Beritaneka.com, Yogyakarta—Sebuah mobil jenis pikap atau bak terbuka bernopol AB 8006 ID musnah terbakar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Siyono Kelurahan Logandeng Kapanewon Playen, Gunungkidul, Senin (29/5/2023) pagi.
Kejadian ini sempat membuat panik pengunjung dan karyawan SPBU. Dalam rekaman CCTV yang ada di SPBU memperlihatkan jika kebakaran tersebut diduga karena pengemudi tengah mengunakan handphone saat mengisi bahan bakar. Karena terlihat ledakan kecil dari dalam kabin mobil.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purwono mengatakan kebakaran tersebut terjadi Senin pagi sekitar pukul 05:56 WIB. Kebakaran terjadi di SPBU Siyono Wetan 44 558 01 Padukuhan Siyono Wetan Kelurahan Logandeng. “Tiga unit kendaraan pemadam kebakaran kami kerahkan untuk memadamkan api,” katanya.
Purwono menjelaskan, diketahui mobil pikap sedang mengisi BBM di SPBU Siyono. Tiba-tiba terjadi suara letupan dari kabin. Kemudian keluar api dari kabin pemilik kendaraan.
Mengetahui ada letupan tersebut pemilik kendaraan atas nama Maryono warga RT 4, RW 5 Padukuhan Pacar I Girisuko Panggang menyalakan mesin mobil dan mobil bergerak menjauhi dispenser BBM.
“Sudah dilakukan upaya pemadaman oleh petugas SPBU. Namun api belum berhasil padam,” katanya. Kemudian petugas SPBu berusaha menghubungi damkar Gunungkidul. Beberapa saat kemudian 3 unit mobil pemadam kebakaran bersama 1 ambulan GES datang dan memadamkan api. Atas peristiwa tersebut dia mengimbau agar warga berhati-hati ketika mengisi bahan bakar kendaraan. Warga diminta untuk tidak menggunakan handphone ketika mengisi bensin.
Beritaneka.com, Jakarta—Cara daftar MyPertamina untuk mendapatkan solar bersubsidi, terutama bagi Anda yang berhak untuk mendapatkannya. Program Subsidi Tepat memang baru saja diperluas oleh Pertamina secara bertahap. Tujuannya, agar subsidi solar bisa tepat sasaran dan tidak disalahgunakan.Tujuan jangka panjangnya, tentu saja untuk menjaga distribusi bahan bakar solar agar tercatat oleh pemerintah.
Apabila Anda merasa berhak untuk mendapatkan solar bersubsidi, terlebih dulu harus mendaftar.
Cara Daftar Subsidi Tepat MyPertamina lewat Aplikasi sebagai berikut;
- Unduh aplikasi MyPertamina
- Tekan opsi daftar.
- Registrasi dengan memasukkan nama lengkap, nomor telepon, tanggal lahir, PIN 6 digit, ketik ulang PIN untuk dikonfirmasi, setelah itu pilih opsi daftar.
- Masukkan kode OTP dari aplikasi MyPertamina.
- Pilih sarana pembayaran, meliputi kartu debit bank BRI, BNI, Mandiri, aplikasi OVO, GoPay, dan LinkAja.
- Lalu, pilih menu edit profil. Lengkapi nama, email, nomor KTP, tempat & tanggal lahir, jenis kelamin, hobi, serta alamat rumah.
Cara Daftar Subsidi Tepat MyPertamina lewat Website sebagai berikut;
- Buka www.subsiditepat.mypertamina.id/
- Pilih opsi daftar sekarang.
- Ikuti instruksi, isi data diri sampai selesai.
- Upload STNK, nomor polisi, foto kendaraan, dan dokumen pendukung lainnya.
- Tunggu pencocokan data maksimal 14 hari kerja di alamat email yang telah didaftarkan, atau cek status pendaftaran secara berkala.
- Jika sudah terkonfirmasi, download kode QR dan simpan di galeri untuk bertransaksi di SPBU Pertamina.
- Cara cek status pendaftaran sebagai pengguna Subsidi Tepat dapat dilakukan dengan mengecek email yang sudah didaftarkan sebelumnya.
Untuk diketahui, pengisian solar bersubsidi untuk kendaraan pribadi (roda empat) maksimal sebanyak 60 liter per hari. Adapun kendaraan penumpang atau barang roda 4 maksimal sebanyak 60 liter per hari.
Bagi masyarakat yang belum mendaftarkan diri dalam Subsidi Tepat, maka pembelian BBM solar bersubsidi dibatasi sebesar 20 liter perhari.
Beritaneka.com, Jakarta—PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi Pertamax cs mulai hari ini, Rabu (1/3/2023). Dilansir dari laman resmi Pertamina, harga Pertamax di wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur naik Rp500/liter menjadi Rp13.300 dari harga sebelumnya Rp 12.800/liter.
Kemudian harga Pertamax Turbo juga naik Rp 250/liter. Pertamax Turbo kini dijual menjadi Rp 15.100/liter dari sebelumnya Rp 14.850/liter.
Harga Dexlite turun Rp 1.200/liter. Dexlite di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur kini lebih murah menjadi Rp 14.950/liter dari sebelumnya Rp 16.150/liter.
Pertamina Dex juga tercatat mengalami penurunan Rp 1.000/liter. Kini Pertamina Dex di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur menjadi Rp 15.850/liter dari sebelumnya Rp 16.850/liter.
Selanjutnya, harga Pertamax untuk wilayah Bali, NTT, NTB, Kalimantan, dan Sulawesi naik. Harga Pertamax di Bali, NTT, NTB naik Rp 500, dari sebelumnya Rp 12.800/liter menjadi Rp 13.300/liter. Sementara Pertamax Turbo ikut naik, dari Rp 14.850/liter menjadi Rp 15.100/liter. Dexlite turun, dari sebelumnya Rp 16.150/liter menjadi Rp 14.950/liter.
Kemudian, Pertamina Dex juga turun dari Rp 16.850/liter menjadi Rp 15.850/liter. Kemudian, di wilayah Kalimantan harga Pertamax naik, dari Rp 13.050/liter menjadi Rp 13.550/liter. Pertamax Turbo juga naik, dari Rp 15.150/liter menjadi Rp 15.400/liter. Harga Dexlite turun, dari Rp 16.500/liter menjadi Rp 15.250/liter. Pertamina Dex juga turun, dari Rp 17.200/liter menjadi Rp 16.150/liter.
Di Wilayah Sulawesi juga mengalami perubahan harga yang sama dengan Kalimantan untuk BBM Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.
Sementara itu, harga BBM subsidi, yaitu Pertalite dan Bio Solar tidak berubah, yaitu Rp 10.000/liter, dan Rp 6.800/liter.
PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi Pertamax cs mulai hari ini, Rabu (1/3/2023). Dilansir dari laman resmi Pertamina, harga Pertamax di wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur naik Rp500/liter menjadi Rp13.300 dari harga sebelumnya Rp 12.800/liter.
Kemudian harga Pertamax Turbo juga naik Rp 250/liter. Pertamax Turbo kini dijual menjadi Rp 15.100/liter dari sebelumnya Rp 14.850/liter.
Harga Dexlite turun Rp 1.200/liter. Dexlite di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur kini lebih murah menjadi Rp 14.950/liter dari sebelumnya Rp 16.150/liter.
Pertamina Dex juga tercatat mengalami penurunan Rp 1.000/liter. Kini Pertamina Dex di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur menjadi Rp 15.850/liter dari sebelumnya Rp 16.850/liter.
Selanjutnya, harga Pertamax untuk wilayah Bali, NTT, NTB, Kalimantan, dan Sulawesi naik. Harga Pertamax di Bali, NTT, NTB naik Rp 500, dari sebelumnya Rp 12.800/liter menjadi Rp 13.300/liter. Sementara Pertamax Turbo ikut naik, dari Rp 14.850/liter menjadi Rp 15.100/liter. Dexlite turun, dari sebelumnya Rp 16.150/liter menjadi Rp 14.950/liter.
Kemudian, Pertamina Dex juga turun dari Rp 16.850/liter menjadi Rp 15.850/liter. Kemudian, di wilayah Kalimantan harga Pertamax naik, dari Rp 13.050/liter menjadi Rp 13.550/liter. Pertamax Turbo juga naik, dari Rp 15.150/liter menjadi Rp 15.400/liter. Harga Dexlite turun, dari Rp 16.500/liter menjadi Rp 15.250/liter. Pertamina Dex juga turun, dari Rp 17.200/liter menjadi Rp 16.150/liter.
Di Wilayah Sulawesi juga mengalami perubahan harga yang sama dengan Kalimantan untuk BBM Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.
Sementara itu, harga BBM subsidi, yaitu Pertalite dan Bio Solar tidak berubah, yaitu Rp 10.000/liter, dan Rp 6.800/liter.
Beritaneka.com, Jakarta—PT Pertamina Patra Niaga menyatakan uji coba pembelian LPG 3 kilogram lewat pencocokan NIK KTP akan berlanjut pada tahun 2023 ini. Program tersebut bakal diperluas mencakup keseluruhan Pulau Jawa, Bali dan NTB pada implementasi tahap kedua saat ini.
“Sistem MyPertamina sudah mulai terkoneksi dan kita sudah mendapatkan akses dari database P3KE dari desil 1 hingga 7,” kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga Harsono Budi Santoso saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Jakarta, Selasa (7/2/2023).
Baca Juga:
Patra Niaga, kata Harsono, sudah mengidentifikasi data yang terhimpun di P3KE secara keseluruhan mencakup 47 juta kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 170 juta NIK.
“Dari sini kita bisa identifikasi bahwa data P3KE itu sebesar 47 juta KK atau sekitar 170 juta NIK,” pungkasnya.
Beritaneka.com, Jakarta —Pemerintah mensyaratkan pembelian LPG 3 kilogram (kg) dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk atau KTP pada tahun depan. Hal tersebut sebagai upaya agar penyaluran LPG bersubsidi tepat sasaran.
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, masyarakat nantinya diwajibkan menunjukkan KTP ketika membeli LPG 3 kg. Selanjutnya, data konsumen akan disesuaikan dengan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).
Kendati demikan, dia menegaskan, tidak akan ada perubahan dalam pembelian LPG 3 kg. “Pembelian secara manual itu didata, tapi itu kan pakai buku manual. Nah nanti akan disesuaikan dengan data P3KE. Jadi, ini tidak akan ada perubahan sama sekali kepada pembeli,” kata Irto dalam keterangannya, dikutip hari ini.
Baca Juga:
- KPU Tetapkan 17 Partai Nasional dan 6 Partai Politik Lokal Aceh Jadi Peserta Pemilu 2024
- Juara Piala Dunia 2022 adalah Argentina!
- Koperasi, UMKM dan Social Market Economy
- Momen Natal dan Tahun Baru Dorong Kenaikan Konsumsi Rumah Tangga
- Pemerintah Beri Insentif Motor Listrik Rp8 Juta dan Mobil Listrik Rp80 Juta
“Pembeli cukup menunjukkan KTP, kita akan melihat. Kita masukan datanya kalau masuk sesuai dengan P3KE ini, dia beli silakan, enggak ada masalah. Kalau enggak ada, kita akan update, sehingga tidak ada pembatasan,” kata Irto.
Dia menyebutkan, Pertamina saat ini sedang melakukan uji coba pembelian LPG 3 kg dengan skema baru di lima kecamatan di wilayah Indonesia. “Uji coba di lima kecamatan yang sudah kita lakukan. Kita bisa melihat bagaimana konsumsi masyarakat terhadap konsumsi gas 3 kg. Jadi rata-rata memang sudah sekitar 90 persen itu di 5 kecamatan membelinya 1 sampai 4 tabung per bulan,” katanya.
Beritaneka.com, Jakarta —PT Pertamina (Persero) mulai bergerak menyiapkan dan membangun Charging Station (SPKLU) dan Battery Swapping Station (SPBKLU). Ini sebagai langkah awal menuju transisi energi terbarukan. Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, didampingi Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati meninjau kesiapan Green Energy Station (GES) milik Pertamina di Bali.
Dalam kunjungannya, Arifin mendapat penjelasan mengenai GES Pertamina dari Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga Harsono Budi Santoso. BACA JUGA: Harga BBM Pertamina, Shell, Vivo dan BP per 1 September 2022, Pertamax Turbo Cs Turun Arifin meninjau kesiapan Charging Station (SPKLU) dan Battery Swapping Station (SPBKLU) untuk mendukung kendaraan listrik, baik motor maupun mobil, yang saat ini terus meluas penggunaannya.
“Ini akan menuju ke Energi Baru Terbarukan karena memang tujuannya itu. Sekarang kita masih memakai bahan bakar fosil yang dulu sudah di program panjang, tapi ini akan berangsur transisi menuju energi bersih, energi baru terbarukan,” kata Arifin, dilansir dari situs resmi Pertamina, dikutip hari ini.
Baca Juga:
- Pendaftaran Pahlawan Digital UMKM 2022 Resmi Dibuka, Ayo Bantu UMKM Naik Kelas
- Soal Kenaikan Solar dan Pertalite, DPR: Pemerintah Harus Berhitung Risiko Keamanan dan Ketertiban
- Pemerintah Segera Salurkan Tambahan Bansos Senilai Rp24,17 Triliun
- Presiden Tegur Menhub dan Menteri BUMN Soal Tiket Pesawat Mahal, DPR: Harus Ada Solusinya
- Dewan Pers Ingatkan Media Selalu Pakai Kode Etik Jurnalistik
“Ini merupakan evolusi kendaraan bermotor, yang awalnya menggunakan bahan bakar minyak menjadi listrik, sehingga lebih lingkungan bersih dan hemat,” katanya. Dia menjelaskan bahwa Indonesia sudah saatnya beralih ke energi terbarukan, terlebih Pertamina sudah mempersiapkan Green Energy Station untuk mendukung kebijakan transisi tersebut.
“Pertamina harus antisipasi tantangan usaha jangka panjang melihat sumber minyak dan gas makin turun. Alternatifnya apa yang harus dipakai? Jawabannya adalah mengganti minyak dengan listrik. Ini akan bertahap,” ujar Arifin.
Dirut Pertamina Nicke Widyawati mengatakan saat ini Pertamina telah memiliki 238 GES yang telah terpasang panel surya, enam unit Charging Station untuk pengisian mobil listrik, dan 14 unit Battery Swapping Station untuk penukaran baterai motor listrik.
“Untuk sumbernya, kami punya target penggabungan energi. Untuk ekosistem EV (electric vehicle) Pertamina memulainya dari roda dua,” kata Nicke. “Kami memahami pasar roda dua agak sulit mengisi ulang baterai di rumah. Jadi konsepnya kami jual baterai swap untuk memberikan kemudahan bagi kendaraan motor,” ujarnya.
Di sisi lain, Pertamina bekerja sama dengan BUMN Inalum dan PLN membangun Indonesia Battery Corporation (IBC), investasi pengembangan pembuatan baterai mulai dari hulu hingga hilir.
Sementara itu, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga Harsono Budi menjelaskan pihaknya tahun ini berencana mengembangkan 58 GES, dimana enam di antaranya akan dilengkapi enam unit Battery Swapping Station. Selain itu, Pertamina Patra Niaga juga turut mengembangkan unit Charging Station untuk pengisian bus listrik.
“Bali terkenal dengan kepeduliannya terhadap lingkungan, bagaimana kehidupan harus seimbang. Program Langit Biru Pertamina yang bertujuan untuk mengurangi emisi juga awalnya hadir di Bali,” kata Harsono. Perluasan ini mendukung komitmen pemerintah Indonesia dalam mempercepat elektrifikasi di sektor transportasi.
Beritaneka.com, Jakarta —Harga tiga jenis produk Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi yakni Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex dinaikan Pertamina.
Pertamax Turbo (RON 98) naik dari semula Rp14.500 per liter menjadi Rp16.200 per liter, Dexlite naik dari semula Rp12.950 per liter menjadi Rp15.000 per liter, dan Pertamina Dex naik dari Rp13.700 per liter menjadi Rp16.500 untuk wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Baca Juga:
Presiden Jokowi: Maknai Idul Adha dengan Menebar Kebaikan dan Kebahagiaan
“Penyesuaian harga BBM Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui SPBU,” dikutip dari keterangan resmi Pertamina, hari ini.
Berikut daftar terbaru harga BBM Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex per 10 Juli 2022:
- Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Pertamax Turbo Rp16.200 Dexlite Rp15.000 Pertamina Dex Rp16.500.
- Provinsi Sumatera Utara Pertamax Turbo Rp16.550 Dexlite Rp15.350 Pertamina Dex Rp16.850 3. Provinsi Sumatera Barat Pertamax Turbo Rp16.550 Dexlite Rp15.350 Pertamina Dex Rp16.850 4. Provinsi Riau & Kepulauan Riau Pertamax Turbo Rp16.900 Dexlite Rp15.700 Pertamina Dex Rp17.200
- Kodya Batam Pertamax Turbo Rp16.900 Dexlite Rp15.700 Pertamina Dex Rp17.200
- Provinsi Jambi Pertamax Turbo Rp16.550 Dexlite Rp15.350 Pertamina Dex Rp16.850
- Provinsi Bengkulu Pertamax Turbo Rp16.900 Dexlite Rp15.700 Pertamina Dex Rp17.200
- Provinsi Sumatera Selatan Pertamax Turbo Rp16.550 Dexlite Rp15.350 Pertamina Dex Rp16.850
- Provinsi Bangka Belitung Pertamax Turbo Rp16.550 Dexlite Rp15.350 Pertamina Dex Rp16.850
- Provinsi Lampung Pertamax Turbo Rp16.550 Dexlite Rp15.350 Pertamina Dex Rp16.850 Harga BBM Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex di Jawa dan Bali:
- Provinsi DKI Jakarta Pertamax Turbo Rp16.200 Dexlite Rp15.000 Pertamina Dex Rp16.500 12. Provinsi Banten Pertamax Turbo Rp16.200 Dexlite Rp15.000 Pertamina Dex Rp16.500
- Provinsi Jawa Barat Pertamax Turbo Rp16.200 Dexlite Rp15.000 Pertamina Dex Rp16.500 14. Provinsi Jawa Tengah Pertamax Turbo Rp16.200 Dexlite Rp15.000 Pertamina Dex Rp16.500 15. Provinsi DI Yogyakarta Pertamax Turbo Rp16.200 Dexlite Rp15.000 Pertamina Dex Rp16.500 16. Provinsi Jawa Timur Pertamax Turbo Rp16.200 Dexlite Rp15.000 Pertamina Dex Rp16.500 17. Provinsi Bali Pertamax Turbo Rp16.200 Dexlite Rp15.000 Pertamina Dex Rp16.500
- Provinsi Nusa Tenggara Barat Pertamax Turbo Rp16.200 Dexlite Rp15.000 Pertamina Dex Rp16.500
- Provinsi Nusa Tenggara Timur Pertamax Turbo Rp16.200 Dexlite Rp15.000 Pertamina Dex Rp16.500
- Provinsi Kalimantan Barat, Tengah, Selatan, Timur, dan Utara Pertamax Turbo Rp16.550 Dexlite Rp15.350 Pertamina Dex Rp16.850 Harga BBM Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex di Sulawesi, Maluku dan Papua:
- Provinsi Gorontalo Pertamax Turbo Rp16.550 Dexlite Rp15.350 Pertamina Dex Rp16.850 22. Provinsi Sulawesi Tengah, Tenggara, Selatan, Barat Pertamax Turbo Rp16.550 Dexlite Rp15.350 Pertamina Dex Rp16.850
- Provinsi Maluku & Maluku Utara Dexlite Rp15.350
- Provinsi Papua Pertamax Turbo Rp16.550 Dexlite Rp15.350
- Provinsi Papua Barat Dexlite Rp15.350 Pertamina Dex Rp16.850
Beritaneka.com — Jakarta, PT Pertamina (Persero) memastikan, stok seluruh Bahan Bakar Minyak (BBM) dan liquefied petroleum gas (LPG) selama Ramadhan dan Idul Fitri 2022 aman. Pernyataan tersebut merespons issue kelangkaan Partalite di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Direktur Utama (Dirut) Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, saat ini seluruh infrastruktur BBM telah disiagakan perseroan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Infrastruktur yang disiapkan meliputi 114 Terminal BBM, 23 Terminal LPG, lebih dari 7.400 SPBU yang dioperasikan. Lalu, 667 Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE), 4.972 agen LPG, dan 68 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU).
Baca Juga:
Presiden Jokowi: Arus Mudik Bisa Di luar Perkiraan Kita
Kenaikan Pertalite dan LPG Hambat Pemulihan Ekonomi
“Untuk BBM dan LPG ini kami men-split-kan seluruh infrastruktur yang ada, ada 114 Terminal BBM, 23 Terminal LPG, SPBU ini 7.400, termasuk juga Petrashop ada sekitar 4.000, juga ada SPBE dan agen LPG, semuanya kita operasikan,” kata Dirut Pertamina Nicke saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (6/4/2022).
Tak hanya itu, BUMN di sektor migas ini juga sudah menyiapkan layanan tambahan BBM di jalur potensial yang meliputi Jalan Tol, jalur wisata, dan jalur lintas utama. Adapun layanan yang disiapkan terdiri atas SPBU Siaga, agen dan Outlet LPG Siaga, Kios Pertamina, Motorist, mobil tangki stand by, hingga fasilitas kesehatan.
Untuk memastikan fasilitas tersebut dapat dioperasikan hingga supply dan distribusi BBM berjalan baik, pihaknya akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) pada 11 April 2022 mendatang.
Menurutnya, meski Satgas secara resmi terbentuk pada pekan depan, tugas monitoring sudah dilakukan sejak 2 minggu lalu. “Satgas ini sudah 2 minggu beroperasi, setiap hari kami melakukan monitoring atas supply, demand dan juga distribusi BBM,” kata dia.
Tim Satgas Pertamina ini melibatkan Holding-Subhoding perseroan, instansi terkait seperti Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, BPH Migas, PT Jasa Marga, Kepolisian, TNI, PT Telkom Indonesia Tbk.
Oleh : Salamuddin Daeng, Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)
Tak ketinggalan aset pembangkit panas bumi PLN (PLTP) ikut dicomot untuk digabung agar dijual bersama anak perusahaann Pertamina geotermal energi (PGE)
Beritaneka.com—Luar biasa tambahan utang Pertamina terutama dari global bond. Tambahan utang global bond Pertamina bertambah sangat fantastis sejak direkturnya dijabat oleh Nicke Widyawati. luar biasa. Sekarang dalam kubangan utang Pertamina disubholding untuk di jual ketengan di pasar modal. Apa laku?
Tambahan utang masing masing tahun 2018 senilai 750 juta dolar, tahun 2019 senilai 1,5 miliar dolar, tahun 2020 senilai 1,95 miliar dolar dan tahun 2021 senilai 1,9 miliar dolar. Sehingga sejak 2018 pertamina telah menambah global bond sebanyak 7,1 miliar dolar atau 102,9 triliun rupiah. Dahsyat!
Baca juga: Pertamina Sulit Berkembang karena Dibebani Pungutan Segunung
Sepanjang tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 pertamina menambah global bond sebanyak 8,75 miliar dolar. Jadi tambahan global bond dimasa dirut yang sekarang hampir dua kali lipat dibandingkan dengan global bond yang pernah dibuat seluruh dirut Pertamina sejak tahun 2011.
Ada dua soal yang mucul pertama, mengapa seberani itu menambah utang pertamina, apa yang menjadi dasar motivasinya. Kedua, kemana utang global bond yang mahal ini dialokasikan?
Sebagaimana diketahui sejak 2014 Pertamina sudah istirahat atau berhenti mengambil global bond. Namun begitu pergantian direktur tahun 2018 akhir, utang global bond pertamina digenjot, terus bertambah dan sekarang menggunung.
Utang global bond Pertamina telah bertambah hampir dua kali lipat sejak 2014 sampai dengan sekarang tahun 2021. Bahkan mulai tahun ini dan tahun tahun ke depan pertamina akan terus menambah global bond.
Kita tidak tau global bond Pertamina digunakan buat apa? Aset pertamina tidak bertambah dari sumber global bond itu, laporan keuangan pertamina tidak menjelaskan apa apa terkait penggunaan global bond atau uang itu digunakan untuk membeli apa saja. Apakah hal ini memang tidak perlu dilaporkan ke Pemerintah dan masyarakat?
Secara kasat mata memang tidak ada pencapaian yang merupakan hasil dari global bond. Kilang kilang pertamina tidak terbangun, kebakaran, kebocoran terus berlangsung, mengindikasikan Pertamina kesulitan keuangan. Utang global bondnya banyak tapi kondisi keamanan perusahaan menurun. Sehingga Morgan Indeks mengeluarkan Pertamina sebagai perusahaan yang aman untuk investasi.
Baca juga: Mengapa Jokowi Gagal Meraih Prestasi dalam Isu Perubahan Iklim?
Sebagaimana dikerahui total utang Pertamina sampai dengan semester tahun 2021 mencapai 41,064 miliar dolar atau senilai 595,5 triliun rupiah, utang yang tak akan terlunasi diera akhir zaman migas. The Last Oil. Itulah sepertinya yang menjadi alasan mengapa Pertamina di subholding dan dijual ke pasar modal melalui IPO anak perusahaan Pertamina.
Badan pertamina dijual ketengan, dengan terlebih dahulu dipotong potong dalam sub holding hulu, sub holding kilang, sub holding perkapalan, sub holding power, hingga sub holding pemasaran.
Dengan jurus bagaikan monyet menangkap mangsa aset PLN yakni pembangkit panas bumi PLN, ikut dicomot untuk dijual bersama Pertamina Geotermal Energi (PGE). Pertamina jatuh dari tangga, PLN malah ikut ketiban tangga. PLN lebih sakit ini.
Oleh : Salamuddin Daeng, Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Beritaneka
Beritaneka.com—Bayangkan saja ditengah pandemi Covid 19 Pertamina digenjet berbagai pungutan oleh pemerintah. Lebih dari Rp. 110 triliun yagg harus dibayar Pertamina kepada pemerintah dalam semester I tahun 2021. Dua pertiga dari yang dibayar Pertamina tersebut adalah pajak dan pungutan yang harus dipungut kepada rakyat, sepertiga adalah bagi hasil atas minyak mentah yang digali Pertamina.
Sementara keuantungan Pertamina makin menipis, pada saat yang sama pajak pungutan penerintah makin menebal. Tidak ada ruang bagi Pertamina untuk lebih fleksibel dalam menghadapi badai Covid-19. Pada tahun lalu penjualan BBM Pertamina menurun drastis lebih dari 25 persen. Penurunan terbesar sepanjang sejarah Pertamina.
Keuntungan Pertamina sendiri hanya hitungan ratusan juta dolar. Untuk sebuah perusahaan dengan belanja atau pengeluaran lebih dari Rp. 1200 triliun keuntungan sebesar itu sangatlah minim. Tidak sebanding dengan keuntungan para penyumplai minyak impor.
Baca juga: Mengapa Jokowi Gagal Meraih Prestasi dalam Isu Perubahan Iklim?
Beban pungutan yang begitu besar, PPN, PPH, PBBKB, dan berbagai pungutan lainnya, termasuk bagi hasil grossplit yang dibebankan kepada Pertamina membuat perusahaan ini meradang. Kondisi keuangan perusahaan memaksa memotong belanja hingga Rp80 triliun di tahun 2021. Disaat yang sama beban operasional meningkat, beban bunga meningkat.
Berbagai kecelakaan kerja yang dialami Pertamina yang begitu banyak belakangan ini, mulai dari kebakaran 3 kilang berturut-turut yakni Balikpapan, Balongan dan Cilacap. Kebocoran ONWJ yang berlanjut dan kebocoran Rokan setelah beberapa hari Pertamina mengambil rokan dari Chevron. Kesemua itu patut dilihat sebagai hukum sebab akibat. Belanja kurang onderdil bisa jadi dikorbankan. Morgan indeks mengeluarkan Pertamina dari perusahaan yang aman untuk investasi.
Baca juga: Penghianatan Menteri, Jokowi Harus Belajar dari Soeharto
Terlebih rakyat yang harus menerima dampak dari pungutan yang melewati Pertamina, para kosumen BBM, konsumen gas, dll, harus membayar setiap tetes konsumsi mereka atas kebutuhan dasar karena dipungut pada saat mereka membeli bahan bakar. Pajak dan pungutan yang tidak kembali kepada Pertamina apalagi kepada rakyat. Pajak dan pungutan yang habis buat bayar utang luar negeri.
Kata Sri Mulyani utang pemerintah bisa dibayar asalkan rakyat bayar pajak. Sedap sekali jadi menteri keuangan ini.
Seharusnya di tengah pandemi ini pemerintah berhenti memungut pajak dan pungutan seabrek atas barang barang publik, barang yang menyangkut hajat hidup orang banyak, barang dan jasa yang menjadi kebutuhan dasar rakyat. Pajak dan pungutan semacam itu adalah berwatak kolonial yang bertentangan semangat kemerdekaan dan keadilan soaial.