Beritaneka.com, Jakarta —Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa seiring dengan melandainya pandemi, prioritas pemerintah di bidang kesehatan bergeser menjadi peningkatan kualitas layanan kesehatan masyarakat.
“Di Kementerian Kesehatan prioritas kita sudah bergeser, yang tadinya ke penanganan pandemi, sekarang kembali untuk fokus ke meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat,” ujar Budi dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (1/12/2022).
Untuk itu, ujar Budi, pihaknya akan memberikan alokasi anggaran yang cukup untuk revitalisasi fasilitas kesehatan hingga program yang bersifat promotif preventif.
Baca Juga:
- Fokus APBN Beralih dari Pandemi ke Krisis Global
- Realisasi APBN Capai Rp876 Triliun hingga November 2022
- Kesetaraan dan Keadilan bagi Seluruh Rakyat Indonesia
- Pemutihan Pajak Selalu Ditunggu Masyarakat
“Fokusnya adalah ke pelayanan primer nomor satu. Jadi kita akan melakukan alokasi anggaran yang cukup untuk revitalisasi puskesmas, posyandu, kemudian program-program yang sifatnya promotif preventif. Itu adalah salah satu prioritas kita, menjaga agar masyarakat kita tetap sehat bukan mengobati orang sakit,” ujarnya.
Fokus kedua, kata Budi, Kemenkes akan melakukan restrukturisasi rumah sakit di seluruh Indonesia. Tujuannya sama yakni untuk meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya bagi penyakit-penyakit yang menyebabkan kematian dan biaya paling tinggi seperti jantung, stroke, dan kanker.
“Nanti kita akan bekerja sama dengan pemerintah daerah, Polri, dan TNI supaya anggarannya pun disinergikan melalui mereka,” imbuhnya.
Fokus ketiga, adalah membangun industri kesehatan. Dalam hal ini, kata Budi, Kemenkes akan bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian.
Fokus keempat, pemerintah akan mengembangkan kecukupan sumber daya manusia (SDM) kesehatan. Terkait hal tersebut, Kemenkes akan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta Kementerian Agama untuk memastikan kecukupan dokter-dokter spesialis.
“Itu akan mendapatkan alokasi anggaran, baik langsung lewat kementerian, maupun lewat LPDP juga untuk pemberian beasiswa bagi tenaga kesehatan ini,” ujar Menkes.
Fokus kelima, adalah memperbaiki sistem pembiayaan kesehatan. Budi menilai, setelah dua tahun dilanda pandemi dan kini mulai pulih, masyarakat mulai memeriksakan penyakit lainnya.
“Itu sekarang yang sedang kita tata untuk memastikan pembiayaan kesehatan itu tetap bisa melayani masalah kesehatan masyarakat dengan sustainable,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Budi, Kemenkes juga fokus mengembangkan program kesehatan yang berbasis bioteknologi hingga kecerdasan buatan.
“Kemudian yang terakhir, kita juga sudah mulai untuk melakukan prioritas ke program-program kesehatan masa depan berbasis bioteknologi, information technology, artificial intelligence, semua teknologi kesehatan baru kita mulai masuk. Itu dari program prioritasnya,” pungkasnya.
Beritaneka.com, Jakarta—Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, obat antidotum Fomepizole injeksi akan dibagikan gratis. Obat itu untuk pengobatan pasien dengan kasus Ginjal Akut Progresif Atipikal.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, obat antidotum Fomepizole injeksi akan dibagikan gratis. Obat itu untuk pengobatan pasien dengan kasus Ginjal Akut Progresif Atipikal.
“Kami bisa simpulkan bahwa obat ini (Fomepizole) memberikan dampak positif dan kami akan mempercepat kedatangannya ke Indonesia sehingga anak-anak bisa terselamatkan,” kata Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya, Selasa (25/10/2022).
Budi mengatakan Indonesia telah mendatangkan Fomepizole dari Singapura dan diuji coba kepada sepuluh dari 11 pasien AKI di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Hasilnya, kondisi pasien membaik, sebagian stabil. Konsumi obat tersebut membuat pasien yang semula tidak dapat buang air kecil semakin membaik.
Baca Juga:
Sebanyak 156 Obat Sirup Boleh Diresepkan
Obat serupa akan didatangkan dari Australia, Amerika Serikat dan Jepang. RSCM akan mendistribusikan ke rumah sakit pemerintah yang merupakan rujukan di provinsi, kata Budi.
“Kami akan memberikan obatnya kepada pasien (gagal ginjal akut) secara gratis. Ini kesiapan yang kami lakukan untuk menyediakan penawarnya untuk distribusikan ke seluruh rumah sakit pemerintah yang merawat pasien,” katanya.
Beritaneka.com—Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan berdasarkan hasil review minggu lalu, tren kasus dan hospitalisasi harian Covid-19 secara nasional sudah mulai melandai.
Sejumlah provinsi yang dinyatakan mengalami penurunan baik dari jumlah penularan maupun positivity rate yakni, DKI Jakarta, Bali, Banten, Maluku, Papua, dan NTB.
Provinsi-provinsi tersebut, kata Menkes, sudah mulai menurun dalam tiga minggu berturut-turut.
“Kami ingin menyampaikan bahwa hasil review minggu lalu secara nasional tren kasus dan hospitalisasi harian sudah mulai melandai,” kata Menkes Budi dalam konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM bersama Presiden, kami kutip hari ini Senin (28/2/2022).
Baca Juga:
Hentikan Perang! Agresi Militer Rusia Tewaskan 352 Warga Ukraina
Selain itu, ada juga beberapa provinsi yang sudah mencapai puncak kasusnya dan mulai melandai dalam seminggu terakhir. Namun, pemerintah masih akan melakukan pemantauan konsistensi penurunan kasus dalam dua minggu ke depan. Provinsi-provinsi tersebut, yakni Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan.
“Kami lihat sudah mulai melandai dan segera akan menurun,” ujarnya.
Namun, pemerintah menyoroti beberapa provinsi yang masih mengalami peningkatan kasus, khususnya di Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, dan beberapa provinsi di Sulawesi.
“Tapi secara agregat provinsi-provinsi besarnya seperti DKI dan Banten itu sudah menurun. Jawa Barat, Jawa timur sudah sampai di puncak dan Jawa Tengah juga sudah melandai. Saya rasa ke depannya dalam seminggu dua minggu ke depan secara nasional akan turun,” kata Menkes Budi.
Sementara keterisian rumah sakit juga terlihat mulai melandai. Jumlah masyarakat yang masuk ke rumah sakit pun juga mulai menurun. Menurutnya, hal ini disebabkan karena kontribusi provinsi dengan populasi yang besar juga sudah menurun.
“Memang terjadi pergeseran dari Jawa Bali ke luar Jawa Bali dan kita ada juga beberapa catatan provinsi-provinsi dan kabupaten kota di luar Jawa Bali yang perlu kita perhatikan,” ucapnya.
Pada jumlah kasus meninggal harian saat ini tercatat sekitar 250 orang. Angka itu jauh lebih sedikit dibandingkan saat puncak Delta yang mencapai 2 ribu kasus per hari. Menkes menyampaikan, pasien Covid-19 yang meninggal mayoritas merupakan kelompok orang yang belum divaksinasi atau belum divaksin lengkap, memiliki komorbid, dan juga lansia.