Beritaneka.com—Korban perang terus berjatuhan menyusul agresi militer Israel kepada bangsa Palestina di Gaza dalam eskalasi meningkat dan perlawanan bangsa Palestina.
Dua warga negara Indonesia di Gaza, Abdillah Onim dan Husen sebagaimana laporan BBC yang kami kutip menceritakan, serangan bombardir massif dan acak, warga Palestina tak memiliki tempat berlindung.
Dari ratusan korban luka, terutama yang tinggal di Gaza utara, dilarikan ke rumah sakit Indonesia (RS yang dibangun dari sumbangan Bangsa Indonesia), menurut Onim.
Baca Juga: Partai Ummat: Lawan Kebiadaban Israel terhadap Bangsa Palestina!
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan ratusan warga Palestina meninggal dunia termasuk 31 anak-anak akibat serangan udara Israel.
Konflik terus berlanjut sejak bentrokan berdarah di Masjid Al-Aqsa pada Jumat (7/5/2021) lalu.
Lebih dari 300 warga Palestina terluka Senin (10/5/2021), dalam bentrokan dengan polisi Israel yang melepaskan peluru karet, granat kejut dan gas air mata di kompleks Masjid al-Aqsa.
Israel mulai melancarkan serangan udara Senin malam (10/5/2021) waktu setempat, untuk membalas apa yang mereka sebut tembakan roket dari Hamas dan militan Palestina lainnya.
Dua WNI yang tinggal di Gaza, Abdillah Onim dan Husen mengatakan mereka tidak berani keluar rumah karena hantaman serangan udara yang dilakukan secara acak, termasuk menyasar rumah penduduk.
Dari banyak korban luka di Kota Gaza, menurut Onim, korban dilarikan ke rumah sakit As-Syifa sementara di Gaza utara, korban dibawa ke rumah sakit Indonesia untuk mendapatkan penangan medis.
Baca Juga: Komnas Perlindungan Anak : Selamatkan Anak dari Agresi Israel ke Palestina
Onim juga mengatakan blokade yang dilakukan Israel yang menyebabkan kurangnya obat-obatan semakin sulit akibat pandemi Covid-19 dan serangan besar ini.
Sementara Husen, aktivis kemanusiaan dan wartawan di Gaza, mengatakan serangan sangat masif, sporadis, acak menyasar pemukiman warga dan di Gaza tidak ada fasilitas bungker yang dapat digunakan untuk berlindung. Itu yang menyebabkan banyaknya korban.
Menurut Husen, situasi sangat mencekam, namun warga Gaza tetap tenang, karena sudah terbiasa menghadapi kondisi seperti ini.