Beritaneka.com—Sebuah Universitas di Korea Selatan mengambil langkah unik dalam mengatasi masalah mendesak tentang pemalsuan sertifikasi dengan memakai Non Fungible Token (NFT).
Universitas Sungkyunkwan menyatakan menyerahkan sertifikat NFT kepada tiga mahasiswa yang telah memenangkan kompetisi intramural. Sertifikat akan dikeluarkan selama upacara kelulusan online.
“Universitas Sungkyunkwan berencana memberikan penghargaan dan hadiah kepada pemenang dengan memproduksinya dalam bentuk NFT yang memberikan nilai dan makna unik,” kata universitas seperti kami kutip dari Yahoo Finance, Rabu (16/2/2022).
Baca Juga: Hari Ini Buruh Demo Kantor Kemnaker dan BPJS Ketenagakerjaan, Tuntut Pencabutan Aturan JHT
Universitas mengatakan, NFT kebal terhadap pemalsuan dan kehilangan, dan akan didasarkan pada blockchain.
Sungkyunkwan telah memutuskan untuk mengikuti perkembangan teknologi digital dan menawarkan pengalaman unik bagi siswa yang menerima NFT. Selain itu, institusi tersebut mengatakan akan mengadopsi teknologi blockchain ketika mengeluarkan gelar dan kredensial lainnya.
Beritaneka.com—Non Fungible Token (NFT) tengah naik daun di dunia. Tingkat kelangkaan sebuah NFT membuat harga NFT meroket.
NFT makin populer di Indonesia setelah fenomena Ghozali Everyday yang berhasil memanen keuntungan hingga miliaran rupiah dari penjualan NFT foto selfie miliknya.
Ternyata, NFT milik Ghozali hanyalah sebagian kecil dari NFT yang pernah dijual di dunia.
Baca Juga:
Aset NFT Meroket! Investasi Masa Depan?
Cara Jualan Karya Seni Melalui NFT, Gampang Ternyata!
Sultan Gustaf Al Ghozali, Iseng Jualan Foto Selfie Laku Miliaran Rupiah
Kami kutip dari Bussines Insider, hari ini, berikut daftar 5 NFT termahal yang pernah dijual di dunia;
1.The Merge
NFT The Merge dibuat seniman NFT Pak, dijual seharga USD91,8 juta atau setara Rp1,3 triliun (kurs Rp14.280 per dolar AS) melalui Nifty Gateway.
NFT The Merge telah didistribusikan di antara 28.983 pedagang. Hal tersebut menghasilkan lebih dari 300.000 potongan NFT.
2.Everydays: The First 5000 Days
Dalam deretan NFT termahal di posisi ke-2 ditempati Everydays. Everydays dibuat oleh seniman digital Mike Winkelmann biasa dipanggil Beeple, yang saat ini menjadi andalan dunia NFT.
Pujian yang diberikan banyak orang pada Beeple karena hasil karyanya Everydays: The First 5000 Days yang dijual seharga USD69 juta atau sebesar Rp985 miliar. Everydays: The First 5000 Days adalah kolase yang dibuat selama 13 tahun oleh Beeple. Dia mulai mengerjakannya pada tahun 2007 dan selesai pada tahun 2020.
3.Human One
Karya besar yang di-NFT kan lainnya adalah Human One yang terjual seharga USD28,9 juta atau sebesar Rp412 miliar dalam lelang yang diselenggarakan Balai Lelang Christie’s. Harga tersebut merupakan dua kali lipat dari harga yang diharapkan.
4.CryptoPunk 7523
CryptoPunk ternyata sudah menawan perhatian dunia. Sekilas, CryptoPunks hanyalah serangkaian karakter digital 8-bit yang tidak berguna. Namun, justru warga dunia membelinya dan menggunakannya sebagai gambar profil di platform seperti Twitter dan media sosial lainnya. Selain itu, mereka juga dapat menjualnya di platform lain juga, dan harganya terus meningkat.
CryptoPunk 7523 misalnya, menjadi salah satu NFT termahal yang pernah dijual. CryptoPunk 7523 adalah NFT avatar termahal dalam koleksi CryptoPunk hingga saat ini. CryptoPunk 7523 berhasil dijual dengan harga USD11,75 juta atau sekitar Rp167,9 miliar di platform lelang Sotheby.
5.CryptoPunk 4156
Dalam koleksi NFT CryptoPunk, tersebut CryptoPunk 4156 yang berhasil dilelang seharga USD10,35 juta atau sebesar Rp147,8 miliar.
Beritaneka.com—Non-Fungible Token atau populer sebagai NFT hingga saat ini masih menjadi trend jagad maya. Di Tanah Air, belum lama ini NFT cukup menghebohkan karena ada orang yang berhasil memanen sejumlah keuntungan darinya.
Sama seperti NFT, cryptocurrency juga menjadi issue panas dunia. NFT dan crypto adalah sama-sama merupakan aset digital. Namun, ada perbedaannya.
Apa itu NFT?
NFT merupakan semacam token yang tidak dapat ditukarkan, biasanya ditemukan di dalam teknologi blockchain. NFT meski sudah ada sejak 2014, tetapi popularitasnya semakin meningkat pada 2020-2021. Setelah itu, semakin banyak orang yang tertarik dalam melakukan transaksi NFT di berbagai platform.
Kami kutip dari CNN, Senin (24/1/2022), NFT adalah bagian dari konten digital yang terhubung ke blockchain, atau basis data digital yang juga menopang cryptocurrency seperti Bitcoin dan Ethereum.
Baca Juga:
Aset NFT Meroket! Investasi Masa Depan?
Cara Jualan Karya Seni Melalui NFT, Gampang Ternyata!
NFT biasanya digunakan untuk membeli dan menjual karya seni digital dan dapat berbentuk GIF, tweet, kartu perdagangan virtual, gambar objek fisik, kulit video game, real estat virtual, dan banyak lagi.
Apa itu Cryptocurrency?
Cryptocurrency atau mata uang kripto, sering disebut juga aset kripto atau crypto adalah sebuah mata uang digital atau aset digital yang tengah cukup populer dalam beberapa tahun terakhir.
Cryptocurrency atau crypto adalah mata uang digital atau virtual yang dijamin dengan kriptografi, yang membuatnya hampir tidak mungkin untuk dipalsukan atau dibelanjakan ganda.
Banyak cryptocurrency adalah jaringan terdesentralisasi berdasarkan teknologi blockchain atau buku besar terdistribusi yang ditegakkan oleh jaringan komputer yang berbeda.
Fitur yang menentukan dari cryptocurrency adalah bahwa mereka umumnya tidak dikeluarkan oleh otoritas pusat mana pun, menjadikannya secara teoritis kebal terhadap campur tangan atau manipulasi pemerintah.
Perbedaan NFT dan Crypto
Yang membedakan antara NFT dan cryptocurrency adalah aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum dapat dipertukarkan, artinya dapat diganti atau ditukar dengan aset lain yang identik dengan nilai yang sama, seperti uang dolar atau crypto lainnya.
Sedangkan NFT adalah sebuah aset yang unik dan tidak dapat saling dipertukarkan, atau dalam kata lain tidak ada dua NFT yang sama. NFT menciptakan kelangkaan di antara aset yang tersedia tanpa batas, bahkan ada sertifikat keaslian untuk membuktikannya.
Beritaneka.com—NFT adalah singkatan Non Fungible Token. Non fungible artinya sesuatu yang tidak dapat dipertukarkan, sebuah karya yang memiliki keunikan tersendiri.
Aset non-fungible bisa berwujud foto, lukisan, maket, bangunan, musik, gambar, animasi atau bangunan apapun. Aset seperti ini bisa saja diduplikasi, tetapi karya orisinal tetap saja hanya ada satu yang sudah di-NFT kan itu.
Konsep tersebut berlaku dalam NFT. Token di sini merujuk pada berkas sertifikat digital yang disimpan dalam blockchain.
Baca Juga:
Sultan Gustaf Al Ghozali, Iseng Foto Selfie Berbuah Miliaran Rupiah
Cara Jualan Karya Seni Melalui NFT, Gampang Ternyata!
Jadi, yang dibeli dari NFT sebenarnya bukanlah karya seperti swafoto Ghozali yang sedang heboh ini, melainkan berkas digital yang memuat sertifikat keaslian atau kepemilikan karya tersebut.
Apa yang Bisa Dijadikan NFT?
Secara teori, berkas digital apa pun bisa dijual sebagai NFT. Ini karena yang bernilai dari NFT adalah berkas orisinalitasnya.
Meskipun sudah dibeli, karya-karya tersebut tetap bisa beredar bebas dan diduplikasi oleh pengguna internet.
Kendati demikian, berkas keasliannya tidak bisa dipalsukan. Kami kutip dari BBC, ini karena catatan siapa memiliki apa dalam blockchain tercatat dalam ledger yang dirawat oleh ribuan komputer.
Orisinalitas itulah yang membuat NFT berharga. Seperti membeli karya pelukis tertentu, karya itu bisa diplagiat ribuan kali tetapi pembeli tetaplah berstatus pemilik aslinya.
Mengapa NFT Bisa Berharga Mahal hingga Triliunan Rupiah?
Rekor aset NFT termahal saat ini dipegang oleh The Merge. Aset ini terjual dengan mata uang Ethereum yang jika dikonversikan nilainya mencapai USD91,8 juta atau setara Rp1,3 triliun.
Alasan orang rela membayar mahal demi berkas NFT pun beragam. Bagi penikmat karya seni, alasannya bisa sebagai apresiasi.
Bagi karya seperti swafoto Ghozali, meskipun terlihat remeh, konsistensinya membuat foto selama lima tahun dapat menjadikan karyanya bernilai.
Di lain sisi, aspek ketokohan juga kadang berpengaruh dalam penjualan aset NFT. Tokoh kenamaan seperti Jack Dorsey dan Edward Snowden pernah merilis NFT yang laku jutaan dolar AS.
Selain itu, pembeli juga bisa jadi berspekulasi harga itemnya akan terus naik dan dia akan mendapatkan keuntungan.
Hal ini pun rentan membuat bisnis NFT sebatas menjadi gelembung ekonomi. Gelembung ekonomi adalah perdagangan aset dalam volume besar dengan nilai yang lebih tinggi dibanding nilai fundamentalnya.
Gelembung ekonomi bisa tiba-tiba pecah saat barang yang diperdagangkan sudah tidak diminati lagi. Harganya akan anjlok drastis dan pembeli terakhir merugi.
Mike Winkelmann, seniman digital yang sukses menjual NFT seharga puluhan juta dolar AS pada 2021 lalu, mengakui bahwa NFT rentan menjadi gelembung ekonomi.
“Sejujurnya, saya berpikir akan ada gelembung. Dan saya pikir kita sekarang sedang berada dalam gelembung itu,” kata Winkelmann kepada BBC.