Beritaneka.com—Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali menggandeng Pusat Studi Bencana (PSB) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) IPB University untuk melakukan pembinaan pendampingan ekonomi pada masyarakat terdampak bencana.
Kerjasama pendampingan itu, terutama pada korban bencana alam longsor pada tahun 2018 di Dusun Cimapag, Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.
Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan kontrak kegiatan pembinaan pendampingan ekonomi pada tahun anggaran 2021 di Gedung PKSPL Kampus IPB Baranangsiang, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Peduli NTT dan NTB, IPB32 Juara Salurkan Bantuan
Menurut Direktur Pemulihan dan Peningkatan Sosial Ekonomi dan Sumberdaya BNPB, Dr Yolak Dalimunthe, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan pendampingan ekonomi di tahun sebelumnya.
“Ini adalah upaya kami untuk memulihkan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah pascabencana khususnya di Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi. Program tersebut berfokus kepada pengembangan gula aren, kapulaga dan kerajinan tangan yang berasal dari bambu dan limbah kayu,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, Dr Syamsul B Agus, Sekretaris PSB IPB University hadir bersama tim kegiatan. Menurutnya, kegiatan pendampingan ini bermanfaat bagi masyarakat di sekitar lokasi kejadian bencana longsor dalam upaya peningkatan kesejahteraannya.
“Di sisi lain, kegiatan ini bisa dimanfaatkan mahasiswa yang akan melakukan penelitian, Kuliah Kerja Nyata (KKN) atau kegiatan pengabdian lainnya,” ujarnya.
Baca juga: Berbagai Inovasi IPB University Bidang Kehutanan dan Pertanian
Dr Yonvitner, Kepala PKSPL IPB University sekaligus Ketua Tim Pelaksana Kegiatan menambahkan bahwa untuk menjaga kesinambungan kegiatan, perlu untuk tetap bersinergi dengan pihak desa. Khususnya dengan menggandeng Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan juga legalisasi kelompok usaha masyarakat binaan.
“Sehingga kegiataan akan berkelanjutan dan masyarakat dapat benar-benar mandiri. Secara garis besar, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas kelompok usaha masyarakat, jejaring pemasaran dan sinergi antara Pemda Kabupaten Sukabumi terkait serta stakeholder lainnya,” imbuhnya.
Pada penandatangan kontrak ini, hadir Rifki Aldi Ramadhani, Raden Eliasar Prabowo Tjahjono dan Delta Yova Dwi Infrawan dari PSB LPPM IPB University.
Beritaneka.com—IPB E-Sport tidak henti-hentinya meraih prestasi. Kali ini mereka berhasil meraih penghargaan dalam kejuaraan Indonesian Esports League (IEL). IEL Season 3 yang diselenggarakan dari tanggal 1 September 2020 – 30 Mei 2021. Terdiri atas kategori pertandingan DOTA 2, pertandingan PUBGM, E-Sport Game Master, Content Creator, IEL Super Ambassador, Most Favorite Campus dan Ultimate Cosplay.
Ini merupakan kali pertama IPB University mengikuti ajang kompetisi E-Sport terbesar antar universitas di Indonesia. Pada momen ini Tim IPB University berhasil meraih tiga penghargaan sekaligus. Yaitu dari nominasi Game Master, Super Ambassador, dan Most Favorite Campus PUBGM.
Most Favorite Campus berhasil dibawa pulang oleh Tim IPB University. Ini berkat dukungan vote yang dilakukan oleh seluruh civitas akademika IPB University serta yang terkhusus yaitu tim manager dari IPB E-Sport.
“Kita ketahui, di Most Favorite Campus ini, kami ingin menunjukkan bahwa IPB University bisa juara. IPB University tidak hanya kaya akan sumberdaya akademik, melainkan sumberdaya non akademik juga bisa meraih prestasi,” ujar Muhammad Ridho Notonegoro, Founder IPB E-Sport.
Baca juga: Ice Cream Ramah Lingkungan Kreasi Mahasiswa IPB
Menurut Ridho, prestasi-prestasi yang telah diperoleh IPB E-Sport tidak terlepas dari dukungan banyak pihak. Mulai dari player, pelatih, manajemen dan pihak lainnya.
Asisten Direktur Pembinaan Karakter Ditmawa PK, Dr Beginer Subhan mengatakan, “Dalam era Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini, kegiatan lomba merupakan bagian proses pembelajaran bagi mahasiswa. Terutama dalam pembentukan karakter dan softskill. Semoga prestasi ini diikuti prestasi dari bidang-bidang lainnya,” pungkasnya.
Dalam ajang ini, pemenang Game Master diraih oleh Farhan Maulana, mahasiswa dari Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Farhan mengalahkan puluhan pesaingnya dari berbagi kampus. Game Master sendiri merupakan perlombaan dimana peserta ditantang dalam membuat peraturan dan menyediakan layanan permainan dalam game online.
Selain Game Master, IPB University juga meraih penghargaan IEL Super Ambassador atas nama Kenia Maulidia. Kenia adalah mahasiswi dari Departemen Statistika, FMIPA. Kenia juga menjadi player PUBG Mobile IPB E-Sport. Pesona in game maupun out game Kenia sudah tidak diragukan lagi.
Baca juga: Dua Menteri Panen Melon Golden Alisha di IPB University
Untuk menjadi IEL Super Ambassador tentunya diperlukan pengetahuan yang luas tentang dunia E-Sports dan didukung dengan penampilannya di dalam maupun di luar game. Ini bukanlah penghargaan pertamanya menjadi Ambassador. Sebelumnya Kenia pernah peraih predikat runner up PUBG Mobile Campus Ambassador 2020.
Sementara itu, pada pertandingan PUBGM dan DOTA 2 sendiri, IPB University meraih peringkat ke-10 dari 32 perguruan tinggi untuk kategori PUBGM. Untuk kategori DOTA 2, Tim IPB E-Sport harus gugur dalam Group Stage. Sementara untuk kategori Ultimate Cosplay, Tim IPB E-Sport berhasil masuk ke dalam 16 besar.
Beritaneka.com—Ada banyak tantangan untuk mendapatkan tanaman yang tinggi produktivitas dan berkualitas. Salah satunya adalah pengendalian virus. Virus pada tanaman memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri dengan cepat dan mudah menyesuaikan dengan lingkungan sehingga penyebarannya dapat terus meluas.
Demikian disampaikan ahli virus tanaman IPB, Prof Sri Hendrastuti Hidayat. “Tantangan pengembangan metode deteksi virus tumbuhan di antaranya yaitu sensitivity (sensitifitas), specificity (spesifikasi), dan early detection (deteksi cepat). Upaya deteksi cepat dapat menggunakan metode hyperspectral dan Thermal Imaging Methods. Yakni memanfaatkan perubahan warna dan suhu tanaman sebagai indikator tanaman sakit atau tidak,” ujar Kepala Divisi Penyakit Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman Faperta, IPB University ini.
Baca juga: Ice Cream Ramah Lingkungan Kreasi Mahasiswa IPB
Masa depan deteksi virus di Indonesia tentu menjadi pertanyaan, hal ini kemudian dibahas oleh Sari Nurulita, Dosen IPB University dari Departemen Protesi Tanaman, Fakultas Pertanian. Sari menjelaskan dua metode deteksi umum yaitu menggunakan real time Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Lamp-PCR.
”Mengembangkan teknik deteksi virus pada tanaman membutuhkan kolaborasi antara industri dan petani, universitas, pusat penelitian serta karantina tanaman.”
Deteksi adanya virus pada tanaman dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung, serologi/molekuler, dan sensor cahaya/citra. Ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Pada pengamatan langsung dapat dilakukan dengan mudah dan praktis, namun tidak spesifik dan berpeluang besar adanya keterbatasan visual pengamat. Pengamatan molekuler, memiliki keunggulan yang spesifik dan akurat, namun terdapat keterbatasan sebab fasilitas laboratorium yang kurang lengkap dan biaya yang tinggi.
“Adapun untuk deteksi sensor cahaya memiliki keunggulan yaitu mudah dan praktis untuk dilakukan dan dapat menguji jumlah sampel yang lebih banyak. Namun kelemahannya adalah tidak spesifik serta membutuhkan Sumberdaya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan komputasi dan analsis data,” tambah Asmar Hasan, Mahasiswa Pascasarjana, IPB University.
Baca juga: Apa Hubungan Lapar dan Marah? Berikut Penjelasan Pakar IPB
Asmar Hasan memaparkan tentang cara deteksi dini gejala virus mosaik berbasis pengolahan citra termal (Termografi). Adapun tahapannya yaitu pertama dengan perekaman citra, kemudian pengolahan citra, lalu visualisasi citra berdasarkan tingkat warna. Selanjutnya adalah dengan analisis statistika data suhu.
“Saat analisis, berdasarkan pengolahan citra terdapat warna gelap dan terang. Gelap menandakan suhu yang lebih rendah dan terang menunjukkan suhu yang tinggi. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa pada daun di setiap daerahnya memiliki suhu yang berbeda-beda,” tuturnya.
Beritaneka.com—Lima mahasiswa program sarjana IPB University dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yaitu Iswatun Annas, Melani Laela Lestari, Milkah Royna, Phidju Marrin Sagala, dan Zahra Amani ikut menjadi peserta dalam kegiatan Youth Leadership Camp for Climate Change (YLCCC) 2021.
Melalui kolaborasi disertai motivasi yang tinggi mereka menciptakan suatu gerakan ramah lingkungan yakni Climato.inc. Gerakan ini memberikan pengetahuan dan gagasan kepada masyarakat untuk lebih peka terhadap perubahan iklim yang sudah sedang terjadi.
Gagasan awalnya, mereka berkreasi membuat es krim ramah lingkungan yang membawa misi kebaikan untuk kesehatan dan lingkungan sekaligus. Program ini pun turut mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 3 (Good Health and Well-being) dan nomor 12 (Responsible Consumption and Production).
“Climato menyadari pentingnya sistem pangan saat ini yang harus sehat, bergizi bagi tubuh namun juga tidak melupakan kelestarian lingkungan. Ice cream Climato memiliki nilai carbon footprint yang rendah. Hal ini berkaitan langsung dengan prosesnya yang juga yang smart climate,” ujar Iswatun.
Baca juga: Viral Telur dalam Telur, Bisakah? Ini Kata Pakar IPB University
Pada awal gerakannya, Iswatun dan tim membuat Ice Cream Climato segar dari buah pisang yang diberikan kepada anak-anak di Babakan Lebak, Balumbang Jaya, Bogor. Selain itu, mereka juga menyampaikan pentingnya makanan ramah lingkungan yang bisa diolah dalam bentuk berbagai jenis olahan menarik.
“Anak-anak suka es krim Climato dan menanggapi rasanya yang enak dan sehat. Ke depannya jika kampanye ini terus dilanjutkan, harapannya Climato dapat membawa kebahagiaan bagi orang-orang yang membutuhkan. Selain itu Climato juga turut membuat publikasi terkait hal-hal tentang es krim dan juga korelasinya dengan iklim, seperti halnya carbon footprint,” imbuhnya.
Divina Umanita Iliyyan salah satu pembicara dalam podcast-nya mengemukakan pendapat, “Kampanye lingkungan itu menurut saya memang harus menyasar pada kegiatan yang lebih spesifik. Pendekatan yang bisa digunakan contohnya melalui fashion atau makanan. Sebagai contoh, pendekatan melalui makanan ya seperti yang dilakukan oleh Climato.”
Menurutnya, pendekatan ini lebih mudah dicerna oleh masyarakat dari berbagai kalangan karena targetnya nyata dan dapat dilakukan sehari-hari. Menanamkan ide untuk memilih sumber pangan yang lebih dekat dengan tempat tinggal menurutnya secara tidak langsung tentu akan mengurangi carbon footprint dari aktivitas manusia.
“Jika gerakan ini dilakukan oleh mayoritas masyarakat umum, bukan tidak mungkin emisi karbon dari sektor pangan dapat menurun secara signifikan yang pada akhirnya dapat mengurangi laju akselerasi krisis iklim,” ungkapnya.
Menurut Zahra Amani, selaku tim Equinox YLCCC 2021, es krim banyak peminatnya, sehingga mereka menjadikan es krim sebagai salah satu langkah strategis dalam menghubungkan makanan dengan perubahan iklim yang sedang terjadi.
Baca juga: Mahasiswa IPB Gelar Edu Green Village, Upaya Lestarikan Lingkungan
“When it’s hotter, people eat more ice cream. Hal ini juga sesuai dengan kondisi yang jika semakin panas maka es krim akan mencair. Peristiwa ini juga merupakan analogi mencairnya es di kutub ketika bumi semakin memanas sehingga terjadi perubahan iklim di dunia. Es krim menjadi produk analogi yang juga dapat mengedukasi masyarakat bahwa bumi sedang memanas. Di sisi lain masih terdapat harapan untuk dapat melakukan tindakan mitigasi perubahan iklim, yaitu dengan lebih memerhatikan lingkungan dalam melakukan sesuatu seperti halnya es krim Climato yang smart climate, “ jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, Climato diharapkan menjadi penggagas dan pembawa perubahan bahwa makanan itu bisa lebih ramah lingkungan dan rendah carbon footprint. Yaitu dengan cara menggunakan sumber pangan lokal serta turut mengedukasi masyarakat untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar.
Beritaneka.com—Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo beserta Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (MenkopUKM), Teten Masduki dan Rektor IPB University Prof Arif Satria panen melon di Agribusiness and Teknologi Park (ATP) IPB University.
Pada kesempatan ini para Menteri mengamati langsung teknologi budidaya melon yang ada di Green House (GH) ATP IPB University yang berlokasi di Desa Cikarawang, Dramaga, Bogor.
Baca juga: Apa Hubungan Lapar dan Marah? Berikut Penjelasan Pakar IPB
Mentan menyampaikan bahwa pada masa sulit ini, kebersamaan amat penting. Para menteri bersama perguruan tinggi harus terus bersinergi untuk menemukan solusi berbagai persoalan yang ada.
“Saya diminta bersama pak Teten untuk terus mengawal akselerasi program pemulihan ekonomi melalui pertanian dan koperasi dengan menggandeng perguruan tinggi. Hari ini atas inisiasi IPB University kami bertemu di lapangan untuk melihat bahwa Indonesia memiliki potensi komoditi pertanian tropis yang diminati untuk kebutuhan nasional dan ekspor. Untuk hilirisasi, pengkoperasian dan pemasaran ada kementerian koperasi yang bersinergi bersama kami,” ungkapnya.
Ia menambahkan, “IPB University segalanya, perguruan tinggi sangat penting dan dibutuhkan untuk menemukan varietas unggul, hasil riset serta teknologi terbaik untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pertanian kita. Selain itu perguruan tinggi harus bisa menjadi rumah bersama untuk menerobos kebaruan-kebaruan dan tantangan era,” imbuhnya.
Rektor IPB University Prof Arif Satria menjelaskan bahwa untuk membangun pertanian tidak bisa dilakukan sendiri sehingga harus bersinergi. Menurutnya perguruan tinggi yang melahirkan riset dan inovasi harus ditunjang oleh policy yang kuat. Termasuk dalam aspek pembiayaan, pengembangan kelembagaan maupun pengembangan usaha.
“Kehadiran Pak Mentan dan Pak MenkopUKM memberikan support bagi kita untuk terus bersinergi termasuk dengan masyarakat. ATP ini merupakan salah satu etalase kita untuk men-support petani lingkar kampus, yang jumlahnya kurang lebih seratus. Tujuannya agar mereka bisa mengakses pasar modern dengan kualitas yang bagus,” ujarnya.
Kesinambungan ini sangat penting dan petani-petani di lingkar kampus IPB University lebih sejahtera. Petani menikmati harga yang lebih tinggi daripada yang selama ini mereka dapatkan jika menjual ke pasar tradisional.
“Ini komitmen kita semua untuk terus mensejahterakan petani,” jelasnya.
Sementara itu Teten Masduki menyampaikan bahwa KemenkopUKM berfokus pada pengembangan model bisnis. Menurutnya, yang paling penting adalah bagaimana mengkorporatisasikan petani-petani perorangan, yang berskala sempit, kemudian dikoperasikan sehingga masuk dalam skala yang berkembang.
Baca juga: Viral Telur dalam Telur, Bisakah? Ini Kata Pakar IPB University
“Model bisnis seperti ini perlu kita lakukan supaya petani lebih produktif dengan menggunakan bibit-bibit unggul hasil riset serta terhubung dengan bank dan pembiayaan. Kita bersama Kementan ditugaskan untuk membuat suatu piloting korporatisasi petani khususnya pada komoditas buah tropis untuk ekspor. Jadi ini sinergi kami bertiga. Mengembangkan model bisnis yang terintegrasi dengan riset, terintegrasi dengan pasar dan terintegrasi dengan pembiayaan,” ujarnya.
Melon yang dibudidayakan di ATP IPB University merupakan varietas Golden Alisha dengan umur panen 65 hari sejak pindah bibit. Bobot buahnya bisa mencapai 2,5 kg/buah dengan harga Rp 30 ribu/kilogram. Melon ini dibudidayakan dengan teknologi hidroponik substrat. Pemberian air dan pupuknya dilakukan dengan teknologi irigasi tetes yang dilengkapi dengan otomatisasi.
Green House sendiri dilengkapi dengan sensor kelembaban media, pH media, electrolit conductivity, suhu, serta dilengkapi dengan kamera CCTV untuk mengamati perkembangan melalui smartphone.
Beritaneka.com—Istilah Hangry sering digunakan untuk mendeskripsikan rasa marah yang muncul ketika seseorang mengalami lapar. Tetapi apakah benar rasa lapar akan selalu menyebabkan seseorang menjadi gampang marah?
Marah merupakan respon emosional yang kuat yang muncul ketika tubuh merasa menghadapi ancaman atau bahaya. Pada kondisi tersebut, sumbu hipotalamus-pituitary-adrenal (HPA) di otak akan teraktifkan, dan memicu respons melawan atau lari ( fight or flight).
Dosen IPB University, dr Husnawati, menuturkan bahwa kombinasi rasa lapar dan amarah merupakan respons emosional yang rumit yang melibatkan interaksi biologi, kepribadian, dan isyarat lingkungan.
“Sistem limbik di otak adalah pusat dari segala emosi baik itu marah, takut, dorongan seksual, dan lainnya. Di sini emosi diterjemahkan secara biokimia dan diberi label sebagai sesuatu yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, yang kemudian memicu dikeluarkannya hormon senang atau hormon stres,” paparnya.
Baca juga: Viral Telur dalam Telur, Bisakah? Ini Kata Pakar IPB University
Dosen IPB University dari Departemen Biokimia Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) tersebut juga menjelaskan bahwa pada beberapa orang, rasa lapar dapat dianggap sebagai ancaman bagi tubuh, sehingga muncullah kondisi hangry.
Rasa lapar yang berkepanjangan membuat tubuh menjadi stres, dan dikeluarkanlah hormon kortisol yang merupakan hormon stres. Kondisi stres yang dirasakan tubuh menyebabkan penurunan kadar hormon serotonin yang memiliki peran penting dalam mengatur suasana hati.
“Kadar serotonin yang rendah sangat berkaitan dengan munculnya rasa marah dan kecenderungan ke arah perilaku kekerasan,” ujarnya.
Di sisi lain, berdasarkan kepribadian dan pengaruh lingkungan, perilaku emosi karena makanan terbentuk sejak masa kanak-kanak, dan sangat terkait dengan pengalaman masa kecil.
Menurut teori psikosomatis, rasa emosional yang muncul karena lapar merupakan respons terhadap perasaan negatif, seperti stres, kecemasan, kekecewaan, dan perasaan kesepian. Seseorang yang tinggal di lingkungan yang memperebutkan makanan sebagai usaha untuk bertahan hidup, akan sangat mudah mengalami hangry.
Tingkat kesadaran emosional seseorang juga memengaruhi munculnya hangry. Orang yang kesadaran emosionalnya lebih berkembang, akan sadar bahwa rasa lapar dapat terwujud sebagai emosi negatif, sehingga mereka bisa mengontrolnya dan cenderung tidak menjadi hangry.
“Pada umat muslim, ada fase dimana seseorang diajarkan untuk mengelola emosi dari rasa lapar, yaitu saat berpuasa,” tambah dokter yang juga bertugas di Unit Kesehatan IPB University ini.
Baca juga: Hikmah Puasa Syawal Menurut Pakar Gizi IPB University
Ketika seseorang berpuasa, selain mengatur dan mengaktifkan metabolisme tubuh yang jarang dipakai, seperti pengaturan pergantian kerja hormon insulin dan glukagon, puasa juga berfungsi untuk mengajarkan tubuh bahwa rasa lapar yang terjadi pada waktu pendek (di bawah 20 jam) bukanlah ancaman atau bahaya bagi tubuh.
“Sehingga orang-orang yang terbiasa berpuasa akan merespon rasa lapar dengan emosi yang netral atau malah positif,” pungkasnya.
Oleh karena itu, rasa lapar yang menyebabkan munculnya kemarahan hanya terjadi pada orang-orang yang menganggap lapar sebagai ancaman bagi dirinya, dan adanya faktor kondisi lingkungan yang tidak mendukung.
Beritaneka.com—Septian Jasiah Wijaya, Alumnus IPB University dari Sekolah Vokasi, sukses membangun usaha bernama PT Waluya Wijaya Farm. Sejak SMA, Septian sudah memulai usaha ternaknya hingga akhirnya ia memutuskan untuk masuk IPB University. Kini Tian telah memiliki lahan ternak seluas 5,6 hektar.
IPB University sebagai tempat bagi Tian, sapaan akrabnya, untuk meningkatkan pengetahuannya dalam mengurus ternaknya dengan benar.
“Kalau dulu pas masih remaja, memberikan pakan ternak masih asal-asalan. Setelah masuk IPB University jadi belajar bahwa semua ada ilmunya dan ada hitungannya. Berapa pakan yang dibutuhkan, jenisnya apa, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Baca juga: Prof Dr Wisnu Gardjito: Kelapa Bikin Rakyat Sejahtera
Tian ingin buktikan bahwa peternak Indonesia bisa memiliki farm yang lebih modern. Dahulu, Tian memulainya dengan strategi yang sederhana. Di tengah perjalanan, barulah secara bertahap dilakukan sedetil mungkin.
“Belajarnya itu sebenarnya mudah, pelaksanaannya lah yang harus sendiri,” ujar alumnus IPB University dari Program Studi Teknologi Manajemen Ternak ini.
Menurutnya, beternak adalah profesi yang mampu mengasah kepekaaan dan jiwa leadership. Septian menceritakan bahwa sapi yang ia pelihara dapat menunjukkan tingkah laku yang menggambarkan kebutuhannya.
“Menjadi peternak melatih kita untuk memiliki perasaan yang kuat. Kita bisa mengerti apa yang mereka butuhkan tanpa mereka harus bicara. Itu akan timbul sendiri ketika kita melakukannya di lapangan,” ungkap Ketua Perhimpunan Peternak Indonesia ini.
Baca juga: Indra Sugiarto, Pengusaha dan Penulis Inspiratif Jebolan IPB University
Dalam wawancaranya, Tian menyampaikan bahwa ia berharap peternakan Indonesia dapat lebih maju ke depannya (dari segi mindset) terutama bagi seorang peternak. Hal ini tentu membutuhkan integrasi antara universitas, pemerintah, peternak dan industri.
“Semua kita harus satu cyrcle, saling mendukung, saling support agar pertanian dan peternakan di Indonesia dapat semakin kuat. Saya yakin ketahanan pangan di suatu negara itu penting sekali untuk kekuatan negaranya,” tutupnya.
Beritaneka.com—Alumni IPB University Angkatan 32 atau IPB32 Juara meneruskan tradisi mulianya untuk peduli kepada masyarakat yang terdampak bencana. Dipimpin langsung Ketua Umumnya, Dudi Fitri Susandi didampingi Ketua I, Dr Drajad Kurniadi dan Sekretaris Asmahudroh, IPB32 Juara menyerahkan secara simbolik donasi untuk menanggulangi bencana banjir, longsor, dan siklon tropik Seroja di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Aksi Relawan Mandiri Himpunan Alumni (ARM HA) IPB University.
Penyerahan donasi ini berlangsung di ARM Command Centre (ACC), Gedung Alumni IPB Lantai 2, Baranangsiang, Bogor, beberapa waktu lalu. Ketua Umum ARM HA, Ahmad Husein menerima langsung secara simbolik bantuan ini, didampingi Ketua 1 Emy Puji Astuti dan Bendahara Umum, Wahyu Wiwekaningtyas.
Baca juga: Mahasiswa IPB Gelar Edu Green Village, Upaya Lestarikan Lingkungan
“Kami suka menyebut hubungan baik dengan ARM HA ini sebagai sebuah kolaborasi kemanusiaan,” ujar Dudi, yang sehari-hari menjabat sebagai Sekretaris di Dinas Kearsipan Kota Bogor.
Menurutnya, semangat IPB32 Juara membantu masyarakat terdampak bencana diharapkan mampu menyebarkan semangat positif bagi alumni-alumni lainnya untuk turut peduli kemanusiaan.
Ke depan, ia berharap IPB32 Juara dapat kembali berkolaborasi bersama ARM HA-IPB University untuk menggalang donasi kemanusiaan lebih intensif.
Baca juga: Penjelasan Ilmiah Tidak Adanya Kucing Jantan yang Memiliki Belang Tiga
Ketua Umum ARM HA sangat mengapresiasi dukungan IPB32 Juara untuk bencana di NTT dan NTB. Saat ini ARM tengah menyiapkan rencana operasi kemanusiaan tahap tiga, dengan lokasi target di Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur. Rencananya, ARM akan mendistribusikan paket bantuan lebaran, bingkisan anak, dan perlengkapan ibadah kepada warga terdampak bencana.
Beritaneka.com—Umat Islam dianjurkan melakukan puasa selama enam hari pada bulan Syawal setelah melalui puasa Ramadhan sebulan penuh. Puasa Syawal menurut Prof Hardinsyah, Guru Besar IPB University dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, merupakan suatu cara dari Yang Mahakuasa dalam mendidik manusia agar dapat merawat disiplin dan kebaikan yang sudah diraih saat Ramadhan.
“Bulan puasa merupakan suatu sekolah disiplin dan meraih kebaikan, andai tidak melakukan puasa Syawal kemungkinan sekolah yang telah mencapai disiplin dan kebaikan tadi akan terganggu atau cepat ter-erosi, misalnya bisa luntur disiplin dalam mengelola makan dan kesehatan diri kita,” ujarnya.
Baca juga: Puasa Bantu Kinerja Ginjal, Begini Penjelasan Pakar Gizi IPB
Idul Fitri merupakan momen yang membahagiakan sesama. Dalam momen bahagia ini biasanya diisi dengan silaturahmi dan makan-makan. Banyaknya makanan dan minuman yang disuguhkan pada momen ini menuntut kita agar selalu waspada dan tidak berlebihan dalam makan dan minum.
“Anjuran puasa Syawal ini membuat manusia yang telah melaksanakan puasa ramadhan berfikir apakah mengendalikan diri atau tidak. Ini momen untuk tetap melanjutkan kedisiplinan. Puasa Syawal juga dapat menjadi momen untuk latihan puasa Senin-Kamis. Bisa juga diterapkan untuk memulai puasa berselang (intermitten fasting) dalam Islam disebut puasa Daud atau bahasa asingnya puasa 101,” jelasnya.
Menurutnya momen puasa Syawal adalah persiapan mengantarkan pada disiplin bulan-bulan berikutnya untuk merawat kondisi tubuh yang semakin bagus dibanding sebelum puasa ramadhan, di samping memperolah pahala yang dijanjikanNya
“Barangsiapa puasa ramadhan kemudian melanjutkannya enam hari di bulan Syawal maka dia akan dapat pahala seakan-akan puasa setahun (al-Hadis). Imbalan pahala yang diberikan Tuhan dahsyat sekali. Semoga upaya kita merawat kedisiplinan yang baik ini sampai pada ramadhan berikutnya,” imbuhnya.
Sementara untuk orang dengan penyakit tertentu, ibu hamil dan ibu menyusui agar memperhatikan kondisi tubuhnya jika ingin melakukan puasa Syawal.
“Lagi-lagi kalau sakit harus konsultasi kepada dokter. Begitu juga dengan ibu hamil dan menyusui, perlu introspeksi diri apakah kehamilannya sehat atau tidak, ibunya mengalami kurang gizi yang kronik apa tidak, jadi jangan memaksakan diri,” imbuhnya.
Baca juga: Berbagai Inovasi IPB University Bidang Kehutanan dan Pertanian
Tips dari Prof Hardin bagi yang ingin berpuasa adalah selalu introspeksi diri akan kondisi tubuh. Untuk mengecek status gizi dapat dilakukan melalui laman Linisehat.com
“Jika tubuh kurus sekali ingin melaksanakan puasa Syawal maka perlu diperhatikan dengan baik agar makan malam, makan sahur serta berbuka dengan jumlah yang cukup dan dapat mencadangkan energi dan gizi. Upayakan bisa meningkatkan berat badan dengan otot yang proporsional,” ungkapnya.
Jika gemuk, menurutnya, selain mencari pahala, momen ini bisa dimanfaatkan untuk menurunkan berat tubuh.
“Bagi yang gemuk disarankan sahurnya sedikit saja, bisa seperempat atau setengah dari sarapan biasanya. Jika perlu hanya makan kurma dengan satu snack dan buah berserat disertai dua gelas minum sudah memadai. Pada saat siang hari tubuh mengalami kondisi kurang energi, maka cadangan glikogen dan lemak kita mulai digunakan oleh tubuh. Bila ini terjadi berkali-kali maka lemak tubuh berkurang dan tubuh menjadi ramping,” tandasnya.