Beritaneka.com—Menteri Koordinator (Menko) Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD mengatakan, ada beragam stereotip terhadap orang Madura sering muncul dan menjadi bahan candaan dalam pergaulan. Orang Madura sering dikesankan terbelakang, tukang sate, penjual besi tua, dan anggapan lainnya.
Menurut Mahfud, stereotip terhadap orang Madura ini sudah bergeser. “Dulu dikesankan kalau orang Madura itu terbelakang, tapi sekarang ini coba dilihat banyak orang hebat-hebat. Ini berkah dari Indonesia Merdeka,” kata Mahfud dalam acara dialog secara virtual dengan Taretan Madura se-Dunia, belum lama ini, Sabtu (28/8/2021).
Dalam dialog yang berlangsung hangat dan kekeluargaan itu, Mahfud bercerita terkait kesan terhadap orang Madura. Saat menjadi Menteri Pertahanan era Presiden Gus Dur hingga menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dirinya kerap mendengar sebutan tukang sate dan penjual besi tua.
Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno: Desa Wisata Bangkitkan Ekonomi Indonesia
“Waktu saya jadi Menhan, ada gurauan begini; Pak Mahfud itu dari mana? Lalu ada yang berteriak di belakang, Sate! Mengesankan kalau orang Madura itu tukang sate,” katanya.
“Ada juga yang bilang begini, kalau mau tanya Pak Mahfud orang mana, lempar saja kaleng bekas di belakangnya, kalau bunyi klontang pasti dia menoleh. Mengesankan orang Madura penjual besi tua,” kata Mahfud bercanda.
Di pertemuan itu, Mahfud menegaskan sekolah adalah pintu ilmu. Maka walaupun orang tuanya mengalami beragam kesulitan, namun sang ayah tetap memiliki tekad bahwa anak-anaknya harus mengenyam pendidikan layak.
“Ayah tidak lulus SD, tetapi ketika Indonesia merdeka, dia katakan anak saya harus sekolah. Nah sekolah itulah yang menjadi pintu ilmu, dalam keadaan serba sulit saya dan saudara-saudara saya sekolah,” kenang Mahfud.
Budayawan dan Penyair asal Madura, D. Zawawi Imron mengatakan, orang Madura punya tugas untuk mengharumkan Indonesia, tak ada alasan orang Madura tidak cinta Indonesia. “Kita perlu punya semangat seperti Trunojoyo untuk mengharumkan Madura yaitu dengan memperbagus tatakramanya.
Dari Madura untuk Indonesia, orang Madura perlu mengharumkan Indonesia, kita bersujud di bumi Indonesia, bila saatnya kita mati kita akan tidur dalam pelukan bumi Indonesia. Tidak ada alasan orang Madura untuk tidak cinta Indonesia, tidak cinta tanah air,” kata Zamawi.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia Chairul Anam yang juga mahasiswa doktoral Universitas Charles Praha Republik Ceko mengatakan, pentingnya peningkatan sumber daya manusia agar bisa memberikan kontribusi terhadap kemajuan bangsa. “Bapak saya tidak lulus SD, ummi saya tidak sekolah, tapi selalu mendorong putra-putranya sekolah dengan berbagai keterbatasan. Pendidikan paling penting dalam peningkatan sumberdaya manusia,” kata Anam.
Baca Juga: 5 Modus Pelaku Penipuan Online dan Langkah Perlindungan Data
Kata pria asal Bangkalan ini, investasi bidang pendidikan juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan produktivitas. Acara ini dihadiri empat bupati di Pulau Madura.
Turut hadir pula tokoh Madura di pentas nasional, seperti eks Kapolri Jenderal Pol (Purn) Badrodin Haiti, juga tokoh Madura dari berbagai daerah di Indonesia dan diaspora Madura di berbagai belahan dunia seperti Amerika, Ceko, Mesir, Jerman, Denmark, Belanda, Australia, Jepang, Arab Saudi, Kanada, Tunisia, Kuwait, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.