Beritaneka.com—Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sebanyak 7,86 juta orang Indonesia menjadi pengangguran atau setara tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,32%.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan angka tersebut lebih rendah 0,54% poin jika dibandingkan dengan Agustus 2022 (year-on-year/yoy).
“Meski terus menurun, jumlah dan tingkat ini masih relatif lebih tinggi dibanding sebelum pandemi Covid-19 atau Agustus 2019 atau sebelum pandemi Covid-19,” kata Amalia dalam Keterangan Pers BPS, Senin (6/11/2023).
BPS mencatat pada Agustus 2019 terdapat sebanyak 7,10 juta orang pengangguran atau setara TPT 5,23%. Angka pengangguran kemudian melonjak naik menjadi 9,77 juta orang pada Agustus 2020, dan mulai menurun pada Agustus 2021 menjadi 9,10 juta orang.
Tren penurunan kembali terjadi pada Agustus 2022 di mana tingkat pengangguran tercatat sebesar 8,42 juta, dan Agustus 2023 turun menjadi 7,86 juta. Di sisi lain, menurut jenis kelamin, pengangguran laki-laki tercatat 5,42% atau turun 0,5% poin sedangkan perempuan 5,15% atau turun 0,6% poin dibandingkan Agustus 2022.
“Sejalan dengan peningkatan TPAK-nya, penurunan pada pengangguran perempuan lebih besar dibanding laki-laki,” ujarnya. Kemudian menurut wilayahnya, terjadi penurunan pengangguran pada wilayah perkotaan sementara di pedesaan terjadi peningkatan. BPS mencatat TPT di wilayah perkotaan sebesar 6,40% sedangkan pedesaan 3,88%.
Beritaneka.com, Jakarta —Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono melaporkan inflasi di bulan Desember 2022 sebesar 0,66 persen secara month-to-month (mtm). Inflasi tahun ke tahun (yoy) dan tahun kalender (Desember 2022 terhadap Desember 2021) tercatat sebesar 5,51 persen.
Margo menyebutkan, terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 112,85 pada November 2022 menjadi 113,59 pada Desember 2022.
“Pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar dari kelompok makanan dan minuman serta tembakau dengan andil inflasi 0,40 persen, atau inflasinya 1,57 persen,” kata Margo dalam keterangan resmi Statistik di Jakarta, Senin (2/1/2023).
Angka ini diikuti pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,12 persen, atau terjadi inflasi 0,63 persen. Kemudian, dari transportasi dengan andil 0,06 persen, atau terjadi inflasi 0,45 persen.
Baca Juga:
Tak hanya itu saja, 90 kota IHK tercatat mengalami inflasi pada Desember 2022. Untuk Desember 2022, inflasi tertinggi di Kota Bandung 2,04 persen dan terendah di Sorong 0,01 persen. Namun secara yoy, Inflasi yoy tertinggi terjadi di Kotabaru sebesar 8,65 persen dengan IHK sebesar 119,83 dan terendah terjadi di Sorong sebesar 3,26 persen dengan IHK sebesar 110,95.
Beritaneka.com—Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bulan Juli 2021 terjadi inflasi 0,08%. Sementara, tingkat inflasi secara tahun kalender (month of month/mom) sebesar 0,81% dan tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 1,53%.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, inflasi 0,08% di Juli 2021 dikarenakan beberapa komoditas mengalami kenaikan harga.
“Harga beberapa komoditas mengalami peningkatan dan inflasi 0,08% ini terjadi peningkatan indeks angka konsumen (IHK),” Kata Margo Yuwono dalam konferensi pers secara virtual, Senin (2/8/2021).
Baca Juga: PPMK Diperpanjang, DPR Minta Pemerintah Bantu Pelaku UKM
Dari 90 kota yang terdata IHK (indeks harga konsumen), 61 kota mengalami inflasi dan 29 kota mengalami deflasi. Rinciannya, inflasi tertinggi jatuh pada daerah Sorong (Papua Barat) dan terendah di daerah Sampit (Kalimantan Tengah) dengan nilai 0,01%.
“Inflasi tertinggi terjadi di Sorong 1,51%. Penyumbang komoditas adalah kenaikan harga ikan kembung dan memgambil andil 0,52% dan kenaikan cabe rawit 0,22%,” katanya.
Sedangkan, deflasi tertinggi pada Monokwari sebesar minus 0,60% dan terendah Maumere dan Samarinda minus 0,01%. “Deflasi ini karena terjadi penurunan harga ikan, kangkung, dan penurunan komoditas tomat,” katanya.