Beritaneka.com, Sumedang —Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menyebut kesadaran masyarakat Indonesia untuk berkoperasi masih sangat rendah. Hal itu diungkapkan Teten saat kunjungan kerja dalam rangka Peringatan ke-75 Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) di Kampus IKOPIN University, Kabupaten Sumedang, beberapa waktu lalu.
Menurut Teten, dengan masih sangat rendahnya tingkat kesadaran berkoperasi masyarakat Indonesia, maka diperlukan upaya untuk menjadikan koperasi sebagai pilihan utama masyarakat dalam mengembangkan perekonomian.
Agar hal itu terwujud, kata Teten, koperasi perlu membenahi dan memperkuat ekosistem kelembagaannya. Sehingga, koperasi akan mampu mengembangkan potensinya. Selain itu, koperasi juga harus memperbaiki akuntabilitas dan tata kelola.
Baca Juga:
- Bayar Pajak Kendaraan Dapat Asuransi Kecelakaan Lalu-Lintas
- Produk Kesehatan, Makanan-Minuman dan Otomotif Paling Banyak Dibeli Konsumen
- Pemerintah Siapkan Super Apps Layanan Publik
- Era Digital, Menkeu Sri Mulyani: Banyak Urusan Bisa Diselesaikan secara Online
- Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 36 Resmi Dibuka Hari Ini, Perhatikan Syaratnya
- Aturan Terbaru Perjalanan Luar Negeri dan Domestik, Berlaku Mulai 17 Juli
“Memang kalau dilihat dari rata-rata orang Indonesia berkoperasi ini baru 8 persen, di dunia 16 persen. Ini perlu kita terus upayakan bagaimana koperasi menjadi pilihan rasional masyarakat ketika mereka ingin berusaha,” kata Menteri Teten dalam keterangan resminya dikutip hari ini.
“Yang harus dibenahi itu adalah ekosistem kelembagaan koperasi harus diperkuat supaya koperasi bisa terus mengembangkan modal bisnisnya, akuntabilitasnya juga membaik, termasuk tata kelolanya,” kata Teten.
Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat Yerry Yanuar yang mendampingi Menteri Teten dalam kunjungan kerjanya itu menyatakan, Pemprov Jabar melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) terus mendorong penguatan kelembagaan koperasi, mulai dari sumber daya manusia (SDM) hingga kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan terkait.
“Di Jabar sendiri pada dasarnya koperasi dari dulu jadi sokoguru ekonomi, maka dalam memperkuat kelembagaan koperasi ini, Dinas KUK melakukan upaya-upaya terhadap penguatan kelembagaan tersebut, termasuk SDM yang ada, bahkan seperti apa sistem dari mulai produksi sampai pemasarannya,” tutur Yerry.
Yerry menilai, pengembangan koperasi tidak hanya dapat mengandalkan pemerintah dan pengusaha, tetapi juga membutuhkan peran serta masyarakat, terutama para pelaku usaha kecil menengah (UKM).
Menurut Yerry, tantangan ekonomi ke depan membutuhkan kolaborasi dari masyarakat dan koperasi mampu menjadi jawaban sekaligus peluang bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Kolaborasi masyarakat sendiri dapat membangun koperasi karena tampaknya secara tantangan ke depan tidak bisa (dihadapi) secara individu, tapi bisa dijawab melalui kolaborasi dalam bentuk koperasi,” kata Yerry.
“Koperasi inilah yang menjadi tampungan dari berbagai macam produksi yang bisa dikembangkan sekaligus juga bisa memiliki akses terhadap offtaker yang ada, bahkan bisa sampai ke tingkat internasional, apalagi dengan (era) digitalisasi saat ini,” katanya.