Beritaneka.com, Jakarta—Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) akan memfasilitasi 800 pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di seluruh Indonesia untuk mendapatkan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE) sepanjang 2022. Ini merupakan bagian dari upaya untuk mengembalikan kepercayaan wisatawan untuk berwisata dengan aman, nyaman, dan sehat di Indonesia.
“Kami harapkan melalui program ini, akan bertambah 800 usaha di sektor parekraf yang tersertifikasi SNI CHSE,” kata Menparekraf/Baparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, dalam Weekly Brief with Sandi Uno, yang kami tonton di laman YouTube Kemenparekraf, dikutip hari ini.
Sandiaga mengungkapkan, sejak 2020 hingga tahun 2021, pihaknya telah memfasilitasi sebanyak 11.986 usaha pariwisata agar tersertifikasi CHSE di seluruh Indonesia.
Baca Juga:
Kasus Ginjal Akut, Kemenkes Larang Sementara Obat Sirup
“Menurut survei yang dilakukan pada 2022 sebanyak 53 persen wisatawan lebih memilih hotel dengan pertimbangan kesehatan serta protokol yang bersih dan lengkap. Hal ini terbukti dari preferensi hotel yang mengalami peningkatan pengunjung sampai 30 persen,” imbuhnya.
Guna menjamin konsistensi penerapan sertifikasi CHSE, tutur Sandiaga, Kemenparekraf bersama Badan Standardisasi Nasional pada akhir 2021 telah meluncurkan SNI 9042:2021 yang selanjutnya disebut SNI CHSE di tempat penyelenggaraan dan pendukung kegiatan pariwisata.
“Sertifikasi SNI CHSE ini bersifat voluntary atau sukarela, namun sebagai piranti penting yang diperlukan untuk membangkitkan sektor parekraf,” ujarnya.
Pendaftaran SNI CHSE melalui laman chse.kemenparekraf.go.id telah dibuka pada 15 Oktober 2022 dan akan berakhir pada 22 Oktober 2022. Terdapat beberapa tahapan seleksi dan verifikasi bagi para pelaku parekraf untuk memperoleh SNI CHSE.
“Salah satunya bagi Usaha Mikro Kecil (UMKM), yang belum pernah mendapatkan fasilitasi CHSE sebelumnya dari Kemenparekraf. Ada pula terkait kepemilikan Nomor Induk Berusaha (NIB). Mungkin yang difasilitasi adalah hotel-hotel nonbintang dan pelaku UMKM,” ujarnya.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Sampaikan Peluang Investasi di IKN kepada Para Investor
Menparekraf berharap melalui program sertifikasi CHSE ini para pelaku dapat memberikan keyakinan lebih terkait produk pelayanan pariwisata Indonesia sudah memenuhi gold standard dan telah memenuhi aspek kesehatan, kebersihan, keselamatan, serta kelestarian lingkungan yang ketat dan disiplin sehingga semakin meningkatkan kepercayaan wisatawan domestik maupun internasional.
“Saya mengajak para pelaku usaha usaha mikro dan kecil yang memenuhi kriteria untuk segera mendaftarkan usahanya untuk mendapatkan fasilitasi pembiayaan sertifikasi SNI CHSE tahun 2022,” pungkasnya.
Beritaneka.com — Kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara mengalami kenaikan saat liburan Lebaran 2022. Hal ini menunjukkan pariwisata di Indonesia terus pulih serta bangkit.
“Untuk jumlahnya nanti kita hitung,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalam Weekly Press Briefing yang dilakukan secara virtual, Senin (9/5/2022).
Sandiaga mengatakan, dengan meningkatnya kunjungan wisatawan dan memenuhi sejumlah destinasi wisata, maka ini semakin terbukanya lapangan pekerjaan. Khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf).
Antusiasme masyarakat yang melaksanakan mudik dan sekaligus liburan merupakan salah satu target Kemenparekraf yang sudah tercapai. Di mana setelah dua tahun berlalu, masyarakat baru bisa melakukan mudik akibat pandemi.
Akan tetapi, kata Sandiaga, ada beberapa evaluasi yang perlu diterapkan ke depannya. Evaluasi tersebut juga sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia.
“Pertama konsentrasi pandemi dan pemantauan gejolak, terutama ekonomi dan situasi global,” ujarnya.
Sandiaga menjelaskan, bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi agar para pemudik dan wisatawan tetap merasa aman dan nyaman yakni saat mengunjungi sejumlah destinasi wisata.
Beritaneka.com—Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi memaparkan pengembangan desa wisata berkelanjutan dan kebangkitan ekonomi baru pasca Covid 19.
Prinsip pengembangan desa wisata berkelanjutan, kata Sugito, harus memberi nilai manfaat secara ekonomi kepada masyarakat, selain itu masyarakat bisa terlibat secara aktif dalam aktivitas di desa wisata dan tetap menjaga nilai-nilai, norma, keseharian dan budaya yang berlaku dimasyarakat setempat.
“Pengembangan desa wisata memiliki manfaat dalam meningkatkan hidup masyarakat maju dan budaya serta tradisi dapat lestari karena terciptanya lapangan kerja baru hingga peningkatan kualitas hidup masyarakat perdesaan,” kata Sugito.
Baca juga: Kemendes Percepat Pencairan BLT, Hingga 15 Juli Tersalurkan Rp5,9 Triliun.
Manfaat lainnya, lanjut Sugito, bermanfaat bagi perekonomian masyarakat perdesaan, pengembangan desa sebagai desa wisata yang akan menimbulkan dampak dalam perekononian bagi masyarakat perdesaan.
“Juga dapat meningkatkan keberadaan industri kecil dan menengah dalam hal ini manfaat pengembangan desa sebagai desa wisata adalah peningkatan industri kecil menengah yang memnafaatkan produk lokal sebagai bahan bakunya serta bermanfaat sebagai sarana promosi produk lokal,” katanya.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) kata Sugito berpeluang dalam peningkatan ekonomi desa karena dapat meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat.
“BUMDes sebagai pengelola desa wisata bertujuan untuk meningkatkan perekonomian desa, mengoptimalkan aset desa, meningkatkan usaha masyarakat, mengembangkan rencama kerjasama usaha antar desa, menciptakan peluang jaringan pasar, membuka lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dam meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan desa,” katanya.
Baca juga: Wujudkan Desa Bersih Narkoba, Kemendes Aktifkan Pos Jaga Gerbang Desa
Di masa pandemi covid 19, salah satu sektor yang terdampak adalah sektor pariwisata. Sehingga kebijakan dalam pengelolaan desa wisata dimasa pandemi covid 19 menjadi sebuah langkah dalam mengatasi permasalahan sektor pariwisata.
Dalam pengelolan desa wisata menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan menjaga kebersihan lingkungan.
“Kita punya harapan besar mudah-mudahan pandemi Ini segera berakhir dan pariwisata yang menjadi salah satu sektor unggulan, sebagai penopang kegiatan ekonomi, baik ekonomi negara maupun masyarakat bisa pulih kembali. Serta sebuah harapan dan doa mudah-mudahan kita semua terhindar dari covid 19,” katanya.