Oleh: H Ahmad Syaikhu, Presiden Partai Keadilan Sejahtera
Beritaneka.com—Hanya dalam hitungan hari kita akan berpisah dengan bulan suci Ramadan 1422 H. Momen sepuluh hari terakhir memiliki keutamaan yang sangat besar untuk mengoptimalkan ibadah kita kepada Allah SWT. Ini saat di mana doa tidak berjarak di hadapan Allah SWT. Jangan sampai momen ini terlewatkan begitu saja karena belum tentu kita bisa bertemu dengan Ramadan berikutnya. Mari memohon ampunan sekaligus petunjuk untuk keselamatan diri, keluarga, bangsa, dan negara yang kita cintai ini.
Ramadan kali ini merupakan tahun kedua ibadah puasa di tengah suasana pandemi Covid-19. Covid-19 telah menyebabkan banyak aktivitas kehidupan terganggu karena keterbatasan mobilitas yang kita lakukan. Allah SWT menjadikan Covid-19 sebagai ujian sekaligus peringatan bagi umat manusia agar manusia memperbaiki diri dan kehidupan secara kolektif, berbangsa, dan bernegara, bahkan dunia.
Baca juga: Bagaimana Pemerintahan Jokowi Dapat Utang Benaran Tahun 2021?
Pandemi Covid-19 awalnya merupakan masalah kesehatan. Dalam waktu singkat memiliki efek domino yang sangat cepat, menjalar menjadi masalah ekonomi, sosial, dan politik yang dihadapi oleh hampir seluruh negara di dunia. Bahkan memasuki tahun kedua penyebarannya, Covid-19 telah menjadi game changer bagi perjalanan bangsa-bangsa ke depan; apakah akan keluar menjadi bangsa pemenang atau sebaliknya, akan semakin terpuruk.
Pemberian vaksin kepada seluruh masyarakat menjadi harapan yang besar untuk bisa mengendalikan penyebaran Covid-19. Tetapi, memasuki Ramadan tahun ini, penyebaran Covid-19 masih terus berlangsung, seolah-olah memberikan pesan yang kuat kepada kita, sebenarnya episentrum permasalahan yang kita hadapi saat ini ada pada diri kita sebagai manusia. Jadi, vaksin hanya sebagai sebuah instrumen untuk memberikan daya tahan bagi tubuh kita dalam menghadapi Covid-19. Tetapi, lebih dari itu, memperbaiki kualitas kemanusiaan kita jauh lebih penting, menjadi solusi permanen untuk keselamatan umat manusia di muka bumi ini.
Persoalan kebangsaan yang kita hadapi saat ini tidak bisa diselesaikan dengan membuat aturan dan sistem semata, tetapi pada saat yang sama juga harus diiringi dengan memperbaiki kualitas sumber daya manusia yang berada di belakangnya, baik secara moral maupun perilaku. Keteladanan para pemimpin akan menjadi contoh yang sangat efektif untuk mengubah kondisi bangsa hari ini. Puasa bisa menjadi sarana untuk membentuk pribadi-pribadi pemimpin yang soleh untuk menjadi suri tauladan bagi masyarakat yang dipimpinnya.
Puasa Mencetak Kesalehan
Tujuan puasa adalah untuk membentuk ketakwaan (2/183). Beberapa karakter takwa yang disebutkan dalam Alquran (3/134-135) antara lain senang berinfak baik di waktu lapang maupun sempit, menahan amarah, memaafkan kesalahan orang, ingat Allah, dan memohon ampunan-Nya.
Baca juga: BUMN dan Pemerintah: Mesin Utang Luar Negeri
Karakter seperti ini sangat diperlukan dalam situasi sulit menghadapi Covid-19. Kepedulian orang yang bertakwa akan mendorong gerakan berinfak. Menahan amarah akan meredam konflik, memaafkan orang akan menghadirkan kedamaian. Interaksi kemanusiaan (humanisme) akan semakin kuat sebagai perwujudan hablum minannas. Ditambah lagi, seringnya mengingat Allah dan memohon ampunan-Nya akan mendekatkan seseorang kepada Sang Khaliq (hablum minallah).
Kesalehan Multidimensi
Dalam membangun sebuah bangsa, tidak cukup hanya dengan kesalehan pribadi saja, tetapi juga diperlukan kesalehan secara kolektif dalam masyarakat.
Ramadan membentuk pribadi-pribadi yang memiliki kesalehan individu. Jika dalam masyarakat banyak terdapat kesalehan pribadi, maka akan terbentuklah kesalehan kolektif, yang akan bertransformasi menjadi kesalehan multidimensi, baik secara pribadi maupun kolektif. Kesalehan secara kolektif inilah yang diharapkan bisa memperbaiki kondisi bangsa dan negara yang sedang terpuruk, baik secara sosial, ekonomi, maupun politik.
Pertama, kesalehan sosial. Salah satu tujuan berpuasa selain untuk menahan lapar, haus, dan syahwat adalah bisa merasakan penderitaan orang miskin yang memiliki keterbatasan dalam mengonsumsi makanan dan minuman. Tempaan berpuasa selama sebulan penuh akan melahirkan sikap rendah hati, berempati dengan penderitaan orang lain, sehingga mau berbagi dengan sesama. Allah SWT menegaskan bahwa dalam setiap harta terdapat hak orang lain yang harus dikeluarkan haknya (51/19), bukan sebaliknya, memakan dan merampas hak orang lain. Kesalehan sosial yang ditunjukkan oleh masyarakat diharapkan bisa menyelesaikan masalah sosial yang ditimbulkan oleh Covid-19.
Kedua, kesalehan ekonomi. Ramadan juga memberikan pelajaran berharga bagi kita dalam menjaga aktivitas ekonomi secara seimbang, mulai dari mengatur pola konsumsi, membelanjakan uang sesuai dengan kebutuhan hidup sehari-hari, hingga penggunaan uang sebagai nilai tukar terhadap barang dan jasa secara riil. Allah SWT melarang aktivitas ekonomi yang mengandung unsur judi (maysir), transaksi yang tidak jelas (ghoror),dan riba(3/130). Kesalehan ekonomi akan menuntun kita menggunakan harta secara bijak sehingga tidak menimbulkan bubble economy, yang hanya mengejar keuntungan sesaat dengan menghalalkan segala cara.
Ketiga, kesalehan politik. Ramadan adalah kawah candradimuka untuk melatih komitmen dan perilaku kita kepada Allah SWT, selama dua puluh empat jam kita diberi kesempatan untuk berbuat baik, tidak boleh menipu, korupsi, melakukan intimidasi, karena yakin setiap perbuatan kita akan diawasi oleh Allah SWT. Sehingga, pasca-Ramadan akan menjadi kebiasaan baru dalam seluruh aspek kehidupan termasuk politik. Kesalehan politik para pemimpin bangsa akan menjadikan politik sebagai sarana beribadah kepada Allah SWT (51/56) sehingga lambat laun stigma politik itu kotor akan bisa hilang dengan sendirinya.
Idulfitri selalu menimbulkan harapan akan terbentuknya pola keseimbangan baru, baik yang bersifat hubungan dengan Allah SWT (hablum minallah) dan hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas). Setelah melalui rangkaian ibadah selama satu bulan penuh, akan muncul sosok baru dengan tingkat spiritual yang tinggi. Manifestasi tingkat spiritual tersebut tergambar dalam kesalehan individu.
Banyak persoalan bangsa yang kita hadapi hari ini, terutama dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19. Vaksin menjadi salah satu instrumen penting untuk memperkuat daya tahan tubuh, tetapi ada persoalan yang jauh lebih penting yang kita hadapi, yaitu merosotnya nilai-nilai kemanusiaan. Dengan begitu, dibutuhkan kesalehan pribadi dan kesalehan kolektif yang akan berpengaruh pada aspek sosial, ekonomi, dan politik agar bisa menyelesaikan persoalan multidimensi yang sedang melilit bangsa. Wallahu’alam bishawab.
Sumber: PKS.id
Beritaneka.com—Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Mohamad Feriadi mengapresiasi langkah pemerintah yang akan menggelar program Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) Ramadhan untuk meningkatkan konsumsi masyarakat dan membuka pasar UMKM lebih luas.
“Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah yang memberikan insentif atau subsidi sehingga bebas ongkir dalam Harbolnas Ramadhan. Tentunya ini akan meningkatkan traffic dalam kegiatan jasa pengangkutan barang,” kata pria yang akrab disapa Feri ini kepada Beritaneka hari ini.
Baca Juga: Siap-siap Harbolnas Ramadhan Bebas Ongkir
Menurut Feri, seluruh anggota Asperindo siap menyambut Harbolnas Ramadhan dan memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pelanggan. “Sebab, mereka yang belanja online akan meningkat transaksinya di Harbolnas. Diharapkan seluruh anggota Asperindo menyiapkan SDM nya untuk memberikan layanan berkualitas dan terbaik,” kata Mohamad Feriadi yang juga Presiden Direktur JNE ini.
Feri menambahkan, upaya pemerintah ini sangat membantu pemulihan usaha di sektor industri jasa pengiriman barang yang juga terdampak pandemi. Industri jasa pengiriman ini termasuk sektor usaha yang banyak menyerap tenaga kerja. Dengan begitu turut mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.
Feri mengharapkan seluruh anggota Asperindo dapat beradaptasi, mengubah bisnis modelnya, inovatif, dan kreatif untuk bertahan, survive, selalu optimistis, dan terus maju di tengah pandemi ini.
“Di tengah pandemi seperti ini, b to b (business to business) yang melayani antar perusahaan banyak yang terdampak pandemi. Karena cukup banyak perusahaan yang mengurangi aktivitas bisnisnya saat pandemi. Namun, di sisi lain b to c (business to customers) yang melayani langsung ke pelanggan atau komunitas atau group meningkat, seiring aktivitas belanja online dari individu dan komunitas yang meningkat,” ungkap Feri.
Dalam pemberitaan Beritaneka sebelumnya, Pemerintah akan memberikan subsidi ongkos kirim atau ongkir dalam Harbolnas Ramadhan yang rencananya berlangsung H-10 hingga H-6 Hari Raya Idul Fitri atau selama 5 hari jelang Lebaran.
Dalam Harbolnas Ramadhan ini platform e-commerce diberikan insentif biaya pengiriman untuk produk UMKM lokal. Diharapkan akan menjadi daya tarik warga masyarakat untuk berbelanja online di UMKM.
Baca Juga: Pemerintah Dukung Penuh UMKM dan Ekonomi Kreatif Naik Kelas
Dalam program Harbolnas Ramadhan ini, pemerintah akan menanggung biaya pengiriman barang yang dipesan masyarakat.
Ongkos kirim belanja di program ini akan ditanggung oleh pemerintah atau platform digital. Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp500 miliar dalam bentuk subsidi ongkos kirim dan produk yang diutamakan adalah produk-produk dalam negeri.
Barang yang dibeli haruslah produk buatan dalam negeri. Artinya jika, pembelian produk dari luar negeri maka ongkos kirim tetap akan ditanggung pribadi bukan pemerintah.
Sehubungan dengan acara Harbolnas Ramadhan, pemerintah juga mendorong partisipasi PNS atau Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk meramaikan belanja online dengan THR yang mereka dapatkan. Pemerintah berencana dapat membayarkan THR tersebut H-10 sebelum Lebaran 2021.(el)
Beritaneka.com—Pemerintah bakal menggelar program Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) Ramadhan untuk meningkatkan konsumsi masyarakat.
Dalam program Harbolnas Ramadhan ini, pemerintah akan menanggung biaya pengiriman barang yang dipesan masyarakat.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ongkos kirim belanja di program ini akan ditanggung oleh pemerintah atau platform digital. Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp500 miliar dalam bentuk subsidi ongkos kirim dan produk yang diutamakan adalah produk-produk dalam negeri.
Baca Juga: Pemerintah Dukung Penuh UMKM dan Ekonomi Kreatif Naik Kelas
Harbolnas ini bekerja sama dengan asosiasi, platform digital, pelaku UMKM, produsen lokal, dan para pelaku logistik lokal untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional. Demikian disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam akun media sosialnya yang kami kutip hari ini, Kamis (22/4/2021).
Subsidi ongkos kirim atau ongkir yang diberikan pemerintah adalah untuk program Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) Ramadhan yang digelar H-10 hingga H-6 Hari Raya Idul Fitri atau berlangsung selama 5 hari jelang Lebaran. Tujuannya untuk mendukung penuh dan membuka pasar UMKM lebih luas.
Dalam Harbolnas Ramadhan ini platform e-commerce diberikan insentif biaya pengiriman untuk produk UMKM lokal. Diharapkan akan menjadi daya tarik warga masyarakat untuk berbelanja online di UMKM.
“Dengan demikian Pemerintah berharap dalam situasi Bulan Ramadhan terjadi peningkatan konsumsi. Oleh karena itu Pemerintah mendorong bahwa tidak mudik tetapi bisa mengirim barang ke daerah. Pemerintah yang tanggung ongkosnya,” kata Menko Airlangga.
Baca Juga: Donny Kris Puriyono: Pemerintah Perlu Berikan Akses Bantuan dan Izin Usaha
Barang yang dibeli haruslah produk buatan dalam negeri. Artinya jika, pembelian produk dari luar negeri maka ongkos kirim tetap akan ditanggung pribadi bukan pemerintah.
“Diutamakan untuk produk dalam negeri, ongkir ditanggung pemerintah dalam bentuk subsidi,” kata Menko Airlangga.
Sehubungan dengan acara Harbolnas Ramadhan, pemerintah mendorong partisipasi PNS atau Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk meramaikan belanja online dengan THR yang mereka dapatkan. Pemerintah berencana dapat membayarkan THR tersebut H-10 sebelum Lebaran 2021.(el)
.