Beritaneka.com—DPP Muhammadiyah menilai masalah paling krusial yang dihadapi Indonesia dalam melawan pandemi ini adalah tidak adanya manajemen krisis. Akibatnya, penanganan Covid-19 terus berlarut-larut dan tidak kunjung menemukan solusi jitu.
“Saya dulu pernah menangani beberapa manajemen krisis. Nah kalau manajemen krisis itu di mana-mana komandannya cuma satu. Nah sekarang ini saya melihat komandannya itu ada banyak. Di awal BNPB, kemudian pindah ke KPCPEN, Terus sekarang PPKM ini pindah lagi ke Menteri Marinves misalnya dan Menteri Perekonomian. Jadi saya melihat kalau mau di-improve itu lebih kepada sistem komandonya ini siapa? Who is the real number one yang manage krisis ini,” ujar Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Agus Samsudin seperti dimuat di laman www.muhammadiyah.or.id.
Baca juga: Memiliki Kesamaan Pandangan, PKS Siap Dukung Tokoh Muhammadiyah Jadi Pahlawan Nasional
Sebagai orang yang berpengalaman dalam manajemen krisis, Agus melihat kekacauan penanganan pandemi dapat dilihat dari tidak adanya sistem komando yang jelas beserta sosok pemimpin komando.
“Sekarang ini kan kita tidak melihat manajemen krisis itu gitu. BNPB sudah nggak lagi sih pendapat saya sekarang. Suaranya juga sedang aja sih sekarang saya lihat. Jadi sekarang siapa yang encharged sebenarnya? Pada saat kritis oksigen semua orang berbicara tapi who is actually encharged to this problem? Saya kira ini penting banget untuk kemudian dicatat oleh semua orang,” imbuh Agus.
Baca juga: Silaturahim dengan Sri Sultan dan PP Muhammadiyah, DPP PKS Perkenalkan Pengurus dan Lambang Baru
Ketidakjelasan sistem komando dan sosok leader menurut Agus menjadi masalah yang membuat krisis tak berhenti. Masalah ini menurutnya perlu segera dijawab dengan menentukan sosok komandan yang berlatar belakang epidemiologi, bukan profesional lain yang tidak memiliki disiplin pandemi.
“Jadi karena saya orang manajemen saya melihatnya seperti itu ya. Jadi siapa sebenarnya yang (kompeten) encharged manajemen krisis ya menurut saya betul-betul harus diberikan,” tutup Agus.