Beritaneka.com, Jakarta —Kementerian Agama menyatakan semua orang yang datang ke Arab Saudi bisa menggunakan visa transit untuk ibadah umrah. Mereka harus melakukan booking di aplikasi Tawakkalna atau Eatmarna terlebih dahulu.
Hal ini disampaikan Kasubdit Pengawasan Umrah dan Haji Khusus M. Noer Alya Fitra usai Kementerian Agama RI bersama Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menggelar pertemuan untuk membahas kebijakan penyelenggaraan ibadah umrah 1444 H pada 1 Agustus 2022 di Kantor Kementerian Haji dan Umrah, Mekkah.
Pertemuan ini dipimpin oleh Dirjen Administrasi Umum Urusan Perusahaan dan Muassasah Umrah Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi Abdurrahman As-Saggaf. Serta, Sousan yang merupakan perwakilan dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, sedangkan delegasi Indonesia dipimpin Direktur Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama Nur Arifin.
Baca Juga:
- Tersedia 77.000 Undangan Upacara Kemerdekaan secara Virtual untuk Warga, Ini Cara Daftarnya
- PPKM Diperpanjang Sampai 15 Agustus 2022, Jawa-Bali Level 1
- Polri Bakal Hapus Data STNK Mati Pajak 2 Tahun
- Cara Menurunkan Kolesterol Jahat Tanpa Obat
- Perbanyak Produksi Kendaraan Listrik, Toyota Tambah Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
- SWI Bongkar 10 Investasi Bodong dan 100 Pinjol Ilegal
“Aplikasi Tawakkalna dan Eatmarna tetap diberlakukan bagi setiap orang dalam pelaksanaan umrah, termasuk saat masuk ke Raudah di Masjid Nabawi,” kata Nafit dikutip dari laman resmi Kemenag, Kamis (4/8/2022).
Nafit menyampaikan guide atau muthawwif jemaah umrah juga tidak harus orang Saudi. Arab Saudi memperbolehkan Indonesia untuk menggunakan Muthawwif warga Indonesia yang bermukim di Arab Saudi dengan sponsor muassasah yang bersangkutan dan didampingi guide warga negara Saudi. Pemerintah Saudi juga masih menerapkan kebijakan asuransi jemaah umrah dengan harga seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Jika terjadi jemaah umrah overstay, maka yang bertanggung jawab membayar denda adalah jemaah yang bersangkutan melalui muassasah/provider visa di Arab Saudi,” ucap Nafit. Karena masih pandemi, pemerintah Arab Saudi masih akan menerapkan protokol kesehatan bagi jemaah umrah. Namun, kebijakan penerapannya berbeda-beda sesuai dengan zona yang telah ditentukan pemerintah Arab Saudi, yaitu hijau, kuning, dan merah.
“Saat ini Indonesia termasuk dalam zona hijau. Pemerintah Arab Saudi akan terus memantau perkembangan covid-19 dan jika ada kebijakan-kebijakan baru akan segera disampaikan,” katanya.
Beritaneka.com — Aplikasi pemrosesan visa elektronik atau e-visa untuk jemaah umrah baru-baru ini diluncurkan Pemerintah Arab Saudi. Hal ini diungkapkan Menteri Haji Arab Saudi Tawfiq bin Fawzan al-Rabiah dalam konferensi pers.
“Visa akan dikeluarkan dalam waktu 24 jam setelah mengajukan permohonan,” kata al-Rabiah.
“Permohonan visa umrah dapat diajukan dari luar Arab Saudi, jauh sebelum melakukan umrah,” imbuhnya seperti dikutip dari Saudi Gazette, Jumat (3/6/2022).
Dikutip dari Al Arabiya, ia juga mengatakan bahwa validitas visa telah diperpanjang dari satu bulan menjadi tiga bulan. Al-Rabiah menambahkan bahwa jamaah yang mengunjungi Arab Saudi untuk melakukan umrah dapat mengunjungi kota-kota lainnya di Kerajaan Teluk itu tanpa hambatan.
Baca Juga:
Cerita Bersepeda ke Tanah Suci, Siap Naik Haji
Aplikasi ini juga memungkinkan peziarah untuk menemukan akomodasi dan mengatur transportasi. Al-Rabiah menambahkan, Kementerian Haji Arab Saudi akan terus bekerja untuk mengembangkan layanan haji dan umrah, mencatat bahwa ini adalah tujuan dari Visi 2030.
Menteri Haji Arab Saudi itu juga mengatakan satu juta orang akan melakukan haji tahun ini. Jamaah haji tersebut terdiri dari 850.000 (85 persen) jemaah haji asing dan 150.000 (15 persen) jemaah haji dalam negeri.
Dia mengatakan kementerian dan lembaga terkait lainnya bekerja untuk memastikan kesehatan jemaah haji.
“Kartu pintar haji akan diterapkan tahun ini,” katanya sambil mencatat bahwa teknologi digital akan membantu mengatur haji tahun ini dengan cara yang sempurna. Mengomentari keputusan Kerajaan untuk mengizinkan satu juta jamaah melakukan ibadah haji tahun ini, dia mengatakan Arab Saudi ingin melindungi jemaah dari Covid-19 dan menjamin kualitas layanan terbaik.
“Kami menyadari bahwa ada banyak aplikasi haji tahun ini, tetapi keselamatan jemaah adalah prioritas kami,” pungkasnya.