Beritaneka.com—Prof Ronny Rachman Noor, Guru Besar IPB University sekaligus Geneticist, pemerhati pendidikan dan budaya mengatakan, fenomena genetik yang menjadi misteri pada kucing belang tiga atau dalam dunia perkucingan dikenal sebagai kucing Calico. Pada kucing Calico, yang menariknya adalah tidak adanya kucing jantan yang belang tiga, mengapa?
Menurut Prof Ronny, kucing domestik memiliki jumlah kromosom sebanyak 38 buah. Kromosom ini di setiap sel tubuhnya ada dalam keadaan berpasangan yaitu 19 pasang. Di antara 19 pasang krosomom yang dimiliki oleh kucing ini, ada 18 pasang yang disebut dengan kromosom autosom (autosomal chromosome) dan sepasang kromosom sex (sex chromosome). Pasangan kromosom ini didapat separuhnya dari pejantan dan separuhnya lagi dari induknya.
Jadi seekor kucing jantan akan memiliki 18 pasang kromosom autosom dan sepasang kromosom sex (X dan Y; bisanya dinotasikan sebagai XY), sedangkan kucing betina memiliki 18 pasang autosom dan sepasang krosomosm sex (X dan X; dinotasikan sebagai XX).
Baca juga: Mahasiswa IPB Gelar Edu Green Village, Upaya Lestarikan Lingkungan
“Warna Calico melibatkan beberapa mekanisme pewarisan sifat yang terletak di kromosom autosom dan kromosom sex. Warna yang paling umum terlibat adalah warna merah dan hitam atau pengganti warna merah dapat saja berupa warna lain yaitu orange, kuning dan cream, sedangkan warna hitam dapat saja berupa warna lain yaitu coklat, tabby dan biru,” ujarnya.
Kedua kelompok warna ini dalam ilmu genetika pewarisannya dikenal dengan sex linked co-dominant. Artinya warna merah dan hitam ini adanya di kromosom sex dan pewarisannya tidak saling mendominasi.
Jadi variasi warna kucing jantan hanya ada dua saja yaitu merah (orange, kuning dan cream) dan hitam (coklat, tabby dan biru) saja, karena hanya memiliki satu kromosom sex saja.
Sedangkan kucing betina dapat saja memiliki warna merah (orange, kuning dan cream), warna hitam (coklat, tabby dan biru) dan warna tortoiseshell jika dalam keadaan heterosigot.
Bagaimana dengan kucing belang tiga?
Kemunculan warna belang tiga disamping melibatkan cara pewarisan sifat terpaut kelainan (sex linked) juga melibatkan gen yang ada di autosom yang mengontol kemunculan warna solid dan warna totol-totol putih. Ada tiga kombinasi pola warna yang dihasilkan oleh gen ini yaitu polos jika gennya ada dalam keadaan homosigot resesif (ss), totol putih terbatas jika ada dalam keadaan heterosigot (Ss) dan totol putih yang intensif jika gennya ada dalam keadaan homosigot dominan (SS).
Warna belang tiga akan muncul jika kombinasi gen yang menghasilkan warna tortoiseshell bersamaan dengan gen yang menyebabkan warna totol putih baik homisigot (SS) maupun heterosigot (Ss).
“Jadi secara genetik, hanya ada kucing belang tiga betina saja karena kucing betina memiliki dua krosomosm X (XX) dan gen pengontrol munculnya warna merah (orange, kuning dan cream) dan warna hitam (coklat, tabby dan biru) yang ada di kromosom sex X ada dalam keadaan heterosigot,” jelasnya.
Baca juga: Puasa Bantu Kinerja Ginjal, Begini Penjelasan Pakar Gizi IPB
Prof Ronny menjelaskan meski kejadiannya sangat jarang sekali, masih ada kemungkinan muncul kucing jantan belang tiga. Kemunculan kucing jantan belang tiga ini terjadi karena abnormalitas jumlah kromosom X nya, yaitu memiliki kelebihan kromosom X, sehingga kucing jantan yang biasanya memiliki kromosom sex XY kini memiliki kromosom sex XXY.
“Pada manusia kelainan kelebihan kromosom XXY ini juga terjadi yang dinamakan dengan Klinefelter Syndrome. Kelebihan kromosom X inilah yang memungkinkan warna merah (orange, kuning dan cream) dan warna hitam (coklat, tabby dan biru) ada dalam keadaan heterosigot. Namun biasanya mortalitas saat kebuntingan ataupun sesaat setelah lahir kucing ini sangat tinggi. Kalaupun kucing jantan belang tiga ini dapat bertahan hidup sampai dewasa biasanya tidak dapat bereproduksi karena adanya tambahan kromosom X ini,” imbuhnya.
Jarang atau tidak adanya kucing jantan belang tiga ini memunculkan mitos dan kepercayaan pihak tertentu, biasanya paranormal, dukun dan lain-lainnya bahwa kucing belang tiga ini jika dimiliki memiliki kekuatan ghaib tersendiri dan dipercaya akan menambah kemampuan supranatural pemiliknya.
Banyak juga cerita yang berkembang secara turun menurun bahwa pejantan (bapak) kucing akan membunuh anak jantannya yang berwarna belang tiga.
Kedua mitos dan kepercayaan yang berkembang di masyarakat ini sebaiknya tidak dipercaya karena memang tidak ada dasar ilmiahnya.
Prof Ronny menekankan bahwa kemunculan kucing jantan belang tiga yang sangat jarang memang terkait dengan fenomena genetik, karena abnormalitas kelebihan kromosom sex X. Sedangkan kematian kucing jantan belang tiga di kandungan dan sesaat setelah lahir bukan dimakan bapaknya, melainkan karena mortalitas yang tinggi akibat kelebihan kromosom X ini dan biasanya sudah mati sebelum atau sesaat setelah dilahirkan.
“Dunia kucing memang sangat menawan dan masih banyak rahasia yang akan diungkap,” ucapnya.
Beritaneka.com—Di antara fungsi ginjal yaitu mengatur keseimbangan air tubuh, menyaring racun untuk dibuang bersama air seni serta jika terdapat zat yang masih berguna akan dimanfaatkan kembali oleh tubuh.
Prof Hardinsyah, Guru Besar Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB University dalam Podcast Linisehat menjelaskan puasa dapat membantu kinerja ginjal.
“Saat berpuasa tidak dibolehkan makan dan minum artinya terjadi pembatasan asupan air. Sehingga ginjal mengatur strategi pengeluaran air. Namun ini tergantung pelaku minumnya di malam hari terutama saat sahur. Jika saat sahur sedikit minum berarti asupan atau input sedikit, ketika banyak berkeringat dan bekerja di siang hari maka pengeluaran air meningkat, dan potensi mengalami kurang air tubuh atau dehidrasi,” ujarnya.
Baca juga: Pandangan Islam dalam Pertumbuhan Ekonomi Pertanian
Lalu bagaimana berpuasa dapat meningkatkan kinerja ginjal? Salah satu ukuran kinerja ginjal diukur berdasarkan Glomerular Filtration Rate (GFR) yaitu kemampuan ginjal dalam memfiltrasi atau menyaring. Ketika sel-sel glomerulus berfungsi baik maka fungsi ginjal akan baik. Akan tetapi kinerja glomerulus dapat menurun dikarenakan sel-selnya mengalami kerusakan, salah satunya, akibat stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas yang jahat seperti ROS (reactive oxygen species) terlalu tinggi.
“Awal dari semua kerusakan sel-sel organ ialah ketika ROS ini semakin banyak. Karenanya ketika puasa, tidak bijak makan berlebihan, kelebihan energi dan makan banyak mengandung protein, gula, garam dan lemak jahat, karena meningkatkan ROS,” jelasnya.
Berbagai penelitian membuktikan, ternyata berpuasa dapat mengurangi lemak tubuh, aktivitas berat berkurang, metabolisme tubuh menurun, ROS dan radikal bebas lainnya menurun. Menurut Prof Hardinsyah dalam kajian minimetaanalisis, puasa ramadhan dapat menurunkan ROS.
Akan tetapi tidak serta merta dengan berpuasa ginjal akan menjadi optimal, namun harus dikaitkan dengan makan dan minum yang benar. Untuk itu Prof Hardinsyah memberikan tips makan, minum dan aktivitas saat berpuasa untuk membantu menjaga kesehatan fungsi ginjal.
Baca juga: Mahasiswa IPB Gelar Edu Green Village, Upaya Lestarikan Lingkungan
“Pertama, upayakan tidak memberikan beban berat pada ginjal artinya harus cukup minum. Dua sampai dua setengah gelas air, terutama air putih, saat sahur sudah cukup bagi orang dewasa berukuran tubuh normal. Membuat normal kinerja ginjal ditunjukkan dengan tidak terjadinya dehidrasi ringan di sore hari jelang berbuka,” ujarnya.
Kedua, hindari makan lauk pauk atau pangan protein berlebihan. Kita dianjurkan sekitar 60 gram protein sehari yang cukup dari 200 gram lauk pauk, dan ini sudah optimum. Ketiga, hindari terlalu banyak konsumsi gula, lemak jahat dan elektrolit seperti garam.
Keempat, hindari aktivitas fisik dari terik matahari atau di ruang panas, juga hindari keringat bercucuran. Kelima jaga keamanan makanan dan minuman serta pilih citarasa makanan yang tidak terlalu pedas sehinga tercegah dari Buang Air Besar (BAB) encer atau diare yang meningkatkan pengeluaran air tubuh.
Ia menambahkan “Ketika ginjal melakukan penyaringan atau bekerja, maka jutaan sel glomerulus dipaksa bekerja. Jadi jika kita salah makan atau tidak bijak makan dan mengatur aktivitas, dapat menyebabkan penurunan kinerja ginjal,” imbuhnya.
Sementara untuk orang yang mengalami gangguan ginjal kronis, menurut Prof Hardinsyah harus dilihat tingkat gangguannya. Gangguan ginjal tingkat ringan masih dapat berpuasa sementara gangguan sedang dan berat tidak dianjurkan berpuasa dan lebih baik dikonsultasikan dulu dengan dokter dan bila berpuasa harus dalam pengawasan dokter.
Beritaneka.com—Dalam kondisi pandemi seperti ini banyak sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan negatif. Akan tetapi, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan masih tumbuh positif.
Prof Nunung Nuryartono, Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, menyampaikan ada makna yang mesti disyukuri atas pertumbuhan positif tersebut. Meski di sisi lain terdapat persoalan yang senantiasa menjadi perhatian yaitu terjadinya peningkatan jumlah penduduk miskin.
“Saya ingin tekankan banyak penduduk miskin tinggal di desa yang notabene petani. Bagaimana kemudian kewajiban kita untuk bisa mensejahterakan petani sebagai aktor penting dalam produksi pertanian,” kata dia.
Baca juga: Berbagai Inovasi IPB University Bidang Kehutanan dan Pertanian
Dalam bahasa Arab ditemukan istilah yang hampir mirip yakni fallah (pertanian) dan falah (kemenangan). “Pada seruan adzan kita sering mendengar seruan hayya’alalfalah yaitu marilah kita menuju kemenangan atau kesejahteraan. Lalu seperti apa hubungan pertanian dengan kemenangan kesejahteraan,” ujarnya.
Lebih lanjut Prof Nunung menjelaskan, prinsip di dalam Islam mengenai proses produksi. Sedikitnya dia mencatat ada empat prinsip utama dalam produksi yaitu: Pertama, optimalisasi dalam berkarya. Kedua, istiqomah yaitu konsisten dalam proses produksi, selanjutnya tidak merusak, dan yang Ketiga atau terakhir adalah orientasi produksi harus pada kemaslahatan.
“Bagaimana proses produksi maka kita dapat merujuk surat dalam Al-Quran misal pada surat An-Nahl menunjukkan bagaimana aktivitas itu dilakukan. Ayat yang kelima “Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat dan sebagiannya kamu makan,” ujarnya.
Pada ayat lainnya ayat 10-11, “Dia lah yang menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya untuk minuman dan sebagiannya menyuburkan tumbuh-tumbuhan, yang pada tempat tumbuhnya kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman, zaitun, kurma anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang memikirkannya.”
Pada tiga ayat tadi yang satu sektor peternakan, kemudian selanjutnya sektor tanaman pangan dan perkebunan.
Baca juga: Hadapi Ancaman Ayam Impor Brazil, Pakar IPB Minta Pemerintah Permudah Impor Bahan Baku Pakan
Selanjutnya pada ayat ke 14, “Dan Dialah Allah yang menundukkan lautan untukmu agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar, dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat bahtera berlayar padanya dan supaya kamu mencari keuntungan dari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur.”
“Dari tiga ayat saja, ada proses produksi yang harus kita lakukan. Apakah itu tanaman, segala sumber daya yang tersedia di laut dan bagaimana memanfaatkan air hujan untuk menyuburkan dan mengelola tanaman,” jelasnya.
Ia menambahkan ayat di atas menginspirasi amal saleh dengan harapan memperoleh keberuntungan di dunia dan akhirat. Menurutnya dalam berbuat satu kebaikan hendaknya tidak segera mengharapkan hasil secara instan. “Dalam konteks pertanian yang secara sabar mulai dari menanam, mengolah merawat hingga memperoleh hasil. Jadi bagaimana mengoptimalkan setiap karya kita secara konsisten dan istiqomah,” tuturnya.
Ketika bicara sektor pertanian maka kita akan melihat persoalan kesejahteraan. Prof Nunung mengingatkan tujuan manusia dihadirkan di bumi serta konsep circular economy.
“Menyisir ayat Qur’an saya temukan beberapa catatan. Dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 30 “Dan ingatlah tatkala Rabbmu berkata kepada malaikat, sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang Khalifah, berkata mereka apakah engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalamnya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau, Ia berkata sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
“Ada makna mendalam di mana fungsi kita sebagai khalifah memelihara dan merawat bumi, bukan sebaliknya. Dalam konsep circular economy ternyata Islam sudah menunjukkan bahwa dalam setiap aspek produksi harus memberikan kemanfaatan yang optimal. Sementara dalam konsep konvensional yang kita pahami dalam proses produksi itu linear ada sesuatu yang bersifat residu dan dibuang, padahal di dalam Islam mengajarkan semua itu bisa termanfaatkan dengan mengikuti seluruh siklus ini, sehingga di Barat sering didengungkan konsep reuse, recycle,” ungkapnya.
Pada konsep konsumsi, dalam surat Al-A’raf 31 menegaskan pada kita, “Makan dan minumlah dan jangan berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
“Jadi dalam konteks produksi dan konsumsi ada balance di sana. Bagaimana memanfaatkan keseluruhan sumberdaya secara optimal untuk kemaslahatan secara konsisten atau istiqomah dan ada unsur sabar di sana dan dalam konteks konsumsi kita dilarang berlebih-lebihan. Inilah the beauty of Islam,” imbuhnya.
Menurutnya Islam sudah memberikan arahan untuk memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada dengan ilmu pengetahuan. “Karena tugas kita sebagai Khalifah memelihara dan merawat bumi alam semesta beserta seisinya”, ujarnya.
Di akhir ia menyampaikan sebuah hadits, “Tidaklah seorang muslim yang bercocok tanam kecuali setiap tanaman yang dimakannya bernilai sedekah baginya, apa yang dicuri darinya menjadi sedekah baginya, apa yang dimakan binatang liar dan burung menjadi sedekah baginya dan tidaklah seorang mengambil darinya menjadi sedekah baginya.”
“Hadits ini menunjukkan kemuliaan pekerjaan sebagai petani, dan hikmah lain secara implisit banyak sekali hak petani yang menyangkut taraf hidup layak yang tercuri oleh sistem perekonomian yang kurang adil,” tutup Prof Nunung.
Beritaneka.com—Kembali harumkan nama IPB University di bidang e-sports, Tim Mobile Legend IPB University menjadi juara pada ajang Unity Student Warchief 2021 yang berlangsung tanggal 16 April sampai 2 Mei 2021. Kejuaraan ini diikuti oleh 40 tim mobile legend dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Selain IPB University, Perguruan Tinggi yang berpartisipasi di antaranya Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Bandung, Universitas Telkom, Universitas Dian Nuswantoro, Universitas Gunadarma dan lain-lainnya.
Baca juga: Mahasiswa IPB Gelar Edu Green Village, Upaya Lestarikan Lingkungan
Tergabung ke dalam grup berat, Tim Mobile Legend IPB University harus berjuang keras untuk lolos ke babak selanjutnya. Grup ini berisikan beberapa tim kuat seperti Universitas Ciputra, UPN Veteran Jakarta, dan Universitas Indonesia. Tergabung di grup berat membuat motivasi para pemain bertambah. Setiap pertandingan dimainkan dengan permainan yang sangat baik.
Tim IPB University berhasil menempati peringkat satu klasemen grup dan berhak mengamankan tiket Upper Bracket.
“Pastinya kita sangat bersyukur bisa lolos dari grup ini, kita sadar masih banyak kekurangan yang harus kita perbaiki untuk pertandingan selanjutnya. Di kejuaraan ini kita target bisa juara,” ungkap leader tim IPB University Sholadudin Aditya Al Ayubi.
Pertandingan play off pertama, tim IPB University harus menghadapi perlawanan dari tim UIN Syarif Hidayatullah. Pertandingan tersebut berjalan dengan sangat singkat. Tim IPB University berhasil menang dengan skor 2-0. Pertandingan selanjutnya, tim IPB University bertemu tim Gunadarma pada Final Upper Bracket.
Pertandingan berjalan dengan ketat karena kedua tim beradu strategi dan permainan terbaik mereka. Pada pertandingan itu tim IPB University berhasil meraih kemenangan dengan skor 2-1 dan berhak melaju ke Grand Final.
Pada pertandingan Grand Final, tim IPB University berhadapan dengan tim yang mendapat julukan kuda hitam yaitu tim Universitas Dian Nuswantoro. Pertandingan Grand Final dimainkan dengan sistem BO lima atau tiga kali kemenangan. Pertandingan yang digadang-gadang akan menjadi final ideal tak terwujud. Pasalnya tim IPB University masih terlalu tangguh untuk tim Universitas Dian Nuswantoro.
Baca juga: Ramadan di Australia, Polisi Berkuda, Toilet Gratis Full Musik
Tim IPB University berhasil menang dengan skor telak 3-0 langsung. Tim IPB University yang secara persiapan, skill, kepercayaan, dan mental lebih baik dari lawannya sehingga mendapat hasil yang maksimal dan meraih juara pertama.
“Alhamdulillah, kita dapat meraih juara pada kejuaraan ini. Perjuangan yang tidak mudah dari fase grup hingga grand final. Tentunya sangat bangga bisa mengharumkan nama kampus IPB University di tingkat nasional. Terima kasih untuk semua yang sudah mendukung tim IPB University hingga sejauh ini. Juara ini, bukan menjadi akhir dari kami karena masih banyak target juara di kejuaraan-kejuaraan yang akan datang. Di sini kita dapat membuktikan bahwa e-sports juga dapat menghasilkan prestasi. Harapan ke depannya kita terus mendapat dukungan dari berbagai pihak agar kita dapat lebih maksimal di setiap kejuaraan yang akan kami ikuti,” pungkasnya.
Beritaneka.com—Manusia tidak hadir tanpa permulaan akan tapi hadirnya manusia melalui proses yang sangat panjang dan merupakan hasil seleksi. Prof Arief Boediono, Guru Besar IPB University dari Fakultas Kedokteran Hewan menyebut awal kehidupan manusia dimulai dari proses gametogenesis. Yaitu proses pembentukan spermatozoa dan oosit. Dalam perjalanannya, sperma yang dihasilkan laki-laki yang jumlahnya jutaan berlomba untuk mencapai sel telur. Akan tetapi hanya satu sperma yang dapat masuk dan terjadi fertilisasi dan ini merupakan bentuk seleksi.
Pertemuan sel sperma dan sel telur menyebabkan terjadinya fertilisasi serta nantinya akan berlanjut pada serangkaian proses yang kompleks. Mulai dari pembelahan sel, pembentukan embrio hingga proses pembentukan organ. Hal ini menurutnya sudah dijelaskan dalam Al-Quran sekitar 14 abad yang lalu.
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” (Q.S. Al-Mukminun: 12-14). Yang diceritakan dalam Al-mukminun 12-14 ini adalah intisari embriologi, bagaimana perkembangan sejak proses pembentukan gamet sampai terbentuknya organ,” ungkapnya.
Baca juga: Pakar Gizi IPB University: ASI Ekslusif dan Program Menyusui Dua Tahun dapat Turunkan Angka Stunting
Upaya menghasilkan salinan genetik yang identik dari suatu entitas biologi juga dapat dilakukan secara aseksual, hal ini dikenal dengan istilah kloning. Pada teknologi ini perkembangan sel telur dilakukan tanpa sperma.
“Kloning bisa terjadi secara alamiah atau secara introduksi teknologi. Secara alamiah sudah terjadi pada hewan tingkat rendah atau pada bakteri dimana mereka menduplikasi tanpa proses seksual. Kembar identik adalah contoh Klon yang paling simpel,” ungkap Prof Arief.
Pada proses ini yang diperlukan adalah sel donor. Selain itu diperlukan resipien sel telur sebagai tempat berkembangnya. Dari sisi teknologi, hal ini menunjukkan betapa pentingnya sel telur, tanpanya tidak memungkinkan dilakukan teknologi ini.
“Melihat ini maka ketika Rasulullah menyampaikan tentang panggilan ibu dan ayah secara bersamaan maka kita dianjurkan untuk mengutamakan merespon ibu, ibu, ibu baru kemudian ayah,” ujarnya.
Baca juga: Shelvy Eightiarini, Difabel Netra Juara Lomba Menulis Surat untuk Kartini Kementerian Kominfo 2021
Dalam dunia peternakan, teknologi kloning sangat bermanfaat. Embrio yang telah dibuahi berasal dari induk yang diinginkan dapat dilakukan pemotongan sehingga menjadi dua embrio. Selanjutnya embrio tersebut dikembangkan pada sapi resipien sehingga akan menghasilkan dua kembar yang identik.
Lalu ada pertanyaan menggelitik, apakah penciptaan Siti Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam itu adalah teknologi kloning?
Menurut Prof Arief, tidaklah begitu. “Kalau itu kloning dari Nabi Adam karena genetiknya sama mestinya Siti Hawa harusnya seorang laki-laki. Tetapi Siti Hawa adalah seorang perempuan jadi dari sisi ilmiahnya tidak mungkin,” jelasnya.
Di akhir ia mengutip sebuah ayat dari ayat suci Al-Qur’an, “Katakanlah, kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula.” (QS. Al Kahfi: 109). (ZS)