Beritaneka.com—Berita membanggakan kembali datang dari alumni muda IPB University, Kaisar Akhir atas prestasinya sebagai penerima “Indonesia Best Youth Leader Award 2021” dari Majalah Penghargaan Indonesia.
Alumni Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) ini dinilai mampu memimpin Maritim Muda Nusantara, sebuah perkumpulan pemuda di bidang kemaritiman tingkat nasional yang ia bentuk bersama teman-temannya pada tahun 2018.
Di Maritim Muda Nusantara ini, Kaisar membuat berbagai terobosan seperti penggunaan teknologi digital, program-program yang inovatif dan kreatif dan konsep Pemuda Ekonomi Biru 4.0 di era pandemi COVID-19.
“Penghargaan ini diberikan setelah melalui sebuah proses penilaian yang dilakukan bersama Pusat Rekor Indonesia secara komprehensif,” terang Kaisar Akhir.
Baca juga: Mahasiswa IPB Ciptakan Biskuit Tingkatkan Produktivitas Sapi Perah
Saat kuliah di IPB University, Kaisar dikenal sebagai mahasiswa yang berprestasi dan aktif berorganisasi. Ia pernah menjadi Duta Institut selama tahun 2014-2016, Juara 1 Bidang Kesejahteraan Rakyat Kompetisi Pemikiran Kritis Mahasiswa (KPKM) Tingkat Nasional 2013.
Peraih Medali Perunggu Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Gagasan Tertulis dalam ajang PIMNAS XXV, Peringkat 3 Mahasiswa Berprestasi IPB University Program Sarjana pada tahun 2014 dan 2015, Ketua Forum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) se-IPB University, Ketua UKM Pramuka dan Pengurus UKM Forum for Scientific Studies (Forces).
Setelah lulus, Kaisar melanjutkan pendidikan S2 di World Maritime University (WMU), Swedia, dengan spesialisasi Ocean Sustainability, Governance and Management. Kaisar berhasil mendapatkan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) jalur afirmasi prestasi nasional/internasional.
Sepulangnya ke Indonesia, usai pendidikan S2-nya, ia mendirikan Maritim Muda Nusantara bersama enam orang lainnya. Ada yang menjadi pengurus dan ada yang menjadi pengawas.
“Penghargaan ini merupakan sebuah prestasi bersama Maritim Muda Nusantara, karya dan kontribusi anak muda maritim di seluruh Indonesia. Ini semua hasil kerja tim antara pengurus pusat, daerah, cabang dan anggota Maritim Muda. Kami akan terus berinovasi, berkarya dan berkolaborasi membangun maritim negeri secara berkelanjutan menuju Indonesia Poros Maritim Dunia dengan fokus utama saat ini pada pengembangan ekonomi biru 4.0,” ungkap Kaisar.
Baca juga: Temukan Alat Deteksi Ayam Halal, Tim Mahasiswa IPB Raih Medali Emas di Jepang
Maritim Muda Nusantara didirikan dengan visi terwujudnya Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan pemuda sebagai garda terdepan melalui penyiapan sumberdaya manusia kemaritiman, pengembangan ilmu pngetahuan dan teknologi kemaritiman dan penguatan budaya maritim.
Harapan saya hal ini dapat menjadi terobosan dalam mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang terwujud pada tahun 2045.
Kaisar berharap dengan hadirnya Maritim Muda Nusantara akan semakin banyak pemuda yang menyadari jati diri Indonesia sebagai bangsa bahari dan negara maritim. Makin banyak anak muda yang memiliki literasi maritim yang baik dan mampu memanfaatkan dan mengelola sumber daya maritim di daerahnya masing-masing secara optimal.
Beritaneka.com—Lima mahasiswa IPB University membuat biskuit pakan ternak untuk meningkatkan produktivitas sapi perah. Lima mahasiswa IPB University tersebut adalah Angga Firmansyah (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem), Rizki Maulana Yusuf (Departemen Biologi), Muhamad Zidan Rahmat (Departemen Manajemen), Mohammad Disam Alfain (Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan) dan Deandarla Naoremisa (Fakultas Kedokteran Hewan).
Dengan dibimbing oleh Prof Yuli Retnani, kelima mahasiswa IPB University itu mendapat pendanaan melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKMK) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI.
Angga Firmansyah, selaku ketua tim menjelaskan, inovasi biskuit pakan ternak yang dibuatnya dapat meningkatkan produktivitas susu tinggi asam linolenat dan Omega-6. Inovasi yang diberi nama BISCOW itu juga berperan sebagai imunomodulator pada sapi perah.
“BISCOW hadir sebagai pakan yang mampu mencukupi nutrisi sapi perah sehingga dapat meningkatkan produktivitas susu,” ujar Angga Firmansyah, mahasiswa IPB University dari Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian.
Baca juga: Presiden Jokowi: IPB Jadi Kampus Pelopor Inovasi Pertanian
Lebih lanjut, Angga menerangkan, BISCOW memiliki empat manfaat utama bagi sapi. Manfaat tersebut adalah menjaga kekebalan imun sapi perah, meningkatkan produktivitas susu sapi perah, meningkatkan kualitas susu yang tinggi asam linolenat dan omega-6 dan menjaga sistem pencernaan sapi perah.
“BISCOW sendiri terbuat dari biomassa jagung, probiotik, molases, bungkil jintan hitam, sargasum, gaplek, dan crude palm oil (CPO),” tambah Angga Firmansyah.
Ia menjelaskan biomassa jagung berfungsi untuk melindungi kandungan nutrisi dari degradasi rumen. Adapun probiotik yang digunakan dalam BISCOW adalah Bacillus sp. dan S. cerevisiae yang diketahui berdampak baik bagi pencernaan serta sistem imun ruminansia.
Angga menjelaskan, molases digunakan untuk meningkatkan palatabilitas ternak terhadap BISCOW. Sementara itu, bungkil jintan hitam mengandung protein kasar, asam linolenat, dan omega-6 yang tinggi serta senyawa bioaktif thymoquionone yang bersifat imunomodulator. Adapun sargasum memiliki kadar mineral dan antioksidan yang tinggi sehingga baik untuk kesehatan ruminansia. Sargasum juga mampu menghambat kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas pada produk pakan yang mengandung minyak.
“Gaplek berasal dari singkong digunakan sebagai sumber energi. Kalau CPO memiliki kandungan beta karoten yang tinggi dan berfungsi menjaga kadar air produk tetap sama sehingga tidak terlalu kering atau terlalu lembab,” imbuhnya.
Baca juga: Temukan Alat Deteksi Ayam Halal, Tim Mahasiswa IPB Raih Medali Emas di Jepang
Angga bercerita bahwa salah satu peternak sapi perah di Bogor, Ahmad, telah menggunakan BISCOW. Ahmad mengaku bahwa BISCOW berhasil meningkatkan produksi susu sapi hingga 600 mililiter pada sapi yang sedang bunting.
“Padahal, kurva laktasi sapi perah harusnya menurun ketika bunting sehingga BISCOW berpotensi meningkatkan produksi susu lebih banyak. Selain itu, BISCOW dinilai merupakan produk yang praktis, hemat, dan cocok digunakan oleh peternak skala kecil hingga besar,” paparnya.
Angga juga menerangkan, BISCOW dikemas dengan kertas samson berbentuk seperti kemasan roti. Harga BISCOW sendiri dibanderol 15 ribu rupiah untuk setiap kemasan dengan berat 1,6 kilogram. Setiap kemasan berisi 30 buah BISCOW.
“Saat ini BISCOW telah terjual lebih dari 100 pack di berbagai kota di Pulau Jawa. Setiap pack bisa untuk dua minggu per ekor sapi dengan pemberian dua buah per hari,” kata Angga.
Efektivitas BISCOW, katanya, akan maksimal setelah satu bulan pemberian. Untuk memiliki produk ini dapat diperoleh melalui https://ipb.link/biscow.
Prof Yuli Retnani yang menjadi pembimbing menerangkan, “Ide mahasiswa IPB University ini cukup kreatif karena menggabungkan bidang mereka yang berbeda dalam satu tekad untuk membuat inovasi suplemen pakan berkualitas dalam membantu peternak meningkatkan produksi susu.”
Beritaneka.com—Tiga mahasiswa IPB University dari Departemen Fisika berhasil meraih medali emas dalam kompetisi Japan Design, Idea and Invention Expo 2021. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Ananda Thalia, Aldi Destia Lesmana, dan Vanya Azzahra Chairunissa.
Penghargaan ini diraih atas temuan mereka berupa alat non-invasif portable yang dirancang untuk membedakan ayam halal dari ayam non-halal beserta tingkat kesegarannya.
“Kompetisi ini diselenggarakan oleh World Invention Intellectual Property Associations. Seluruh proses perlombaan kami ikuti secara online hingga tahap penjurian yang dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2021,” ujar Ananda.
Baca juga: Alat Panen Kelapa Sawit Karya Mahasiswa IPB
Ananda menjelaskan, alat yang diberi nama Chilator tersebut terdiri dari dua pasang elektroda, mikrokontroler, LCD, baterai, dan data logger. Ia mengatakan, prinsip kerja dari alat ini adalah mengukur resistansi daging ayam menggunakan metode pengukuran resistivitas 4-probe.
Probe luar yang terbuat dari karbon ini akan mengalirkan arus ke ayam dan probe bagian dalam yang terbuat dari besi akan mengukur beda potensial yang dihasilkan oleh daging ayam.
“Bagian daging ayam yang dapat diamati dengan alat ini adalah dada, paha, dan sayap ayam yang dipotong dengan baik, bukan ayam tiren,” tambah Ananda.
Lebih lanjut, mahasiswa IPB University itu menjelaskan, Chilator digunakan dengan cara menempelkan bagian probe pada sampel ayam yang ingin diukur. Hasil pengukuran akan diolah oleh mikrokontroler hingga muncul hasilnya di LCD berupa nilai resistansi sampel dan informasi mengenai kesegaran sampel termasuk keterangan bahwa sampel tersebut adalah daging ayam segar atau ayam yang telah mati sebelum disembelih.
“Ayam halal memiliki rentang nilai resistansi 6,15 Ω– 28,53 Ω, sedangkan ayam tiren memiliki rentang nilai resistansi 1,68 Ω – 7,83 Ω. Nilai resistansi ayam tiren lebih rendah dari ayam halal. Kemudian nilai resistansi akan meningkat seiring dengan menurunnya kesegaran sampel ayam,” papar Vanya.
Baca juga: IPB Kembangkan Pemupukan Melalui Irigasi
Di bawah bimbingan Dr Akhiruddin Maddu dan tim telah dilakukan persiapan sejak bulan April 2021. Dosen IPB University dari Departemen Fisika itu mendampingi mahasiswanya sejak awal penentuan ide hingga penjurian. Meskipun proses bimbingan banyak dilakukan secara online namun hal tersebut tidak mengurangi kekompakan timnya.
“Ide ini muncul atas dasar pentingnya informasi tentang kelayakan konsumsi produk pangan seperti daging ayam yang beredar di pasaran, baik informasi kesegaran maupun kehalalannya. Alat ini dibuat untuk memudahkan konsumen dalam menilai dan membedakan mana daging ayam yang layak dikonsumsi bagi masyarakat, khususnya bagi umat muslim,” ujar Dr Akhiruddin.
Beritaneka.com—Mahasiswa IPB University dari Departemen Teknik Mesin dan Biosistem serta Departemen Agronomi dan Hortikultura, menciptakan alat panen kelapa sawit yang lebih efektif dan efisien.
Hendra Muhtar Telaumbanua, Erich Roganda Simarmata, Dikki Hendra Pratama, Atha Rizki Pangestu dan Ilham Yusuf Bachtiar yang didampingi oleh Dr Ir Radite Praeko Agus Setiawan, MAgr, membuat “STATERKAT” (Estate Harvesting Cutter): Perancangan Egrek Kelapa Sawit Mekanisme Sentakan Gaya Pegas Solusi Panen Lebih Mudah, Ringan, Kuat dan Cepat.
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC) Tahun 2021, Tim STATERKAT menjadi tim yang lolos didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Baca juga: IPB Kembangkan Pemupukan Melalui Irigasi
Adapun dasar sistem perancangan yang diterapkembangkan adalah pemanfaatan mekanisme sentakan dan penyimpanan energi melalui sistem tarikan pegas, ruang kerja sentak dan sistem penguncian pada rancangan.
”STATERKAT ini merupakan alat yang prospektif digunakan untuk memanen kelapa sawit. STATERKAT menggunakan mekanisme sentakan gaya pegas, sehingga pemanenan bisa lebih efektif dan efisien tenaga,” kata Djoni, Kepala Kebun Percobaan Agronomi dan Hortikultura IPB University di Jonggol.
Baca juga: Belajar Keuangan untuk Rumah Tangga Bersama Mahasiswa IPB
Para pemanen kelapa sawit Jonggol sangat antusias untuk menggunakan alat panen ini. Menurut mereka, produk baru dan inovatif ini lebih mudah digunakan, ringan, kuat dan cepat dibanding egrek konvensional yang sudah ada.
“Setelah mencoba langsung menggunakan egrek inovasi yaitu STATERKAT, menurut saya alat ini memiliki kinerja yang baik dan mudah dioperasikan. Alat ini bisa untuk memotong pelepah maupun tandan buah kelapa sawit. Selain itu tidak memerlukan banyak tenaga untuk menggunakannya. STATERKAT, mantap,” tutur Jujun, salah satu pemanen kelapa sawit.
Hendra TB selaku Ketua Tim STATERKAT berharap, alat ini dapat bermanfaat bagi para pemanen kelapa sawit baik untuk kebun kelapa sawit skala kecil (swadaya) hingga perusahaan kelapa sawit besar lainnya.
Beritaneka.com—Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB University saat ini sedang mengembangkan sistem fertigasi terintegrasi V1. Menurut Dr Awang Maharijaya, Kepala Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB University sistem ini berhubungan dengan mesin aplikasi irigasi dan fertigasi (pemupukan melalui irigasi). Kebaruan dari mesin ini adalah integrasi mesin dengan program FERADS (Decision Support System)
Lebih lanjut, dosen IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura ini menjelaskan, FERADS adalah program penetapan dosis pemupukan berdasar analisis tanah. Dr Awang juga mengatakan, rekomendasi pemupukan yang telah ditetapkan selanjutnya di upload ke dashboard pengontrol pemupukan. Rekomendasi tersebut dapat diaplikasikan secara presisi sesuai dengan tahap pertumbuhan tanaman.
“Program FERADS Decision Support System merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan produktivitas sayuran Indonesia saat ini dengan menerapkan pertanian presisi pada kegiatan budidaya oleh petani sehingga dapat memaksimalkan hasil panen,” ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Senin (23/08).
Baca juga: Belajar Keuangan untuk Rumah Tangga Bersama Mahasiswa IPB
Sementara itu, Prof Erika B Laconi, Wakil Rektor IPB University Bidang Inovasi dan Bisnis menyampaikan apresiasi dan berharap aksi riset IPB University akan terus meningkat kualitasnya.
“Jika kita ingin ada ketahanan pangan maka kita harus kuat dari hulu hingga hilir. Untuk itu, kita harus kuatkan juga dengan bibit,” ucapnya.
Prof Erika berharap, hasil penelitian ini dapat diujicoba sampai dengan diuji produksi. Ia menyampaikan bahwa dalam sebuah pendanaan riset, hasilnya adalah output yang siap dikerjasamakan ke mitra industri.
Terkait program FERADS, Dr Ernan Rustiadi, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) IPB University menyampaikan bahwa program tersebut merupakan suatu terobosan yang sangat diperlukan seiring dengan karakter milenial saat ini.
Ia mengatakan, Indonesia tidak bisa lagi mengandalkan sumberdaya alam dan sumber daya manusia yang konvensional. Hal tersebut sejalan dengan konsern IPB University yang memiliki Road Map Agro Maritim 4.0.
Baca juga: Mahasiswa IPB Peroleh Gelar Honorable Mention Pengembangan Produk Pangan
Sementara itu Prof Anas D Susila, peneliti program FERADS memaparkan proses kerja program FERADS yang diaktualisasi dengan program NUTRIGADS. Prof Anas menjelaskan, NUTRIGADS adalah mesin yang dapat menerjemahkan hasil rekomendasi pemupukan yang dihasilkan oleh program FERADS berupa aplikasi pupuk secara presisi yang dapat dikontrol secara remote.
Sandi Octa Susila, alumnus IPB University yang terkenal karena kiprahnya sebagai petani milenial tertarik mengembangkan Program FERADS Decision Support System. Menurutnya, kehadiran FERADS bertujuan untuk memudahkan petani dalam penetapan rekomendasi pemupukan secara presisi berdasarkan analisis tanah.
Sandi mengatakan, pihaknya sedang menanti inovasi pertanian seperti ini.
“Ini pasti akan sangat disukai petani milenial jika ada yang murah, mudah dan sangat membantu petani,” ucap Sandi.
Beritaneka.com—Mahasiswa IPB University sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) di Tangerang Selatan berikan edukasi literasi keuangan kepada pelaku ekonomi. Salah satunya adalah rumah tangga konsumen (RTK) yang berada di Kecamatan Setu. Acara ini diselenggarakan untuk mendukung upaya peningkatan pemahaman literasi keuangan dengan cara menyediakan edukasi secara daring.
“Kami ingin setiap rumah tangga mampu membuat suatu keputusan yang efektif dalam mengelola keuangannya di masa kini maupun di masa yang akan datang,” ujar Livdina Anggita Septiani, mahasiswa IPB University.
Baca juga: Mahasiswa IPB Peroleh Gelar Honorable Mention Pengembangan Produk Pangan
Dalam webinar “Pentingnya Pemahaman literasi keuangan untuk Rumah Tangga”, Tintin Sarianti, SP MM, dosen dari Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB University menjelaskan alasan dibutuhkannya pemahaman literasi keuangan.
Menurutnya, literasi keuangan yang baik sangat diperlukan untuk mendukung berbagai fungsi ekonomi. Salah satunya dengan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang saat ini cenderung ke arah teknologi digital. Seperti menggunakan e-wallet atau dompet elektronik yang dapat mendukung fungsi-fungsi ekonomi.
Jika masyarakat sudah mendukung fungsi-fungsi ekonomi dengan menjalankan berbagai aktivitas ekonomi, maka dapat memiliki dampak yang sangat besar terhadap perkembangan perekonomian suatu negara. Dengan tingkat literasi keuangan yang baik maka masyarakat mampu mengelola keuangannya dan mampu meningkatkan pendapatannya.
“Mereka juga tidak secara mudah menghabiskan sumberdaya keuangannya pada berbagai hal yang sifatnya konsumtif. Akan tetapi, diarahkan kepada kegiatan yang lebih produktif seperti melakukan investasi,” imbuh Pakar Manajemen Agribisnis IPB University ini.
Titin melanjutkan bahwa dalam pengelolaan keuangan rumah tangga, salah satu faktor penting adalah keterbukaan keuangan antara suami dan istri. Hal ini akan menentukan seberapa sehat kondisi keuangan dalam rumah tangga tersebut.
“Ketika istri tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan sendiri, mereka harus bisa mengatur keuangan rumah tangga dengan baik. Ini karena kesejahteraan rumah tangga berawal dari sini,“ ujar Pengampu Mata Kuliah Perilaku Konsumen di Sekolah Vokasi IPB University ini.
Baca juga: Gunakan Gambir Kurangi Dampak Korosi, Mahasiswa IPB Raih Juara 1 Lomba Esai
Titin menambahkan bahwa berdasarkan survei nasional literasi keuangan yang dilakukan OJK (2019), perempuan di Indonesia memiliki pengetahuan, keyakinan, keterampilan, sikap dan perilaku keuangan sebesar 36,13 persen. Sedangkan laki-laki sebesar 39,94 persen. Artinya, tingkat literasi keuangan perempuan masih lebih rendah dibandingkan laki-laki.
“Maka perempuan harus memiliki keterampilan dalam mengelola keuangan. Perempuan harus dapat berperan lebih aktif dan baik dalam mengoptimalkan uang tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangganya,“ ujarnya
Beritaneka.com—Dua tim mahasiswa IPB University dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, menorehkan prestasi dalam lomba pengembangan produk pangan yang diselenggarakan oleh Institute of Food Technologists Student Association (IFTSA) pada 22 Juli 2021.
Tim IPB University pertama yang terdiri dari Muhammad Rafi Kamil, Stephen William Wijaya, dan Firanindyta Hade mengajukan karya ilmiah dengan judul Highly Protein Whole Grain Maize and Soybean Based Flour as Food Substitute during Covid-19 Food Inflation and Solve Stunting in Uganda. Tim ini berhasil menyabet juara kedua.
“Kami mengusulkan modifikasi pada proses penggilingan untuk peningkatan nutrisi terutama pada kondisi COVID-19 dan masalah ketengikan agar dapat memperpanjang umur simpan dengan penggunaan 100 persen jagung utuh,” kata Firanindyta, mahasiswa IPB University salah satu anggota tim.
Baca juga: Gunakan Gambir Kurangi Dampak Korosi, Mahasiswa IPB Raih Juara 1 Lomba Esai
Tim kedua terdiri dari Talitha Nur Aziziah Priyatna, Mahirah Safira Ferdianny, dan Salsabila Fatimah Syarifudin. Judul karya tulis mereka adalah LAHAYE UGALI: Instant Ugali from 100% Whole Maize Grain through No-Die Extrusion Enriched with Baobab Powder to Help Undernourished Adults Fight COVID-19 in Kenya. Ide cemerlang tersebut mengantar mereka memperoleh gelar Honorable Mention.
“Kami mengusulkan agar ugali ditambahkan dengan tepung baobab untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan menurunkan kekurangan konsumsi mineral,” papar Talitha.
Persiapan dilakukan sejak bulan Januari 2021 dan menyerahkan pre-proposal pada bulan Februari 2021. Selama satu bulan penuh menggarap ide dan serta proses pembuatan produk. Tahap final di selenggarakan pada bulan Juni dan upacara penutupan pada bulan Juli 2021.
Keduanya mengaku mendapat dukungan yang besar dari para dosen yang membimbing dengan penuh dedikasi. Tim dosen yang membimbing diantaranya Dr Nancy Dewi Yuliana, Dr Nugraha Edhi Suyatma, Dr Puspo Edi Giriwono, serta Dr Azis Boing Sitanggang.
“Kami selalu berupaya memberikan proses pembelajaran dan pengalaman terbaik guna mengasah pengetahuan dan kreativitas mahasiswa dalam menghasilkan inovasi-inovasi di bidang ilmu dan teknologi pangan,“ ujar Dr Azis Boing selaku pembimbing utama.
Baca juga: Pandemi Rentan Rusak Kesehatan Mental, Pakar IPB Sarankan Orang Tua Hubungkan Anak dengan Temannya
IFTSA merupakan komunitas ilmiah, forum bagi para profesional dan teknolog pangan untuk berkolaborasi, belajar, dan berkontribusi dengan tujuan menginspirasi dan mengubah pengetahuan ilmiah kolektif menjadi solusi inovatif untuk kepentingan semua orang di dunia dalam bidang pangan.
Kompetisi yang mengangkat tema Developing Solutions for Developing Countries ini mengundang para mahasiswa untuk menyampaikan ide serta solusi peningkatan mutu dan nutrisi pada tepung jagung untuk membuat Ugali yang merupakan salah satu makanan pokok masyarakat Afrika Timur dengan tujuan memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Dalam kompetisi itu, mahasiswa IPB University bersaing dengan perguruan tinggi dari berbagai belahan dunia, seperti Cornell University, University of Costa Rica, Agro Paris Tech, dan University of California Davis.
Beritaneka.com—Mahasiswa dari Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian IPB University, Faiz Ismail Zulfi berhasil meraih juara pertama Hi-Great National Essay Competition 2021 (24/07). Kompetisi ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya.
Prestasi itu diraih Ismail melalui esai tentang penggunaan HNS yang dapat menimbulkan korosi pada peralatan industri karet dan menyebabkan kerugian. Permasalahan ini mendorong Ismail membuat esai berjudul “Gambir Smart Corrosion Inspection (G-SOTION): Sistem Anti-Korosi Berbasis Aplikasi Android dengan Coating Gambir dan Sensor TCS3200 Mengurangi Dampak Korosi Peralatan Industri Karet SIR 20CV”.
Baca juga: Tim IPB Wakili Indonesia di Ajang Cyberathelete Collegiate Mobile Legend Asia Tenggara 2021
Coating gambir mencegah timbulnya karat agar mengurangi dampak korosi. Gambir mengandung senyawa tanin. Tanin dapat berikatan dengan logam Fe. Semakin tinggi kadar Fe yang diikat, maka warna coating akan menjadi semakin coklat.
“Smartphone akan mempermudah pengguna dalam memantau perubahan warna coating. Pengguna dapat melihat perubahan warna coating secara langsung dan melakukan reset ulang pada saat akan melakukan pemantauan ulang,” jelas Faiz.
Dalam penyusunan esai, Faiz dibimbing oleh Guru Besar Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB University Prof Taufik Djatna.
“Pemantauan menggunakan konsep Internet of Things (IoT). Data diinput dari masukan sensor TCS-3200. Pembacaan warna dilakukan dengan membaca frekuensi warna secara simultan. Sensor yang digunakan untuk memberikan input nantinya akan dibaca oleh mikrokontroller,” imbuhnya.
Baca juga: Mahasiswa IPB KKN, Ajari Masyarakat Akuaponik dan Hidroponik
Raihan juara ini tidak mudah bagi Faiz. Beragam kendala ia temui selama membuat esai yang membutuhkan waktu yang lama.
“Saya juga sempat merasa ‘minder’ waktu final karena tim lain berkelompok. Sedangkan saya mengikuti lomba ini secara individu. Pada saat presentasi, dewan juri menyarankan agar memakai machine learning dan berskala industri,” tuturnya.
Setelah meraih prestasi ini, Faiz berharap dirinya semakin giat mencari solusi permasalahan di sekitar untuk masyarakat.
Beritaneka.com—Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa yang meninggalkan dampak besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan ataupun stres dalam jangka panjang.
Jika kesehatan mental terganggu maka timbul gangguan mental atau penyakit mental. Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres yang berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri. Dengan banyaknya tuntutan dalam kehidupan yang disertai tekanan, tidaklah heran seseorang akan mudah merasa stres yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan mental.
“Mental seseorang yang terganggu akan mengubah karakternya secara perlahan menjadi negatif,” ujar Dr Nurmala, dosen Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB University.
Baca juga: Membanggakan, Alumni IPB Donasikan Rp1,3 Miliar untuk Pengadaan Tabung Oksigen
Pernyataan Nurmala dikuatkan Dr Melly Latifah, Pakar Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB University yang menyampaikan, dalam kondisi pandemi ini, orang tua harus mampu menghubungkan anak dengan teman-temannya hingga keluarganya.
“Salah satunya bisa video call dengan kerabat. Mengubah mindset dan self-regulation sangat penting. Sehingga sebagai orangtua, kita dapat fokus kepada solusi, bukan hanya masalah. Dengan begitu kita akan lebih siap untuk menjalani hari dan bisa melakukan hal produktif lainnya,” ujarnya.
Baca juga: Indonesia Darurat Sampah, Pakar IPB: Setiap Orang harus Bertindak Nyata
Kedua pakar berbicara dalam webinar dengan tema “Pentingnya Kesehatan Mental Dalam Masa Pandemi COVID-19” yang dibuka Retna Widayawati, SP, Ketua Agrianita IPB University dalam Webinar Sapa Agrianita, akhir Juli 2021
”Saat diri kita merasa tidak baik-baik saja, misal ditandai dengan gelisah, bimbang dan juga tidak percaya pada lingkungan sekitar, maka sebaiknya mengunjungi tempat yang tepat, yaitu psikolog. Sehingga dapat segera teratasi dengan baik,” ujar Retna Widayawati.
Beritaneka.com—Kejuaraan Cyberathelete Collegiate Mobile Legend (CCML) Indonesia Qualifier 2021 telah selesai diselenggarakan.
Hasilnya, kejuaraan yang diikuti 46 tim mobile legend dari 32 perguruan tinggi di Indonesia ini menghasilkan empat tim terbaik yang akan mewakili Indonesia untuk berlaga di tingkat Asia Tenggara.
Keempat tim tersebut yaitu Tim Universitas Gunadarma, Tim Universitas Bina Nusantara, IPB University dan Universitas Tanjungpura.
Baca juga: Di Masa Pandemi Petani Binaan IPB University Bisa Ekspor
Tim IPB University (IPB Denzu) beranggotakan Akbar Sanjaya, Candra Hendriyansyah P, Yoga Prima Dwi Prasetyo, Yabes Mulya, Zaki Luthfi Kamil dan Faris Gibran Ramadhan. Ini merupakan salah satu pencapaian tertinggi dari tim IPB Denzu yang pernah diraih.
Nantinya tim IPB Denzu akan bertanding di tingkat Asia Tenggara dan bertemu dengan perwakilan-perwakilan universitas dari Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Filipina,” ujar Muhammad Ridho Notonegoro, penggagas IPB E-Sport Community.
Ridho berharap semua atlet e-sport dapat tampil secara maksimal di setiap kejuaraan yang diikuti agar mendapatkan prestasi serta yang paling utama mengharumkan nama kampus IPB University.
“Terima kasih buat semua atlet IPB E-Sport yang terus berjuang dan membuktikan bahwa kita dapat berprestasi. Terima kasih juga kepada Subdit Pembinaan Karakter dan dukungan langsung dari Direktur Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir yang selalu membina kami. Ke depannya kita bakal terus berjuang dan menunjukkan bahwa bidang non-akademik khususnya olahraga dapat berprestasi dengan niat, semangat, dan tekat yang kuat. Intinya untuk kejuaraan ini, kita tim IPB University akan berjuang secara maksimal sebagai perwakilan dari Indonesia di ajang internasional,” imbuhnya.
Baca juga: Dua Menteri Panen Melon Golden Alisha di IPB University
Perkembangan e-sports di tanah air sangatlah pesat. Terlihat dengan banyaknya kejuaraan-kejuaraan yang ada, dari tingkat nasional hingga internasional. E-sports juga telah menjangkau ke semua kalangan. Ini membuktikan bahwa bermain game jika ditekuni dapat juga menghasilkan prestasi.