Beritaneka.com—Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memprediksi terjadi gelombang Omicron dalam waktu dekat ini. Mengingat sebanyak 414 kasus Omicron sudah terdeteksi di Indonesia.
“Kita akan menghadapi gelombang dari Omicron ini,” kata Menkes Budi dalam konferensi pers hari ini Senin, (10/1/2022).
Namun, Budi meminta agar masyarakat tidak panik karena pemerintah sudah menyiapkan penanganannya dengan baik.
Baca Juga:
Gara-Gara Pelaku Perjalanan Luar Negeri, Omicron Masuk Indonesia
“Tidak usah panik, kita sudah mempersiapkan diri dengan baik,” katanya.
Budi yakin meski gelombang Omicron naik dengan cepat, namun akan turun dengan cepat pula. Selain itu, pemerintah sudah mempelajari pola penularan Omicron berdasarkan kondisi di sejumlah negara.
Untuk menghadapi kasus ini, Menkes mengimbau masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan dan segera vaksin bagi yang belum.
“Paling penting percepat vaksinasi keluarga kita, rekan-rekan kita yang belum mendapatkan vaksinasi,” katanya.
Beritaneka.com—Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan sudah ada lima merek vaksin booster yang mengantongi izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Oleh karena itu, percepatan vaksin booster bisa dimulai bulan ini hingga Maret 2022.
“Pemerintah sudah mempersiapkan vaksin booster, beberapa yang sudah mendapatkan EUA (izin penggunaan darurat atau emergency use) dari BPOM adalah SinoVac CoronaVac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax terkait dengan program suntikan ketiga,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (10/1/2022).
Baca Juga:
- 5 Kopi Termahal di Dunia, Nomor 4 dari Indonesia
- Ini Pendapat Muhammadiyah Soal Fenomena Boneka Arwah
- Pemerintah Tetapkan Harga Minyak Goreng Rp14.000,00 per Liter di Seluruh Indonesia
Disinggung mengenai vaksin buatan Indonesia, menurut Airlangga, vaksin Merah Putih sudah masuk dalam tahap uji coba seperti kerja sama UNAIR dengan Biotis, dan juga terkait dengan vaksin BUMN dengan Baylor yang akan masuk ke tahap uji coba. “Terkait perkembangan vaksin Nusantara, ini tentunya akan terus didorong dan ini diterapkan di rumah sakit, dan treatmentnya akan sedikit berbeda karena ini immunotherapy dan dalam bentuk alat-alat kesehatan,” kata Airlangga.
Beritaneka.com—Laju rata-rata vaksinasi dalam seminggu terakhir meningkat sejak vaksinasi anak dimulai dengan rata-rata 1.519.457 dosis per hari. Vaksinasi anak (6-11 tahun) memang menambah laju vaksinasi harian lebih dari 215.000 dosis sejak dimulai, dan sampai saat ini total sebanyak 3.871.152 dosis telah disuntikan untuk anak usia 6-11 tahun. Laju wilayah luar Jawa Bali meningkat dan menyumbang 50,3% dari laju rata-rata harian nasional.
“Pemerintah sedang mempersiapkan Program Vaksin Booster atau Dosis ke-3, dan sedang menyelesaikan Perpres dan Permenkes/Kepmenkes (KMK). Ini akan segera dimulai pada 12 Januari 2022 nanti,” ungkap Menko Airlangga.
Baca juga: Vaksinasi Booster di Indonesia Mulai 12 Januari 2022
Pengaturan untuk PPLN
Bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) telah disiapkan pintu masuk dari berbagai tempat. Untuk yang melalui perjalanan udara disiapkan di Bandara Soekarno-Hatta, Juanda, dan Sam Ratulangi, sedangkan untuk perjalanan laut melalui Pelabuhan Batam, Tanjung Pinang, dan Nunukan, serta untuk perjalanan darat melalui PLBN Aruk, Entikong, dan Motaain.
Baca juga: Ikuti Fatwa MUI, Komisi IX Minta Pemerintah Prioritaskan Vaksin Halal
Sedangkan, untuk tempat karantina sudah disiapkan 25 Wisma/Rusun dan 16 Hotel (dengan total 28.087 Tempat Tidur) sebagai tempat Karantina Terpusat yang dibiayai pemerintah di Pintu Masuk Kedatangan, dengan rincian yaitu Pintu Masuk Udara (23.830 TT), Laut (2.990 TT), dan Darat (1.267 TT). Untuk masa karantina, akan dilakukan perubahan lamanya waktu karantina menjadi 10 hari dan 7 hari.
Beritaneka.com—Saat ini, sedang dilakukan proses evaluasi vaksin booster homolog dari 3 produsen (Pfizer, Sinovac, dan Astra Zeneca) di BPOM, namun tidak menutup kemungkinan pada proses evaluasi vaksin heterolog.
Kajian heterologous sedang berproses dan diharapkan segera selesai pada awal Januari 2022. Pemberian booster secara heterologous dilakukan setelah data kajian selesai sebagai dasar pemberian EUA BPOM.
“Arahan dari Bapak Presiden untuk segera disiapkan vaksin booster, kapan tersedianya dan di mana tempat-tempat layanannya,” kata Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, Selasa 14/12.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Menurun, Vaksinasi Dipercepat
Di samping itu, Program Vaksinasi Anak usia 6-11 tahun akan dimulai dari 10 Provinsi yang sudah memenuhi syarat cakupan umum >70% Dosis-1 dan cakupan Lansia >60% Dosis-1. Adapun Provinsi yang sudah memenuhinya antara lain Banten, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, dan Bali. Vaksinasinya akan menggunakan vaksin Sinovac.
Program ini akan dimulai secara bertahap pada 14 Desember 2021 (Program Kick Off di DKI Jakarta dan kemungkinan juga di Banten), kemudian difokuskan di awal Januari s.d. Februari 2022 dan setelah April 2022. Interval pemberian antara vaksin Covid-19 dan vaksin dari imunisasi program pada anak adalah 4 minggu untuk mencegah KIPI di waktu bersamaan.
Baca juga: JNE Vaksinasi 18.800 Karyawan dan Masyarakat Umum
Update Realisasi Anggaran Program PEN
Realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) s.d. 10 Desember 2021 mencapai Rp519,69 triliun atau 69,8% dari pagu Rp744,77 triliun, atau meningkat Rp109,71 triliun dari realisasi Kuartal III-2021 yang sebesar Rp409,98 triliun. Jika dilihat per klaster, realisasinya sebagai berikut
• Realisasi Klaster Kesehatan sebesar Rp143,29 triliun (66,7%)
• Realisasi Klaster Perlinsos sebesar Rp152,18 triliun (81,5%)
• Realisasi Klaster Program Prioritas sebesar Rp83,64 triliun (70,9%)
• Realisasi Klaster Dukungan UMKM dan Korporasi sebesar Rp77,73 triliun (47,9%)
• Realisasi Klaster Insentif Usaha sebesar Rp62,86 triliun (100%)
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Capai 100 Juta Dosis
Realisasi Klaster Kesehatan yang sebesar Rp143,29 triliun yang utama adalah untuk Diagnostik (Testing dan Tracing) realisasi sebesar 69,1% atau Rp3,11 triliun, Therapeutic (Insentif dan Santunan Nakes) sebesar Rp16,32 triliun atau 86,2%, dan Vaksinasi (Pengadaan dan Pelaksanaan) sebesar 50,7% atau Rp29,27 triliun.
Sementara itu, realisasi dari klaster Perlinsos yang sebesar Rp152,18 triliun, antara lain digunakan untuk Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar 98,0% atau Rp27,75 triliun dari pagu Rp28,31 triliun, Kartu Sembako sebesar 83,9% atau Rp41,88triliun dari pagu Rp49,89 triliun, BLT Desa sebesar 69,3% atau Rp19,95 triliun dari pagu Rp28,80 triliun, dan Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar 84,9% atau Rp7,48 triliun dari pagu Rp8,80 triliun. (rep)Eruspi Semeru, Total Korban Meninggal Berjumlah 46 Jiwa
Beritaneka.com—Sejak 17 November 2021, tercatat 522 kasus harian Covid-19 di mana menjadi kasus terendah sejak Juni 2020. Penurunan kasus harian ke level sangat rendah juga diikuti dengan rendahnya kasus aktif, kematian harian, tingkat penggunaan kasus RS atau Bed Occupancy Rate (BOR) dan tingkat kasus positif.
Kasus aktif sudah berada di level 8.390 atau terendah sejak Mei 2020, sedangkan kematian harian berada di angka 15 (7DMA) dengan positive rate 0,2% (7DMA) dan jumlah testing 150 ribu orang per hari.
Meski demikian, berkaca pada kejadian peningkatan kasus di masa liburan, pemerintah berharap seluruh pihak tetap waspada terutama menjelang libur natal dan tahun baru (Nataru).
Baca Juga: MAU BUBARKAN MUI?
“Perbaikan signifikan terus terjadi seiring kerja sama seluruh pihak yaitu masyarakat yang disiplin dengan protokol kesehatan 5M, serta upaya pemerintah dalam mengakselerasi vaksinasi dan melaksanakan 3T. Kewaspadaan harus dijaga mengingat gelombang I Covid-19 di Indonesia terjadi pasca libur Nataru,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dalam keterangan resmi yang kami kutip hari ini.
Kewaspadaan pemerintah diwujudkan dengan percepatan vaksinasi. Realisasi dosis vaksinasi Indonesia berada di peringkat 5 dunia dengan 219,48 juta dosis vaksin yang sudah tersalur per 17 November 2021. Jika asumsi kecepatan vaksinasi sekitar 1,5 juta dosis per hari, maka pada Maret 2022 vaksinasi dapat menjangkau 70% penduduk dan mendukung tercapainya transisi yang lebih optimal menuju hidup berdampingan dengan endemi.
“Vaksinasi harus terus diakselerasi dan didukung dengan kesadaran masyarakat untuk mencapai herd immunity,” lanjut Febrio.
Selain itu, melalui APBN Pemerintah juga mendukung pelaksanaan intervensi di bidang kesehatan. Realisasi sisi kesehatan pada program Pemulihan Ekonomi Nasional telah mencapai Rp129,3 triliun dengan manfaat yang sangat luas termasuk vaksinasi, 3T, insentif tenaga kesehatan, dan bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional.
Baca Juga: Jangan Vonis Anies dengan Logika Sesat
“Masyarakat diharapkan terus bekerja sama dengan konsisten menerapkan 5M di tengah waktu libur nanti, serta menyukseskan program vaksinasi agar momentum pemulihan ini dapat kita jaga terus,” tutup Febrio.
Beritaneka.com—Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) terus menggecarkan program “Kita Jaga Kyai,” ke sejumlah pesantren, madrasah, sekolah, lembaga pendidikan di Indonesia. Seperti pondok pesantren di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten.
BAZNAS juga melakukan vaksinasi kepada amilin, amilat yang merupakan para pegawai di Kantor Pusat BAZNAS, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (9/9).
“Program ini diharapkan dapat meningkatkan peluang mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity dan mempercepat capaian vaksinasi secara nasional,” kata Pimpinan BAZNAS RI sekaligus Ketua Satgasnas Covid-19 BAZNAS RI, Saidah Sakwan, MA di Jakarta, Kamis (9/9).
Baca juga: Program Kita Jaga Usaha, BAZNAS Bantu 13 Ribu UMKM Terdampak Covid-19
Saidah menjelaskan, BAZNAS terus berupaya melakukan pemerataan vaksinasi untuk santri di pesantren-pesantren yang tersebar di Indonesia.
Di Jawa Barat, BAZNAS melakukan vaksinasi kepada 3.000 santri di tujuh titik pondok pesantren, yaitu Pondok Kebon Jambu Al Islami, Pesantren Asrama Assalafie, Asrama Assanusi, Asrama Tholibin, Asrama Mualimat, Asrama Mhs, dan MAN 2.
Selain itu, di Pesantren Persis 1-2, Bandung, Jawa Barat yang digelar pada Rabu (8/9), tercatat sebanyak 1.700 santri, ustaz, alumni, serta masyarakat sekitar yang menerima manfaat.
“Sebelumnya, BAZNAS juga telah memberikan vaksinasi kepada santri di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, pada 25, 27, dan 30 Agustus 2021 lalu. Kegiatan vaksinasi ini turut didukung dosis dari Polres Kediri dengan RS UNAIR Surabaya, dengan total jumlah penerima manfaat sebanyak 4.120 orang,” tuturnya.
Masih di Jawa Timur, BAZNAS juga telah melakukan vaksinasi bagi santri di pondok pesantren Fathul ‘Ulum Kwagean, Krenceng Kepuh, Kediri pada Sabtu (28/8). Dosis vaksinasi ini didukung oleh Polres Kediri dengan Dinkes Kab Kediri, dengan total jumlah penerima manfaat sebanyak 1.151 orang.
“Program vaksinasi untuk para santri ini pun masih terus berjalan,” ujarnya.
Baca juga: BAZNAS Gandeng PT Pos Indonesia Maksimalkan Pelayanan Zakat
Sedangkan di Provinsi Banten, BAZNAS menggelar program Kita Jaga Kyai, antara lain di Pondok Pesantren Jamiyyah Islamiyah, Jurangmangu, Kota Tangerang Selatan, pada Senin (6/9).
Pada kegiatan vaksinasi dosis ke-1 di Pondok Pesantren Jamiyyah Islamiyah, Jurangmangu, Kota Tangerang Selatan, BAZNAS didukung oleh Polres Kota Tangsel sedangkan nakes dari pihak Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU).
“Total penerima manfaat vaksinasi di P-Care sebanyak 702 orang dengan rincian santri 591 orang dan masyarakat umum 111 orang,” urainya lagi.
BAZNAS melalui Divisi SDM juga menggelar program vaksinasi yang diperuntukan bagi amilin-amilat dan keluarga besar BAZNAS di Kantor BAZNAS RI, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (9/9).
Kegiatan vaksinasi kerja sama BAZNAS dengan Koramil 02 Matraman ini disambut antusias keluarga besar BAZNAS.
“Alhamdulillah program vaksinasi yang digelar oleh Divisi SDM BAZNAS RI ini mendapat antusias yang luar biasa dari keluarga amilin/amilat BAZNAS. Mudah-mudahan program vaksinasi ini dapat membantu pemerintah dalam pemerataan pemberian vaksin bagi masyarakat, sehingga tercapainya herd immunity,” timpal Pimpinan BAZNAS RI, Kolonel Caj. (Purn) Nur Chamdani.
Pelaksanaan program vaksinasi tetap mengedepankan protokol kesehatan dan jaga jarak guna mengurangi penyebaran virus Covid-19.
Program Kita Jaga Kyai pertama kali diluncurkan BAZNAS pada 2 Agustus 2021, sebagai upaya membantu pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19, khususnya di lingkungan pondok pesantren.
Banyaknya ulama yang wafat akibat terpapar Covid-19 menjadi salah satu pendorong diluncurkannya program Kita Jaga Kyai, yang terdiri dari dukungan vaksinasi, paket imunitas, paket higienitas, medical check-up, dan dukungan isoman. Berbagai dukungan ini akan diberikan kepada seluruh elemen di pondok pesantren, seperti santri/santriwati dan pengurus ponpes guna mendukung kesehatan para kyai di tengah pandemi.
Program Kita Jaga Kyai yang inisiasi BAZNAS diluncurkan secara resmi oleh Wakil Presiden RI, K.H. Ma’ruf Amin, serta didukung oleh Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Kesehatan, TNI/Polri, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persis, PUI, serta berbagai ormas Islam lain.
Selain program Kita Jaga Kyai, selama ini BAZNAS juga telah berperan dan berkontribusi aktif dalam upaya penanggulangan Covid-19 di Indonesia melalui berbagai program darurat dan program recovery dalam membantu sisi perekonomian masyarakat yang terdampak.
Program darurat tersebut di antaranya, Bantuan Paket Penggali Kubur; Bantuan Paket Pemulasaraan Jenazah untuk penyintas Covid-19; Dukungan Paket Ruang Isolasi di Rusunawa Nagrak Cilincing; Oksigen Bagi Faskes di Jabodetabek; Bantuan APD Penggali Kubur untuk pemakaman pasien Covid-19; Bantuan Pemulasaraan Jenazah Isolasi Mandiri; Bantuan Paket Imun untuk nakes, mustahik penyintas Covid-19, sopir ambulans; dan Bantuan Tenda Darurat untuk faskes se-Jabodetabek dalam upayanya membantu pasien.
Beritaneka.com—Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan vaksinasi Covid-19 di Tanah Air sudah mencapai 100 juta dosis suntikan per 31 Agustus 2021.
“Perkembangan berita baik bahwa sesuai dengan peta jalan kita, tanggal 31 Agustus kemarin, kita mencapai 100 juta dosis vaksin Covid-19,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers ‘100 Juta Suntikan Vaksin Covid-19’ yang disiarkan melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, hari ini Rabu (1/9/2021).
Nadia memastikan pemerintah terus memberikan suntikan vaksin Covid-19 kepada masyarakat. Melalui vaksin tersebut, kekebalan komunitas segera terbentuk sehingga pandemi Covid-19 teratasi.
Baca Juga: Ganjil Genap di Tiga Lokasi Jakarta Berlaku Sanksi Tilang Mulai Hari Ini
“Dengan 100 juta dosis (vaksin Covid-19) yang sudah disuntikkan hari ini, semoga tentunya ini akan terus mencapai target kekebalan kelompok dalam waktu yang telah kita tetapkan,” kata dia.
Nadia mengajak masyarakat mengikuti program vaksinasi Covid-19. Dia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak pilih-pilih jenis vaksin Covid-19.
“Apapun jenis vaksinnya, ingat, tidak usah khawatir karena pasti sudah dijamin keamanan, mutu, dan kualitas serta efektivitasnya. Vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia saat itu bagi kita,” katanya.
Pemerintah menargetkan 208.265.720 warga Indonesia divaksinasi Covid-19. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berharap, target vaksinasi tersebut tercapai pada Januari 2021. Vaksinasi Covid-19 kini berjalan cepat. Hal ini terlihat dari perbandingan capaian suntikan 50 juta vaksin pertama dan kedua.
50 Juta suntikan vaksin pertama tercapai pada 8 Juli 2021. Ini menunjukkan, 50 juta suntikan vaksin pertama rampung dalam waktu 26 pekan. Sementara 50 juta suntikan vaksin kedua tercapai pada 31 Agustus 2021 atau dalam waktu 7 pekan.
“Kita ingin berusaha kalau bisa 50 juta, 50 juta berikutnya syukur-syukur bisa enam minggu, atau syukur-syukur bisa empat minggu. Jadi kalau 50 juta butuhnya 4 minggu, 1 bulan artinya kita nyuntiknya 1,3 juta, 1,4 juta per hari supaya dapat 4 minggu,” kata dia.
Baca Juga: Mahkamah Konstitusi Melanggar Konstitusi: Wajib Bubar
“Kalau kita bisa dapat 4 minggu 50 juta, sekarangkan 100 juta di Agustus, kita ada September, Oktober, November, Desember. Itu kan ada empat bulan. Kalau 4 bulan itu kita bisa capai rata-rata sebulan 50 juta, kita bisa dapat 200 juta tambahan,” katanya.
Beritaneka.com—Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate mengimbau setiap penyelenggara vaksinasi dapat menjaga dan memastikan data pribadi masyarakat terlindungi dengan baik. Hal yang sama juga disampaikan Menkominfo kepada seluruh masyarakat agar tidak sembarang menyebarkan barcode setelah menjalani vaksinasi. Menurutnya, hal itu diperlukan untuk menjaga data pribadi agar tidak disalahgunakan.
“Proses-proses vaksinasi ini karena melibatkan data pribadi, maka tentu kita harapkan agar pelindungan data pribadi tetap kita jaga dengan baik. Payung hukumnya sudah kita siapkan. Saya sendiri telah menerbitkan Surat Keputusan Menteri Kominfo,” jelasnya dalam Konferensi Pers usai meninjau Pelaksanaan Vaksinasi untuk 10.000 Pekerja Media, di Bentara Budaya Kompas, Jakarta, Jumat (25/06/2021).
Bahkan, Menteri Johnny menekankan sertifikat vaksinasi digunakan sendiri dan untuk keperluan khusus tertentu. Misalnya, hanya diperuntukkan ketika sedang melakukan perjalanan dinas atau ada keperluan yang mendesak.
“Jangan sampai diedarkan karena di sertifikat itu ada QR Code, di dalam QR Code itu ada data pribadi, jadi sertifikat digital kita peroleh tetapi di saat yang bersamaan kita menjaga data pribadi kita dengan cara tidak mengedarkannya untuk kepentingan yang tidak semestinya,” tegasnya.
Baca juga: Jalankan Transformasi Digital, Kominfo Targetkan Latih 50 Ribu Talenta Digital di Lima Kota
Menteri Johnny menjelaskan, sertifikat digital vaksin ini bisa diperoleh setiap orang usai melaksanakan vaksinasi Covid-19 sebagai bukti telah divaksin. Sertifikat ini bisa diunduh dari Aplikasi PeduliLindungi dengan terlebih dahulu memasukan nomor induk kependudukan (NIK).
Momentum Satukan Bangsa
Dalam kesempatan itu, Menteri Johnny menyatakan vaksinasi Covid-19 menjadi momentum bagi seluruh komponen bangsa untuk bersatu. Menurutnya, hal ini diperlukan agar seluruh elemen dapat menemukan titik simpul yang sama sehingga seluruh kekuatan dan energi bisa digunakan untuk mengakhiri pandemi Covid-19 di Indonesia sesegera mungkin.
Oleh karena itu, meski tingkat penularan Covid-19 yang begitu tinggi akhir-akhir ini, Menteri Johnny meminta masyarakat untuk tidak panik, jangan takut serta pesimistik. Menkominfo menilai dengan kondisi tersebut justru mendorong seluruh warga Indonesia untuk memastikan dan melaksanakan protokol kesehatan Covid-19 secara tertib, disiplin dan terus-menerus,
“Karena itu cara yang sangat sangat efektif, jitu untuk mencegah penularan. Hal ini menjadi begitu pentingnya pada saat di mana sekarang tingkat penularannya cukup tinggi, tetapi tingkat penularan yang tinggi ini jangan membuat kita takut, jangan membuat kita menjadi pesimistik,” tuturnya.
Baca juga: Kemkominfo Targetkan 78.391 Titik Akses Internet Akhir 2024
Kepada Pekerja Media yang mengikuti vaksinasi hari ini, Menteri Johnny menjelaskan Pemerintah melaksanakan program vaksinasi secara massal, secara masif, secara besar-besaran, bertujuan untuk menghasilkan imunitas bagi masyarakat.
“Pekerjaan ini merupakan pekerjaan bersama-sama. Saya tentu berharap kita melakukannya secara bersama-sama,” ungkapnya.
Meski tak ada hal yang mudah, tetapi menurut Menteri Johnny vaksinasi bukan hal yang tidak mungkin. Menkominfo juga meyakini dengan pelaksanaan vaknisasi, bangsa Indonesia mampu menaklukkan pandemi Covid-19 dalam waktu yang tidak lama.
Beritaneka.com—Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memastikan vaksin Merah Putih buatan anak bangsa masuk dalam program vaksinasi pemerintah.
Pengembangan vaksin Merah Putih merupakan kolaborasi lembaga riset di antaranya lembaga pemerintah non kementerian, dan perguruan tinggi, seperti LBM Eijkman, LIPI, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, dan Universitas Gajah Mada.
Baca Juga: Indonesia Dukung Penghapusan Paten Vaksin Covid-19
Salah satu di antaranya merupakan buatan Universitas Airlangga, Surabaya, pada tahapan uji klinis nanti juga akan melibatkan para relawan.
“Vaksin Merah Putih saat ini memasuki uji pra klinis pada hewan besar. Setelah uji pra klinis pada hewan berhasil maka akan dilanjutkan uji klinis pada relawan. Vaksin Merah Putih akan tetap masuk program pemerintah,” kata Wiku dalam keterangan tertulis yang kami kutip hari ini.
Baca Juga: Sektor Padat Karya Dapat Prioritas Vaksin Gotong-Royong
Selain itu, Wiku mengatakan masing-masing vaksin dikembangkan dari platform berbeda, seperti protein rekombinen, viral vector termasuk inactivated virus dan genetik menggunakan DNA atau MRNA.
“Dalam pengembangan vaksin, tidak hanya menggunakan pendekatan medis, namun melibatkan unsur lain yang kompleks,” kata Wiku.
Baca Juga: Jamiluddin Ritonga: Jauhkan Vaksin dari Kepentingan Politik
Wiku mengatakan, vaksin Merah Putih sesuai prosedur dan cara kerja sesuai standar atau mengacu pada good manufacturing practice sebagaimana tertuang dalam Peraturan Kepala Badan POM RI Tahun 20212 tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik.