Beritaneka.com—Salah satu upaya dalam penangan pandemic Covid-19 sekarang ini adalah melalui program vaksinasi. Ketua Departemen Ekonomi dan Pembangunan, Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Investasi (Ekuin) DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Farouk Abdullah Alwyni mengatakan sudah waktunya jika program kesehatan juga disinergikan dengan program pemulihan ekonomi nasional, yakni kebutuhan untuk mengakselerasi produksi vaksin nasional.
Farouk menyebutkan Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya melaporkan bahwa nilai impor vaksin (termasuk vaksin Covid-19) selama kuartal pertama 2021 adalah senilai USD 443.4 juta atau sekitar Rp. 6.4 triliun, terjadi peningkatan sekitar 1.315% dibandingkan impor yang sama selama kuartal pertama 2020.
Kebutuhan akan vaksin tentunya akan terus bertambah seiring dengan perjalanan waktu, sebelumnya Menteri Kesehatan (Menkes) menyatakan bahwa sejak Januari-Juni 2021 Indonesia memiliki 70 juta dosis vaksin dan akan ada kebutuhan menambah paling tidak 290 juta dosis vaksin selama Juli-Desember 2021, dengan target vaksinasi 181,5 juta orang atau 363 juta jika masing-masing terima dua kali suntik.
Baca juga: Kasus Covid-19 Meledak, Farouk Abdullah: Refleksi Kesalahan Paradigma Pembangunan Negara
Lebih lanjut Farouk menjelaskan Kebutuhan impor vaksin diatas belum mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan impor lainnya seperti alattes dan masker. Belum lagi kemungkinan Covid-19 menjadi endemic seperti yang diantisipasi Singapura, tentunya kebutuhan dana untuk vaksinasi akan selalu muncul.
“Melihat dana, dan potensi dana yang akan dikeluarkan sedemikian besar, maka sudah waktunya jika program kesehatan juga disinergikan dengan program pemulihan ekonomi nasional, yakni kebutuhan untuk mengakselerasi produksi vaksin nasional,”ujarnya.
Pria yang menyelesaikan gelar MBA bidang Perbankan Internasional dan Keuangan dari Universitas Birmingham (Inggris) ini memaparkan bahwa sejauh ini kita sudah sering mendengar ada dua kandidat vaksin nasional yaitu vaksin nusantara dan vaksin merahputih, disamping mungkin ada potensi vaksin-vaksin lainnya.
Sehubungan dengan ini, maka sudah selayaknya pemerintah melakukan segala hal yang diperlukan agar Indonesia bias memproduksi vaksinnya sendiri, sejauh ini selain Amerika Serikat & China, banyak negara juga sudah mulai memproduksi vaksinnya sendiri adalah Jerman, Belgia, India, Inggris, Belanda, Rusia, Swis, Korea Selatan, dan Brazil.
Farouk menjelaskan dewasa ini dengan munculnya varian delta dari Covid-19, efikasi dari berbagai vaksin juga mengalami penurunan. Kita menyaksikan begitu banyak tenaga kesehatan yang telah divaksin penuh dengan menggunkan vaksin Sinovac, ternyata juga masih tetap terinfeksi dan diperkirakan sekitar 20 diantaranya meninggal dunia.
Ternyata kasus ini juga tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga dinegara-negara lain seperti Seychelles, Mongolia, dan Bahrain. Di-Israel, kenaikan kasus positif Covid-19 juga terjadi terhadap warga yang telah mendapatkan vaksinasi secara penuh oleh Pfizer. Bahkan di Amerika Serikat sendiri Pfizer meminta kepada otoritas kesehatan yang ada agar dapat memberikan dosis tambahan, hal yang belum disetujui oleh otoritas terkait.
Baca juga: KPK Dilemahkan, PKS: Berdampak Buruk Terhadap Investasi
Lebih jauh mantan professional senior Islamic Developmeent Bank ini menguraikan ditengah kondisi bermutasinya virus dimana disatu sisi vaksin-vaksin yang ada sekalipun tidak terjamin keampuhannya, maka sudah selayaknya jika Indonesia juga berani mengambil tindakan untuk lebih bersemangat memproduksi vaksin nasional, karena pada dasarnya tidak ada vaksin yang sempurna saatini, tentunya dengan tetap melakukan yang terbaik secara scientific terkait factor keamanan (safety) dan keampuhan vaksin (efficacy) nasional.
“Akselerasi produksi vaksin nasional pada dasarnya bukan saja penting untuk membangun kemandirian kesehatan nasional, tetapi juga akan berdampak besar untuk berkontribusi terhadap perekonomian nasional. Kemandirian vaksinasi dapat mencegah terjadinya capital outflows yang sangat besar untuk impor vaksin,” jelas Farouk Alwyni.
Menurut Dewan Penasehat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) ini pemerintah perlu merespon kondisi yang penuh ketidak pastian dewasa ini dalam memerangi Covid-19 dengan komitmen untuk membangun kemandirian kesehatan nasional, dan yang terpenting dewasa ini adalah akselerasi produksi vaksin nasional, disamping tentunya juga mendorong lebih banyak lagi produksi alat test Covid-19 dan masker didalam negeri.
Beritaneka.com—Ketersediaan vaksin yang cukup memadai melalui Program Vaksinasi Pemerintah dan Vaksinasi Gotong Royong mendukung upaya percepatan vaksinasi di Indonesia. Pemberian vaksinasi diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri masyarakat untuk beraktivitas kembali dan menggerakkan perekonomian. Pemerintah selalu menjaga ketersediaan stok vaksin agar pelaksanaan vaksinasi sesuai target yang telah ditetapkan.
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di area kargo Garuda Indonesia dalam konferensi pers kedatangan vaksin tahap ke 13 sebanyak 8 juta dosis bulk vaksin Sinovac yang telah sampai pada Selasa pagi (25/5/2021).
“Pemerintah selalu memastikan keamanan (safety), mutu (quality), dan khasiat (efficacy). Masyarakat tidak perlu ragu untuk melakukan vaksinasi. Vaksin telah melalui proses evaluasi oleh Badan POM yang juga telah mendapatkan pertimbangan dari ITAGI, WHO, dan para ahli. Dengan kedatangan vaksin Sinovac hari ini maka total vaksin yang telah diterima Indonesia menjadi sebanyak 83,9 juta dosis,” tegas Airlangga.
Baca juga: Vaksin Merah Putih Masuk Program Vaksinasi Pemerintah
Pada kesempatan itu, Airlangga mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo menyebut vaksinasi Covid-19 menjadi game changer yaitu salah satu langkah krusial yang menentukan kesuksesan dalam mengakhiri pandemi ini. Untuk mencapai herd immunity dibutuhkan 70% penduduk atau sekitar 181,5 juta jiwa yang perlu divaksinasi. Hingga saat ini Pemerintah telah merealisasikan pelaksanaan vaksinasi Tahap I bagi SDM Kesehatan dan Tahap II bagi Lansia dan Pejabat Publik.
“Untuk mempercepat tercapainya herd immunity, Pemerintah segera memulai Vaksinasi Tahap Ketiga yaitu bagi masyarakat rentan dengan memperhatikan beberapa aspek seperti aspek geo spasial dengan angka kasus Covid-19 yang tinggi atau zona merah dan aspek sosial ekonomi,” kata Airlangga.
Selanjutnya Pemerintah sangat menyambut baik dan mendukung pelaksanaan program Vaksinasi Gotong Royong yang digagas oleh pengusaha melalui Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN). Berjalan paralel dengan Program Vaksinasi Pemerintah, Program Vaksinasi Gotong Royong juga gratis karena dibiayai perusahaan.
Vaksinasi Gotong Royong yang menggunakan Vaksin Sinopharma telah dilaksanakan sejak tanggal 18 Mei 2021. Vaksinasi tersebut dilakukan untuk karyawan pada 27 perusahaan melalui 18 fasilitas kesehatan yang berlokasi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Kepulauan Riau dan Maluku Utara. Sebanyak 76.910 dosis untuk Vaksinasi Gotong Royong telah didistribusikan. Hingga saat ini Vaksinasi Gotong Royong telah dilakukan kepada 21.616 orang.
“Bersama kita tumbuhkan optimisme ini sehingga akan menguatkan ekspektasi terhadap perekonomian Indonesia untuk bisa rebound di tahun 2021 dengan angka pertumbuhan di kisaran 4,5% sampai dengan 5,3%. Pemerintah terus berupaya keras untuk suksesnya program vaksinasi di Indonesia. Namun, kunci dari keberhasilan program vaksinasi harus didukung oleh semua pihak, semua komponen masyarakat dari seluruh bagian Indonesia dan tentunya dengan tetap harus menerapkan protokol kesehatan secara disiplin,” pungkas Airlangga.
Baca juga: Sektor Padat Karya Dapat Prioritas Vaksin Gotong-Royong
Pemerintah terus mendorong peningkatan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan) dan mengintensifkan penerapan 3T (testing, tracing, dan treatment) sebagai bagian dari upaya berkelanjutan dalam menangani pandemi Covid-19. Pada kesempatan tersebut turut hadir menyaksikan kedatangan vaskin, Menkominfo Johnny G. Plate, Wamenkes Dante Saksono, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku dan Direktur Utama Biofarma Honesty Basyir.