Beritaneka.com—Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menilai peluncuran program Literasi Digital Nasional, yang bertepatan dengan Peringatan ke-113 Hari Kebangkitan Nasional merupakan momentum bagi kebangkitan nasional di ruang digital.
“Kegiatan ini adalah momentum kita, momentum ini dilakukan tanggal 20 Mei 2021 yang menjadi suatu momentum baru kebangkitan nasional kita di ruang digital,” ujarnya dalam Konferensi Pers usai Peluncuran Program Literasi Digital Nasional di Hall Basket Senayan, Jakarta, Kamis (20/05/2021).
Menurut Menteri Johnny, ruang digital nasional mempunyai potensi yang sangat besar, salah satunya dilihat dari nilai ekonomi digital Indonesia yang mencapai valuasi 40% dari ekonomi digital Kawasan ASEAN. Oleh karena itu, Menkominfo menegaskan Indonesia membutuhkan kebangkitan digital.
“Saya inginkan infrastruktur digital yang dibangun dimanfaatkan dengan baik, dengan menghasilkan atau memperoleh sumberdaya manusia digital Indonesia yang memadai. Untuk itulah, kegiatan hari ini kita lakukan,” jelasnya.
Menkominfo menyatakan, pendidikan merupakan salah satu sektor yang penting dalam mengembangkan literasi digital masyarakat. Sehingga pilihan pertama dalam melakukan kegiatan literasi di sektor pendidikan adalah menjangkau seluas-luasnya, dan dalam jangkauan yang sejauh mungkin dengan jumlah yang besar kepada rakyat dalam rangka menyampaikan empat pilar literasi digital.
“Sehingga teknologi yang disediakan bisa dimanfaatkan dengan baik, dengan satu kesadaran kalau pasti ada dampak. Terhadap dampak ini, kita tangani melalui kasus-kasus dan pelibatan ekosistem secara menyeluruh untuk mengatasi dampak,” ujarnya.
Baca juga: Kemkominfo dan Kemdiknas Perkuat Sinergitas untuk Kembangkan Talenta Digital Indonesia
Menteri Johnny menegaskan Kementerian Kominfo tentu tidak akan gentar dengan dampak negatif di ruang digital. Sebab, dampak tersebut harus diatasi dan harus dihadapi. Akan tetapi, dampaknya tidak boleh menghalangi usaha besar bangsa ini untuk melakukan pelatihan dan peningkatan kualifikasi bagi masyarakat terhadap kecakapan digital itu sendiri.
“Yang paling utama adalah untuk menjangkau dan mentransmisikan kecakapan digital kepada masyarakat. Di saat yang bersamaan melakukan monitoring dan mengevaluasi atas dampak dan mengatasi dampaknya,” tandasnya.
Bahkan, Kementerian Kominfo mendukung penuh kementerian dan lembaga terkait yang berhubungan dengan pendidikan dalam melakukan giat literasi. Karena pendidikan di bidang teknologi tidak saja menyoal teknologi dan skills, tetapi ada etika dan cara berpikir.
“Kami tentu mendukung lembaga-lembaga termasuk lembaga keagamaan, karena Bapak Presiden sudah mengingatkan bahkan tadi secara eksplisit menyampaikan, kita perlu melakukan pelatihan untuk memanfaatkan ruang digital kita secara cerdas dan tidak digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat,” tegas Menkominfo
Pemanfaatan Ruang Digital
Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadim Makariem yang hadir secara virtual menyatakan, lebih dari setahun pandemi Covid-19, sudah tiba waktunya bagi Indonesia untuk merefleksikan hal-hal yang perlu dibenahi dan tingkatkan sebagai bagian dari upaya kembali pulih dan bangkit.
“Di sektor pendidikan, pandemi telah menyadarkan kita bahwa pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran merupakan hal yang tidak lagi bisa dihindari. Kita telah melihat dan mengalami sendiri bagaimana teknologi membantu kita, memastikan anak-anak tetap mendapatkan pendidikan ketika pembelajaran tatap muka tidak mungkin dilakukan,” ujarnya.
Meskipun teknologi tidak akan pernah bisa menggantikan pembelajaran tatap muka dan interaksi langsung dengan guru dengan murid, Mendikburistek menegaskan bahwa saat ini masyarakat semakin sadar pemanfaatan teknologi mampu mengakselerasi transformasi pendidikan dan mendorong lompatan-lompatan kemajuan.
“Tapi dengan satu syarat teknologi harus dimanfaatkan secara tepat sasaran dan cakap, tepat sasaran berarti dapat secara langsung mengatasi tantangan yang ada dalam sistem pendidikan, salah satunya adalah kualitas pembelajaran dan akses terhadap pendidikan berkualitas,” jelasnya.
Baca juga: Bangun BTS 4G di Desa 3T, Menkominfo: Internet Dorong Produktivitas Masyarakat
Mendikbudristek Nadiem Makarim menyatakan untuk pertama kalinya, kementerian yang dipimpinnya mengembangkan platform pendidikan tingkat nasional yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan murid di seluruh Indonesia untuk saling berinteraksi, belajar, dan berbagi.
“Tantangan lain yang hari ini masih sering menjadi kendala peningkatan mutu pendidikan adalah tugas-tugas administratif yang besar bebannya, dan harus diselesaikan guru dan kepala sekolah. Sebagai konsekuensinya, mereka tidak bisa memberikan pelayanan pendidikan yang memprioritaskan kebutuhan pelajar,” ujarnya.
Mendikburistek menegaskan teknologi perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja administratif, sehingga guru dan kepala sekolah bisa fokus perhatian dan tenaganya untuk memenuhi kebutuhan pelajar, terutama dengan personalized learning guna memastikan setiap anak berkembang sesuai minat dan kemampuannya.
“Hal kedua yang juga penting dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran adalah kecakapan digital, kecakapan ini tidak hanya berkaitan dengan kemampuan untuk menggunakan gawai, tetapi juga cerdas dan bijak dalam penggunakannya. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan-pendekatan yang strategis yang dapat meningkatkan literasi digital, khususnya bagi generasi muda yang biasanya belum memiliki benteng cukup kuat untuk menangkal pengaruh buruk dari teknologi,” tandasnya.
Mendikbudristek Nadiem Makarim menyambut baik modul literasi digital yang diterbitkan Kementerian Kominfo yang mencakup empat dasar literasi digital, antara lain keamanan digital, keterampilan digital, etika digital, dan budaya digital.
“Empat pilar utama tersebut akan mendorong terciptanya ekosistem pembelajaran berbasis teknologi yang menghasilkan talenta-talenta digital unggul Indonesia,” ujarnya.
Dalam memperingati Hartiknas 2021, Mendikbudristek menyatakan bahwa 113 tahun yang lalu, kelahiran Boedi Oetomo sebagai organisasi kebangsaan Indonesia yang pertama menjadi awal dari perjuangan Indonesia mencapai kemerdekaan.
“Saat ini, kita perlu bersama-sama merefleksikan kembali makna dari “kebangkitan nasional”. Bangkit berarti keluar dari keterpurukan, bangkit berarti cakap dan tanggap dengan perkembangan teknologi, bangkit berarti belajar dengan bahagia dan merdeka,” imbuhnya.