Beritaneka.com—Berkembangnya COVID-19 serta meningkatnya penyakit-penyakit komorbid, mengubah cara pandang masyarakat terhadap makanan. Masyarakat mengonsumsi pangan dan menu sehat, pangan lokal dan fungsional untuk memberikan nutrisi yang cukup dan menjaga kebugaran tubuh.
“Makanan sekarang tidak hanya diperuntukkan untuk memuaskan rasa lapar dan menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk manusia, namun juga untuk mencegah penyakit. Makanan kini berfungsi untuk memperbaiki kebugaran fisik dan kebahagiaan mental dari konsumen,” ujar Prof Ahmad Sulaeman, Guru Besar IPB University, minggu pertama Juli 2021
Menurut Pakar Keamanan Pangan dan Gizi IPB University ini, ada tiga pendekatan terkait dengan kebahagiaan saluran pencernaan manusia. Yaitu probiotik, prebiotik dan sinbiotik. Berbagai penelitian telah banyak membuktikan bahwa konsumsi makanan yang mengandung probiotik dapat meningkatkan kesehatan. Probiotik ini tidak terbatas pada pangan fermentasi seperti yogurt, namun juga pangan lokal seperti tempe.
“Mikrobiota dikatakan bersifat probiotik bila dapat bertahan dalam tubuh. Mikrobiota usus membantu proses fermentasi makanan dalam tubuh, bahkan membantu proses síntesis vitamin B dan K, metabolisme empedu, sterol, dan xenobiotik. Sehingga setiap makanan yang dikonsumsi akan sangat mempengaruhi keseimbangan antara bakteri baik dan buruk yang ada dalam sistema pencernaan,” ujar Dosen IPB University di Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia ini.
Baca juga: Rektor IPB University: Saatnya Indonesia Pemimpin Industri Halal Dunia
Prof Ahmad juga menambahkan bahwa semakin banyak mengonsumsi antibiotik atau sering terpapar polusi, harus diimbangi dengan mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik. Ini untuk menjaga keseimbangan mikroflora dalam tubuh.
Konsumsi makanan mengandung probiotik penting untuk kebugaran tubuh manusia demi mencegah obesitas, diabetes, kanker, hingga autism. Probiotik sendiri merupakan mikroba hidup berupa bakteri atau kamr yang tersedia sebagai suplemen maupun terkandung dalam makanan.
“Manfaat dari agen probitoik yakni dapat melakukan aktivitas antimikrobial, efek imun, hingga sekresi IgA. Tentunya aksi tersebut sangat berperan dalam meningkatkan sistema imun sehingga dapat menangkal penularan virus COVID-19,” imbuhnya.
Baca juga: Rehabilitasi Ekosistem, Bappenas Beri Mandat IPB Kelola Pesisir Raja Ampat
Oleh karena itu, potensi bisnis terkait pangan mengandung probiotik di masa pandemi tentu menjanjikan dan menjadi bahan promosi produk probiotik. Masyarakat dapat mengolah pangan lokal (mengandung probiotik) seperti olahan tempe, minuman fermentasi air kelapa, oncom dan sebagainya dengan kemasan yang menarik. Aspek keamanan dalam produksi probiotik perlu diperhatikan agar manfaat gizi dan kesehatan dapat dirasakan oleh konsumen.
“Banyak produk probiotik Indonesia yang layak dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan probiotik masyarakat,” tandas Ahli Gizi IPB University ini