pemerintah perlu memiliki narasi agar dapat menyentuh hati masyarakat Papua.
“Persoalan Papua juga persoalan gereja, sehingga gereja harus dilibatkan dalam menyelesaikan masalah papua,” ujar Jaklevyn.
Aktivis Haris Azhar mengingatkan pemerintah untuk memperhatikan kondisi pengungsi di Ilaga dan Ndunga. “Perlu juga ada pendampingan dari BPK agar tidak terjadi penyelewengan anggaran,” ujar Haris. Masalah sumber daya manusia juga tak kalah pentingnya untuk mendapat perhatian pemerintah.
Sementara tokoh Papua Yorrys Raweyai mengatakan, selama Papua bergabung dengan NKRI sejak 58 tahun silam, masalah Papua terus muncul. “Berarti ini ada problem “ katanya.
Menurut Yorrys masalahnya ada pada narasi terkait Papua yang berbeda-beda, sehingga pemahaman terkait Papua, khususnya untuk generasi baru, tidak sama. “Marilah kita rapatkan barisan. Kita satukan narasi dan diksi untuk menyatukan tekad menghadapi tantangan-tantangan di Papua,” ujar Yorrys. (ZS)
Beritaneka.com—Situasi Papua saat ini kian panas. Tiga anggota TNI yang luka luka dalam baku tembak dengan KKB di Distrik Ilaga Utara belum bisa dievakuasi karena helikopter yang hendak mengevakuasi ditembaki KKB yang menguasai kawasan tersebut.
Informasi yang diperoleh Indonesia Police Watch (IPW), heli Karakal dari Bandara Ilaga menuju TKP di Kamp Lumawi untuk mengevakuasi tiga anggota TNI yang luka ke Bandara Timika gagal mendarat.
“Sebab heli Karakal terus menerus ditembaki oleh kelompok KKB. Untuk itu heli masih standby di Bandara Aminggaru Ilaga sambil mencari celah agar bisa melakukan evakuasi terhadap ketiga korban,” ujar Direktur Eksekutif IPW, Neta S Pane kepada Beritaneka.
Baca juga: Diduga Terlibat Pemerasan, IPW Desak KPK Periksa Azis Syamsuddin
Aksi tembak menembak antara TNI dan KKB terjadi Selasa 27 April 2021 pukul 08.00 WIT, di sekitar Markas Lumawi, Kamp Makki, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak. Kontak tembak itu antara Tim Satgas Ops Nemangkawi Polri & TNI dengan kelompok KKB pimpinan Lekagak Telenggen.
Dalam kontak tembak itu tiga anggota Tim Satgas Belukar terkena tembakan dan lima anggota KKB juga terkena tembakan. Ketiga anggota TNI yang luka tembak adalah Ipda Anton Tonapa (Dantim Bravo 9 Belukar), yang Terkena Pada bagian Bahu. Lalu Bripda Wily terkena paha atas, dan satu lagi belum diketahui identitasnya. Hingga saat ini masih dilakukan upaya evakuasi.
Jika heli Karakal tidak bisa tembus masuk ke Markas Lumawi karena ditembaki KKB, rencananya akan dilakukan evakuasi melalui jalan darat, dengan menggunakan kendaraan roda empat. Jika ini dilakukan, IPW khawatir kontak tembak akan terjadi lagi. Untuk itu aparatur TNI Polri harus mengantisipasinya secara cermat agar tidak ada lagi aparatur TNI yang tertembak.
Baca juga: Agar Tidak Tebang Pilih, IPW : Tahan Bobby Seperti Habib Rizieq
Di sisi lain, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan personel Satgas Operasi Nemangkawi untuk terus memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. IPW memberi apresiasi pada sikap tegas Kapolri ini. Sebab kekerasan yang dilakukan KKB telah menimbulkan korban jiwa tidak hanya dari kalangan masyarakat tetapi juga prajurit Polri maupun TNI.
Bagaimana pun negara tidak boleh kalah dengan KKB. Untuk itu IPW berharap personil Satgas Nemangkawi agar tidak gentar melakukan pengejaran terhadap KKB, meski IPW meragukan sikap profesionalnya, mengingat Papua memiliki dua Medan yang berbeda, yakni gunung dan hutan belantara, yang untuk menghadapinya perlu mental yang kuat dan strategi yang jitu. Jika tidak personil TNI Polri akan menjadi bulan bulan KKB.