Beritaneka.com—Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai penjahat perang karena melakukan genosida di Gaza, Palestina dan menolak gencatan senjata, penghentian perang.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina Ashraf Al-Qedra mengatakan, korban tewas terus bertambah di Gaza menjadi 9.061 orang, termasuk 3.760 anak-anak dan 2.326 perempuan, sementara jumlah korban luka-luka melampaui 32.000 orang. Ribuan warga Gaza juga dinyatakan masih hilang karena tertimbun reruntuhan bangunan akibat bombardir Israel.
Kantor Berita Pemerintah Palestina di Gaza menyebutkan, Israel telah menjatuhkan lebih dari 10.000 bom di Gaza sejak awal penyerangan pada 7 Oktober 2023. Diperkirakan jumlah bahan peledak yang digunakan Israel telah melebihi 25.000 ton yang telah membuat kerusakan massif dan pembunuhan massal warga Gaza.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan, serangan acak Israel kepada warga sipil Gaza adalah tindakan biadab.
“Penyerangan Israel ke Gaza merupakan bentuk tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan. Israel sudah bertindak beringas dan brutal melampaui batas perikemanusiaan. Tindakan biadab Israel sudah mengarah pada bentuk genosida. Gempuran Israel banyak yang menyasar perumahan sipil, anak-anak, perempuan yang tidak berdosa termasuk wartawan perang yang sedang bertugas,” kata Zainut dalam keterangannya, dikutip hari ini.
Zainut mengatakan, Israel juga diketahui telah menyerang berbagai fasilitas kesehatan. Menurutnya, apa pun alasannya, serangan Israel merupakan bentuk kejahatan dan pelanggaran HAM.
“Serangan Israel juga menyasar fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit.Sejumlah rumah sakit utama, seperti Rumah Sakit Al Quds, RS Syifa, hingga RS Indonesia di Gaza kena bombardir Israel hingga merusak sebagian bangunan,” kata Zainut.
“Apa pun alasannya penyerangan Israel yang membabi buta tersebut adalah bentuk kebiadaban, kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran HAM yang sangat nyata yang tertuang dalam Konvensi Jenewa,” katanya.
Tidak hanya itu, Zaintut mengatakan, PBB harus mengirim pasukan perdamaian dan mengeluarkan resolusi penghentian perang.
Berikut ini beberapa poin desakan yang disampaikan MUI berkaitan serangan Israel ke Gaza:
- PBB melalui Mahkamah Internasional untuk segera memberikan sanksi kepada PM Benjamin Netanyahu untuk ditetapkan sebagai penjahat perang.
- PBB segera mendesak dilakukan gencatan senjata dan mendorong untuk dilakukan perundingan damai.
- PBB segera mengirimkan pasukan perdamaian untuk mencegah terjadinya penyerangan yang lebih brutal.
- Mendorong Pemerintah Indonesia untuk memelopori negara-negara OKI untuk menjadi mediator perundingan damai antara Israel dengan Palestina.
- Mengajak seluruh umat Islam Indonesia untuk terus mendoakan keselamatan warga Palestina.
- Mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat sipil korban kebiadaban Israel.
Beritaneka.com—Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan Israel sebagai penjahat perang di hadapan jutaan orang yang melakukan Rapat Umum Pro-Palestina dalam unjuk rasa solidaritas kepada warga Gaza, Palestina di Istanbul. Demonstrasi tersebut berlangsung di Bandara Ataturk pada pekan lalu.
Pemandangan dari Bandara menunjukkan orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat, membawa bendera Turki dan Palestina, beberapa di antaranya mengenakan ikat kepala dengan tulisan, “Kita semua adalah warga Palestina”, “Akhiri genosida, biarkan anak-anak hidup” dan “Jadilah suara warga Palestina”.
Pembantaian keji, pembunuhan massal sedang berlangsung di Gaza, kata Erdogan, sekali lagi mempertanyakan berapa banyak anak-anak, wanita dan orang tua yang tidak bersalah harus mati sebelum gencatan senjata diumumkan.
Erdogan juga mengkritik dukungan tanpa syarat Barat terhadap Israel dan mobilisasi media untuk melegitimasi pembantaian orang-orang yang tidak bersalah di Gaza.
Sebaliknya, Erdogan menekankan sikap tegas Turki yang Pro-Palestina, dengan mengatakan: “Barat berutang kepada Anda (Israel), tetapi Turki tidak. Itu sebabnya kami berbicara tanpa ragu-ragu.”
Seniman internasional terkenal Yusuf Islam, juga dikenal sebagai Cat Stevens menyampaikan pidatonya pada demonstrasi Pro-Palestina. “Yang membom keluarga-keluarga yang tidak bersalah, rumah mereka, dan terutama anak-anak kecil yang merupakan separuh dari jumlah mereka yang terbunuh”.
Dia berterima kasih kepada Turki karena mengambil sikap tegas dan pendirian yang kuat terhadap krisis kemanusiaan di Gaza akibat agresi Israel yang tiada henti selama tiga minggu terakhir ini.
Turki kini sedang mencari cara membawa kejahatan yang dilakukan Israel terhadap warga sipil Palestina ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), menurut laporan Daily Sabah. Berdasarkan laporan tersebut, Menteri Kehakiman Turki Yılmaz Tunc, sebelumnya telah mengatakan resolusi PBB merupakan pernyataan penting yang membuktikan Israel melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
“Resolusi tersebut mengutuk semua tindakan kekerasan terhadap warga sipil Palestina dan Israel, termasuk semua tindakan teror dan serangan acak kepada warga Gaza, serta semua tindakan provokasi, penghasutan dan penghancuran,” kata Tunc. Resolusi ini juga menuntut, “Semua pihak segera dan sepenuhnya mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum humaniter internasional.”
Jumlah korban tewas di Gaza akibat bombardir Israel yang terus berlangsung telah meningkat menjadi 7.326 jiwa. “Jumlah korban tewas akibat agresi Israel di Jalur Gaza telah mencapai 7.326 orang, termasuk 3.038 anak-anak tewas, 1.726 wanita, dan 414 orang lanjut usia,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qedra Al-Qedra seperti dikutip Kantor Berita Anadolu, Jumat (27/10/2023).
Lebih lanjut, Al-Qedra juga mengaku menerima laporan 1.700 orang hilang, serta 940 anak-anak yang masih tertimbun reruntuhan. Sebanyak 104 petugas medis juga dilaporkan tewas dan 25 ambulans tak lagi berfungsi karena serangan Israel. “Agresi Israel dengan sengaja menghancurkan 57 institusi kesehatan, dan membuat 12 rumah sakit serta 32 pusat perawatan primer tidak berfungsi,” kata Al-Qedra. Sejak perang pecah, anak-anak menjadi korban tewas paling banyak akibat perang.