Beritaneka.com — Jemaah haji Indonesia mendapat layanan keimigrasian cepat (fast track) di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Azis (AMAA) Madinah saat tiba pada pukul 01.53 waktu Arab Saudi. Layanan fast track dirasakan jemaah asal Kabupaten Cilegon, Provinsi Banten, yang melalui proses di bandara dengan waktu singkat.
“Alhamdulillah senang sekali, puas. Dari turun (pesawat) sampai naik bus ini hanya 10 menit,” ujar Masroi, salah satu jemaah, di terminal khusus fast track di kompleks Bandara AMAA.
Fast track adalah layanan khusus yang diberikan Pemerintah Arab Saudi kepada jemaah haji, termasuk Indonesia. Dengan layanan ini, jemaah tak perlu lagi antre lama berjam-jam di area bandara untuk pengecekan keimigrasian, bea cukai dan lain.
Seluruh layanan itu telah dilakukan di Tanah Air. Azis, jemaah lain, mengaku layanan ini sangat efektif. Jemaah tidak perlu terkuras tenaganya setiba di Saudi.
“Cepat sekali. Bahkan nggak sampai 10 menit dari turun pesawat hingga sini (tempat naik bus yang membawa jemaah ke hotel di Madinah),” kata Azis yang berhaji bersama istri tercintanya, Al Inayah.
Layanan fast track memang singkat. Selain tak harus diperiksa paspor dan lain-lain, jemaah juga diturunkan di ujung bandara yang terhubung langsung dengan penjemputan bus. Setelah turun di pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 3708, jemaah disambut hangat otoritas bandara seperti penaburan bunga mawar dan pemberian suvenir.
Tidak ada seremonial khusus seperti kata sambutan dari pejabat setempat. Setelah melewati iring-iringan penyambutan, jemaah dengan cepat melewati pemeriksaan barang tas tentengan dan kemudian masuk bus. Jarak antara pintu keluar pemeriksaan dengan bus juga sangat dekat yakni hanya 20 meter.
Kepala Daerah Kerja Bandara, Haryanto, bersyukur kedatangan jemaah haji dengan layanan fasttrack perdana berjalan lancar. “Tepat setengah jam semua jemaah sudah keluar dan naik bus semua. Semoga di waktu berikutnya bisa makin lancar karena menguntungkan jemaah,” ujar Haryanto.
Beritaneka.com — Jakarta, Jemaah haji agar selalu menjaga kesehatan menjelang keberangkatan haji 1443H/2022M. Sebab, saat ini Arab Saudi sedang masuk musim panas dengan temperatur 44-50 derajat celsius.
“Menurut informasi yang saya terima di Saudi, itu belum di masa puncak. Nanti di saat pelaksanaan ibadah hingga puncak haji diperkirakan bisa mencapai 50 derajat celsius,” kata Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangan resminya, Selasa (24/5/2022).
Menag berharap jemaah mulai mempersiapkan diri dengan memperhatikan asupan gizi dan kondisi kesehatan menjelang keberangkatan.
“Kesehatannya dipersiapkan, biasakan diri untuk beradaptasi dengan situasi (dan) suhu udara yang ekstrim. Setidaknya untuk melaksanakan semua proses ibadah dari awal sampai akhir. Itu pesan saya,” kata dia.
Baca Juga:
- Pemerintah Siap Hadapi Lonjakan Harga Pangan
- Kendaraan Otonom Jadi Transportasi Publik di Ibu Kota Nusantara
- Kasus Robot Trading Fahrenheit, Polisi Sita Rekening Rp70 Miliar
- Soal Mafia Minyak Goreng, Presiden Jokowi: Proses Hukum Para Pelakunya
- Mulai Senin 23 Mei 2022, Ekspor Minyak Goreng Dibuka Kembali
- Soal UAS Ditolak Masuk Singapura, Mahfud MD: Secara Diplomatik Kita Jernihkan Masalah Ini
Menag Yaqut telah memastikan kesiapan penyelenggaraan haji baik berupa layanan akomodasi, transportasi, katering serta layanan kesehatan selama lima hari di Arab Saudi. Pria yang akrab disapa Gus Yaqut ini juga menyarankan kepada jemaah untuk memperdalam manasik haji serta melakukan berbagai persiapan fisik.
“Dalam masa tunggu ini sampai nanti jemaah haji diberangkatkan, persiapan ini penting untuk dilakukan. Jangan meremehkan situasi apa pun. Jaga kesehatan, banyak minum saat di sana agar tidak dehidrasi,” tutur dia.
Pemerintah Arab Saudi telah memperbolehkan satu juta warga di luar Saudi untuk menjalankan ibadah haji tahun 2022. Pemerintah Indonesia mendapatkan kuota haji sebanyak 100.051 orang dengan pemberangkatan kloter pertama pada 4 Juni 2022 mendatang.