Beritaneka.com—Dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat mengenai zakat, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) menggelar bincang virtual bertema Zakat untuk Pemberdayaan Umat. Kegiatan edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menunaikan zakat. Hal itupun sejalan dengan Gerakan Cinta Zakat yang sedang digencarkan oleh BAZNAS di bulan Ramadan ini.
Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut, Direktur Utama BAZNAS RI M. Arifin Purwakananta dan Direktur BCA Syariah Pranata. Acara ini diselenggarakan secara virtual melalui Zoom dan disiarkan live melalui Youtube BAZNAS TV, pada Kamis (29/04/2021). Dalam kegiatan tersebut dilakukan juga Seremoni Penyerahan Zakat Nasabah BCA Syariah kepada BAZNAS.
Baca juga: Peternak Mustahik BAZNAS Olah Kotoran Ternak Jadi Bernilai Ekonomis
BCA Syariah dan BAZNAS bekerja sama dalam program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui zakat produktif, untuk mendorong para penerima zakat (mustahik) menjadi micropreneur berdaya. Tujuannya adalah mewujudkan kemandirian puluhan pengusaha mikro melalui pemberian modal usaha, pendampingan, serta pelatihan untuk membantu mustahik mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan. Sebanyak 28 mustahik yang penghasilan utamanya sebagai pedagang makanan dengan lokasi di Bekasi menjadi sasaran dari program pada tahun ini.
“Adapun BCA Syariah melalui BAZNAS menyalurkan dana zakat nasabah BCA Syariah untuk program pemberdayaan ekonomi Gerobak Jajan Sehat. Dengan program ini, para mustahik mendapatkan bantuan modal usaha, pembaruan gerobak agar lebih menarik bagi pembeli, serta pelatihan-pelatihan mengenai mengolah makanan dengan higienis, mengatur keuangan dan sebagainya,” jelas M. Arifin Purwakananta.
Untuk itu, M. Arifin Purwakananta mengatakan, dalam mencapai visi sebagai pilihan pertama pembayar zakat, BAZNAS akan terus menguatkan layanan dalam menunaikan zakat, infak dan sedekah (ZIS), serta memperkuat syiar dakwah agar lebih banyak masyarakat dapat menikmati layanan kemudahan berzakat melalui BAZNAS.
“Melalui kemudahan tersebut, diharapkan pengelolaan zakat nasional semakin optimal dalam mengentaskan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Jika zakat sudah menjadi gaya hidup masyarakat, kami harap akan tercapai tujuan dimana masyarakat dapat mapan secara material dan mapan secara spiritual,” ujarnya.
“Dalam kesempatan ini, kami ingin mensosialisasikan bahwa, zakat yang disalurkan oleh nasabah lewat BCA Syariah akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan para penerimanya. Kami berharap masyarakat semakin memahami pentingnya zakat dalam membangun kemandirian ekonomi para mustahik,” kata M. Arifin Purwakananta, Dia menambahkan, banyak program-program layanan kemudahan zakat BAZNAS yang saat ini sudah dapat diakses masyarakat melalui platform online maupun offlline, dimulai dari pembayaran zakat lewat bank, aplikasi, hingga kasir retail.
“Kami memberikan apresiasi kepada BCA Syariah atas kerja sama yang baik dalam upaya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya zakat guna pemerataan perekonomian dan pengentasan kemiskinan. Melalui kegiatan ini kami berharap Gerakan Cinta Zakat semakin tumbuh di masyarakat luas,” katanya.
Baca juga: Kisah Khairul Walad, Mengabdi untuk Para Mustahik Bersama BAZNAS
Sementara itu, Direktur BCA Syariah Pranata mengatakan, “BCA Syariah turut menjalankan fungsi sosialnya dalam menghimpun dan menyalurkan dana sosial umat baik zakat, infak, maupun sedekah. Dalam penyalurannya, khususnya penyaluran zakat, kami selalu berupaya menjaga amanah nasabah yang menitipkan zakatnya dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang terpercaya di antaranya BAZNAS”.
“BCA Syariah saat ini telah memiliki mobile banking BCA Syariah Mobile dan internet banking Klik BCA Syariah. Di kedua fasilitas e-banking tersebut, BCA Syariah sudah menyediakan rekening lembaga zakat di daftar transfer, agar nasabah lebih mudah untuk melakukan trasfer zakat, infak, dan sedekahnya.
“Penghimpunan zakat BCA Syariah samapi dengan Maret 2021 mencapai Rp.1,6 miliar. Jumlah tersebut meningkat sebesar 30,95% secara tahunan. Tren ini diharapkan terus meningkat seiring dengan peningkatan literasi masyarakat mengenai zakat dan kemudahan bertransaksi di era digital”, kata Pranata.
Pranata menambahkan, “Untuk menambah kemudahan berzakat, produk dana BCA Syariah seperti Tabungan dan Deposito menyediakan fitur autodebet zakat, jadi nasabah yang ingin berbagi dari imbal hasil yang diperoleh dari simpanannya di BCA Syariah bisa otomatis didebet sebesar 2,5% dari imbal hasil (bonus maupun bagi hasil) yang diterima. Dengan fitur auto debet nasabah tidak perlu khawatir untuk lupa berzakat melalui BCA Syariah. (ZS)
Beritaneka.com—Di saat sebagian besar pemuda daerah memilih untuk mengejar karir di kota-kota besar, laki-laki bernama Khairul Walad memilih untuk pulang ke daerahnya. Walad sapaan akrabnya, tidak melupakan tempat di mana ia tumbuh sejak kecil. Ia berniat mengabdi untuk desanya. Pepatah “Setinggi-tingginya burung terbang, akhirnya kembali ke sarangnya juga” rasanya pantas disematkan untuk Walad.
Laki-laki yanng lahir di Batusangkar ini memilih bergabung dalam program pemberdayaan yang diusung oleh ZCD BAZNAS. Walad melihat, mustahik di desanya terkendala dengan modal, jaringan informasi, maupun koneksi dengan pihak tertentu. Melihat hal itu, ia membulatkan tekad untuk mengabdi dan melayani mustahik di desanya.
“Tidak ada yang sia-sia untuk sebuah pengabdian. Niat telah mantap. Ikhtiar dilakukan dengan sebaik mungkin untuk mewujudkan sebuah harapan. Tidak ada yang lebih mulia daripada sebuah pengabdian,” kata Walad.
Semua perjalanannya berawal saat ia diajak oleh seorang pegawai BAZNAS Kabupaten Tanah Datar untuk membantu dalam membina peternak kambing yang menerima bantuan BAZNAS pada 2016. Kegiatannya berlanjut saat mendampingi peternak BAZNAS yang mendapat bantuan berupa kambing dari BAZNAS dan Lolit (Loka Penelitian) Kambing Potong Medan.
Meski tidak ada anggaran untuk pendampingan BAZNAS, hal itu dilakukan Walad dengan hati ikhlas untuk membantu. Walad justru bersyukur menjadi relawan pendamping BAZNAS karena bisa menerima ilmu baru dan mendapatkan kesempatan untuk belajar dengan sejumlah mentor yang ahli dalam peternakan. Ia bahkan sempat bekerja di Lolit Kambing Potong Medan. “Banyak yang mengira rezeki itu berupa harta, padahal kesempatan meraih ilmu juga bagian dari rezeki. Saya mensyukuri itu” ucapnya.
Ketekunan Walad berbuah manis, ia ditawari menjadi Sahabat ZCD BAZNAS pada tahun 2018. Semangat menjadi bagian dari Sahabat ZCD ia tunjukkan dengan meningkatkan kapasitas beternak para mustahik. Ia melakukan pendampingan berupa terak kambing, pembelian bibit kambing, pembuatan kandang, penyiapan lahan untuk pakan ternak kambing, pembuatan pakan hingga pendirian sentra peternakan kambing. Walad juga berinovasi untuk menambah nilai pemberdayaan dengan membuat pupuk kompos organik dengan memanfaatkan kotoran dari hewan ternak mustahik.
Suka duka ia rasakan sebagai pendamping BAZNAS. Mulai dari sejumlah mustahik peternak yang tidak sepenuh hati mengikuti program, hingga jauhnya lokasi yang harus ia tempuh untuk pendampingan BAZNAS. Pantas saja, program ACD ini digulirkan di 13 Desa dan 7 kecamatan di Kabupaten Tanah Datar.
Kendati demikian, hal itu tidak serta merta menyurutkan semangat Walad untuk memberikan pendampingan. Bekerja sebagai pendamping BAZNAS, Walad merasakan sisi kekeluargaan dari para mustahik. Rasa syukur kian terasa saat ia merasakan dan melihat bagaimana kehidupan para mustahik dengan keterbatasannya masing-masing dapat menikmati hidup dengan baik.
Bekerja sebagai pendamping BAZNAS juga membuat koneksi Walad semakin meluas. Ia mulai mengenal dan belajar dari mentor di dunia peternakan kambing. Ketekunan Walad selama inipun menghasilkan kesuksesan. Meningkatnya pendapatan mustahik per bulan melalui produk turunan usaha peternakan jadi salah satu buktinya. Selain itu, berkurangnya modal usaha pertanian dari pupuk organik atau kompos yang dihasilkan dari peternakan jadi bukti keberhasilan Walad. Bahkan, beberapa mustahik telah menunaikan zakat ternak dan bersedekah dari hasil penjualan kambingnya.
Kerja keras Walad juga dirasakan para mustahik. Mereka mengaku, berkat pendampingan BAZNAS dari Walad, mereka meningkatkan spiritulitasnya dengan mendirikan Surau Gantiang sevata swasembada di area sekitar peternakan untuk memudahkan para peternak beribadah setelah berkativitas. Selain itu, pengetahuan para mustahik juga meningkat, baik tentang ilmu pembibitan maupun perawatan ternak.
“Saya berharap bisa mengantarkan mustahik peternak di Kabupaten Tanah Datar untuk lebih dekat pada gerbang kesejahteraannya, dan mampu mandiri baik dalam aspek ekonomi, dakwah, pendidikan, kesehatan dan sosial kemanusiaan sesuai 5 pilar yang diusung ZCD BAZNAS,” ucapnya penuh harapan. (ZS)
Beritaneka.com—Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) mendorong pemberdayaan peternak mustahik binaan lewat berbagai program, termasuk di salah satu titik pemberdayaan program peternakan Balai Ternak Garut, Jawa Barat. Tak hanya menjalankan program utama penggemukan dan pembiakan ternak, namun para mustahik juga didorong untuk mengolah kotoran domba menjadi pupuk kompos.
Lewat pendampingan teknis yang diberikan BAZNAS melalui Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik (LPPM) dan dukungan sarana berupa rumah kompos, kini peternak mustahik mampu mengolah kotoran domba menjadi benda yang bernilai ekonomis. Pendamping program, Gagan Setiawan menyebut kompos yang telah diproduksi para mustahik akan dipasarkan ke petani sekitar Desa Sukalillah dan desa lain di Kabupaten Garut.
“Seperti diketahui, Kabupaten Garut merupakan salah satu daerah memiliki kawasan pertanian yang cukup luas, sehingga sangat potensial untuk memasarkan kompos organik,” kata Gagan.
Dalam membuat pupuk kompos, kotoran domba diolah dengan bahan-bahan organik, serta dipercepat melalui berbagai mikroba dalam lingkungan yang hangat, lembap, dan bersifat aerobik. Sedangkan untuk bahan bakunya, terdiri dari kotoran domba, kapur pertanian, arang sekam, molasses, dan Effective Microorganism 4 (EM4).
Kemudian dihaluskan menggunakan mesin chopper setelah menjadi kompos, guna mendapatkan keseragaman ukuran produk. Usaha itu pun berdampak positif pada pupuk yang dihasilkan. Terbukti, pada Maret 2021, Kelompok Peternak Sauyunan di Balai Ternak Garut telah menghasilkan 800 kilogram pupuk kompos untuk dijual kembali.
Pada kesempatan terpisah, Pimpinan BAZNAS RI, Saidah Sakwan, M.A, mengatakan hasil positif yang diraih peternak mustahik merupakan buah dari kerja keras dan keuletan dalam menjalankan usaha. Menurut Saidah, para peternak berhasil memanfaatkan kotoran hewan yang jika dibiarkan akan mencemari lingkungan, mengotori kandang, dan mengganggu kesehatan ternak.
“Keberhasilan yang didapat juga tak lepas dari pembinaan intensif yang dilakukan BAZNAS melalui program pemberdayaan mustahik di berbagai daerah. Saya juga mengapresiasi etos kerja para peternak mustahik yang telah bertanggung jawab terhadap bantuan yang diberikan muzaki, lalu disalurkan melalui BAZNAS,” kata Saidah, Selasa (20/4).
Saidah juga berterima kasih kepada para muzaki yang telah berkontribusi dalam memberdayakan para mustahik. Dia memastikan dana zakat, infak, dan sedekah yang disalurkan melalui BAZNAS akan tepat sasaran, jatuh di tangan orang yang membutuhkan.
“Dukungan dari muzaki akan sangat membantu BAZNAS dalam meningkatkan pendayagunaan mustahik. Dana yang disalurkan melalui BAZNAS ini tentunya akan dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh mustahik. Hal ini juga diharap dapat menjadi pintu ekstentifikasi mustahik menjadi muzaki di kemudian hari,” ujar Saidah.
Sekadar informasi Balai Ternak BAZNAS Garut merupakan salah satu titik pemberdayaan program peternakan yang dilakukan oleh BAZNAS sejak Desember 2018. Hingga tahun ini, Balai Ternak Garut telah memberdayakan 60 peternak mustahik dengan populasi domba 449 ekor, serta menjalankan program utama penggemukan dan pembiakan untuk peningkatan populasi ternak.
Hingga kini, terdapat 584 mustahik binaan BAZNAS di 16 Balai Ternak yang terdiri dari 25 kelompok dan tersebar di 11 provinsi Indonesia. (ZS)
Beritaneka.com—Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) terus mendorong kebangkitan usaha mustahik binaan di tengah pandemi Covid-19. Dampak pandemi turut dirasakan pelaku usaha mikro karena mengalami penurunan omzet. Hal ini berimbas kepada sulitnya mengembangkan usaha akibat ketersediaan modal yang menipis.
Anwar contohnya, mitra mustahik BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Bojong Rangkas, Ciampea, Kabupaten Bogor, yang mengalami penurunan omzet selama pandemi. Lesunya kondisi ekonomi akibat pandemi membuat omzet usaha ‘Akar Frozen Food’ milik Anwar merosot hingga 50 persen.
Namun, kondisi usaha yang semakin menurun tidak menghentikan semangat Anwar dalam menjalankan usahanya, pembiayaan usaha yang diterimanya digunakan untuk membeli bahan baku dan kemasan untuk menunjang usaha. Selain itu untuk meningkatkan pengetahuan, Anwar mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM tentang Penyuluhan Keamanan Pangan, difasilitasi BMD Bojong Rangkas untuk para mustahik.
Pria berusia 40 tahun itu menjelaskan, saat ini perlahan usaha yang dijalankan mulai stabil, meskipun belum mencapai omzet yang sama ketika sebelum adanya pandemi. Kini dalam satu minggu, Anwar bisa melakukan tiga kali produksi dengan kapasitas produksi 1000 pcs.
Selain itu, BAZNAS juga tengah membantu proses usaha Anwar dalam pengurusan izin usaha. Hal ini dilakukan agar usaha Anwar mendapat legalitas usaha dan semakin berkembang. Pengurusan serupa juga dilakukan BAZNAS kepada mitra mustahik lainnya.
“BAZNAS turut membantu mitra mustahik lain untuk berkembang bersama, terlebih di masa pandemi saat ini yang dampaknya menyasar berbagai sektor. Selain modal tanpa bunga dan pembinaan, BAZNAS juga membantu pengurusan izin agar mustahik memiliki legalitas usaha. Pak Anwar, pelaku usaha frozen food binaan BMD Bojong Rangkas kita bantu fasilitasi pengurusan izin usaha dengan mendaftarkan penyuluhan keamanan pangan,” kata Pimpinan BAZNAS RI, Saidah Sakwan, MA., Jumat (16/4).
Tak hanya itu, Saidah menambahkan, BAZNAS juga turut membantu mitra mustahik pelaku usaha dari sisi pemasaran, salah satunya lewat branding produk agar terlihat bagus dan menarik minat konsumen untuk membeli.
“BAZNAS akan terus berupaya untuk memberdayakan masyarakat melalui dana zakat, infak, dan sedekah yang diterima dari para muzaki melalui berbagai program yang diinisiasi BAZNAS maupun masyarakat. Salah satu programnya adalah program ekonomi, karena ini menjadi pintu masuk dalam pengentasan kemiskinan,” kata Saidah.(zs)