Beritaneka.com, Jakarta—Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan ketersediaan hewan kurban secara nasional dalam kondisi baik menjelang Idul Adha 2023. Ketersediaan hewan kurban saat ini bahkan surplus. Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, ketersediaan hewan kurban 2023 secara nasional baik sapi, kerbau, kambing maupun domba mencapai 2.737.996 ekor. Sedangkan, kebutuhan hewan kurban tahun ini diproyeksikan sebanyak 1.743.051 ekor atau meningkat 2 persen dari tahun sebelumnya.
“Tahun ini, saya pastikan Kementan mempersiapkan hewan kurban dengan jauh lebih baik dalam segala aspek, tentu Kementan bersama dengan Kabupaten dan Provinsi yang ada di Indonesia,” kata Mentan Syahrul dalam keterangannya, dikutip hari ini.
Hal tersebut disampaikan Mentan Syahrul saat mengecek langsung ketersediaan hewan kurban di Kandang Kelompok Ternak milik PT Bima Jaya Farm yang berlokasi di Jalan Sholeh Iskandar, Simpang Yasmin, Kota Bogor.
Depo Sapi Qurban Bima Jaya Farm yang dicek langsung Mentan SYL ini menampung 900 ekor sapi yang 90 persen di antaranya berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB), dan 150 kambing/domba, berdasarkan informasi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) seluruh hewan kurban disini dipastikan telah mengantongi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).
Setelah meninjau depo ini, Mentan menyebut bahwa semua hewan kurban dalam kondisi sehat dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
“Hari ini saya cek ear tag, jadi semua hewan kurban yang dari daerah, NTT, NTB maupun Sulawesi harus ada ear tag, dan saya cek tadi yang disini, ada semua,” kata Mentan Syahrul. Mentan mengatakan, bersama dengan pemerintah daerah baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota senantiasa berkoordinasi untuk mempersiapkan hewan kurban tahun ini dalam segala aspek hingga ke pelosok daerah.
Beritaneka.com, Jakarta —Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong para pelaku usaha dan industri pakan untuk melakukan penyerapan jagung dan produk lokal seperti dedak yang diproduksi petani seluruh Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Mentan saat meresmikan perusahaan pakan swasta yang berinvestasi di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. “Saya berharap dengan adanya pabrik pakan di sini akan memberikan nilai manfaat jangka panjang bagi masyarakat sekitar, terutama penyerapan bahan baku pakan lokal seperti jagung, dedak, dan sebagainya yang akan mendorong pengembangan ekonomi pedesaan,” kata Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam keterangannya, dikutip Kamis (3/11/2022).
Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai struktur ongkos usaha peternakan, komponen pakan memiliki kontribusi 56,95 persen terhadap total biaya pada budidaya ayam ras pedaging di tingkat peternakan rakyat.
Baca Juga:
- Sebanyak 20,5 Juta Pelaku UMKM Sudah Masuk Ekosistem Digital
- IMOS 2022 Dibuka Mulai Hari Ini, Pengunjung Bisa Test Ride Banyak Motor Baru
- Kemnaker Luncurkan Platform SIAPkerja, Permudah Masyarakat Cari Kerja
- Sebanyak 200 Vial Obat Gangguan Ginjal Akut Fomepizole Tiba di Tanah Air
- Mentan: Stok Beras Nasional Mencukupi, Produksi Beras Tahun Ini Tinggi
- ADWI 2022, Menparekraf: 50 Desa Wisata Terbaik Simbol Kebangkitan Ekonomi Indonesia
Sementara itu, untuk budidaya ayam ras petelur, kontribusi pakan mencapai 70,97 persen. Pakan ternak menjadi satu hal yang mempengaruhi kenaikan terhadap komoditas penyumbang inflasi untuk telur ayam dan daging ayam.
Kementerian Perdagangan mencatat adanya harga komoditas unggas yang naik akibat harga pokok produksi (HPP), didorong kenaikan harga input produksi, seperti jagung pakan, soy bean meal, dan bahan baku impor lainnya.
“Karena itu pabrik pakan dapat menyerap bahan baku pakan dari petani setempat dan harga pakan untuk peternak lebih dapat terjangkau,” kata Mentan.
Di sisi lain, Mentan berharap pabrik pakan dapat memberikan pengaruh ke harga pangan asal ternak yang lebih kompetitif di tingkat konsumen. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga telur ayam per Rabu (2/11/2022), tertahan di Rp28.600 per kilogram (kg).
Sementara itu, harga daging ayam naik tipis Rp100 dari Rp33.700 menjadi Rp33.800 dibanding hari sebelumnya. “Yang pasti kami harapkan nantinya ada kerja sama yang saling menguntungkan, antara petani dan peternak, serta masyarakat sekitar,” kata Mentan Syahrul Yasin Limpo.
Lebih lanjut Mentan mengatakan, pertanian dan peternakan menjadi sektor yang memberi solusi konkret bagi tumbuh kembangnya perekonomian. Kontribusi keduanya bahkan terbukti menjadi kunci utama bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi krisis dunia.
Mentan Syahrul melihat Indonesia di bawah pimpinan Presiden Jokowi mampu menguatkan ekonomi dari ancaman pandemi dan krisis lainya. Indonesia bahkan, menjadi negara terkuat pada sistem ketahanan pangan setelah FAO dan IRRI memberi penghargaan swasembada beras selama 3 tahun berturut-turut.
“Dalam menghadapi global warming, dampak Covid-19 dua tahun setengah, di mana ekonomi sedang tergoncang, pangan bersoal di seluruh negara, Indonesia adalah salah satu negara yang sangat survive menghadapi tantangan itu. Bahkan, FAO dan IRRI memberikan penghargaan kepada Bapak Presiden terhadap bagaimana pertanian Indonesia menjadi kekuatan bangsa sekarang ini,” pungkasnya.
Beritaneka.com, Jakarta—Ketahanan pangan menjadi salah satu pilar penting di tengah krisis ekonomi yang melanda dunia. Pemanfaatan teknologi di bidang pertanian memegang andil besar dalam mewujudkan ketahanan pangan. Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin saat meninjau Guler Farm Nature, di Desa Kandawati, Tangerang, Banten, Rabu (5/10/2022).
“Ternyata ketika kita menghadapi pandemi dan menjelang krisis pangan, bantalannya adalah pertanian,” kata Wapres Ma’ruf Amin.
Wapres menambahkan, Indonesia kaya akan komoditas. Yang diperlukan hanyalah cara untuk terus berinovasi agar hasil produksi pertanian dapat berlimpah. “Di Papua Barat terdapat lebih dari 125 macam pisang. Itu di Papua Barat saja. Artinya, kita itu kaya sekali, tetapi kurang dikembangkan. Oleh karena itu, saya berharap terus dikembangkan. Jangan ada lahan yang tidur dan jangan ada tenaga yang nganggur,” kata Wapres Ma’ruf Amin.
Baca Juga:
- Penyidik DJP Sita 4 Truk Tangki BBM
- Progres Pengembangan Lumbung Pangan di Indonesia, Cek!
- Mentan Syahrul Yasin Limpo: Presiden Jokowi Arahkan Optimalisasi Lumbung Pangan
- Pemerintah Siapkan Insentif untuk Pelaku Usaha dan Investor di IKN
- BPOM Amankan 718.791 Vitamin Ilegal Online
Saat berada di Guler Farm Nature, Wapres mengapresiasi ide untuk mengubah lahan persawahan seluas 3 hektare menjadi tempat wisata merakyat yang menawarkan pesona pemandangan persawahan, dilengkapi dengan percontohan sistem digital farming dan rumah kaca sebagai edukasi kepada masyarakat, titik swafoto yang instagrammable, restoran, dan coffee shop.
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan akan terus mengembangkan inovasi pertanian di seluruh daerah di Indonesia. “Wapres selalu perintahkan agar jangan cuma di tempat itu, di sekitarnya juga (dibangun). Kami siap,” kata Mentan Syahrul.
Mentan melaporkan, ketahanan pangan di Indonesia saat ini cukup baik dan telah diakui dunia. “Rice research international memberikan penghargaan kepada Presiden atas resiliensi dan sistem food security (keamanan pangan) di Indonesia,” kata Syahrul Yasin Limpo.
Beritaneka.com, Jakarta—Pemerintah terus mendorong pengembangan lumbung pangan atau food estate di berbagai daerah di tanah air, mulai dari Sumatra hingga ke Papua. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pengembangan lumbung pangan di Kalimantan Tengah (Kalteng) telah mencapai 60 ribu hektare.
“Jadi beberapa food estate yang dilaporkan ke Bapak Presiden, yaitu progres dari food estate di Kalimantan Tengah. Ini yang sudah dikembangkan oleh Kementerian Pertanian itu sekitar 60 ribuan hektare, di mana tahun 2020 itu 30 ribu hektare, kemudian di tahun 2021 itu 14 ribu hektare, dan kemudian ada ekstensifikasi sebanyak 16 ribu hektare,” kata Airlangga usai mengikuti rapat yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (4/10/2022), dilansir Setkab.
Baca Juga:
- Pemerintah Perpanjang PPKM sampai 7 November 2022, Semua Daerah Level 1
- Job Fair Virtual, Manfaatkan Teknologi dalam Revolusi Industri 4.0
- OJK Targetkan Dana Pasar Modal Capai Rp182,5 Triliun
- Partai Nasdem Resmi Deklarasikan Anies Baswedan Capres 2024
- Rusuh Laga Arema FC vs Persebaya, 127 Orang Meninggal Termasuk Dua Polisi
Terkait pengembangan lumbung pangan di Kalteng, ungkap Airlangga, Presiden meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menyediakan saluran air dan membantu dalam pengolahan lahan.
“Presiden mengarahkan bahwa untuk pengembangan pembuatan saluran air dan pengolahan lahan itu akan ditugaskan kepada Kementerian PUPR sehingga nanti Kementerian Pertanian tinggal masuk pada lahan yang sudah siap dan juga untuk pengembangan selanjutnya juga di lahan yang sudah siap, disiapkan oleh Kementerian PUPR,” ujar Airlangga.
Sementara untuk pengembangan lumbung pangan di Sumatra Utara dari target 22 hektare telah terealisasi sebesar 7 hektare.
“Ini diberikan penugasan kepada Bupati Humbang Hasundutan sebagai penanggung jawab sesuai dengan keputusan dari Menko Marinves. Namun ini akan punya potensi lebih besar lagi dan diberi tugas kepada Menteri Pertanian untuk juga melakukan intervensi kegiatannya,” kata Airlangga.
Kemudian untuk wilayah Nusa Tenggara Timur, pemerintah menyiapkan Kabupaten Belu, Kabupaten Sumba Tengah, dan Kabupaten Sumba Timur sebagai daerah pengembangan lumbung pangan dengan komoditas jagung dan sorgum. Di Sumba Timur akan ditanami sorgum di lahan seluas 1.000 hektare.
“Belu dipersiapkan seluas 559 hektare dan ini komoditasnya adalah jagung dan ini akan terus diikuti oleh pemerintah. Demikian pula di Sumba Tengah seluas 10 ribu hektare dan ini realisasinya sudah hampir 10 ribu hektare. Ini ketersediaan air dan pupuk menjadi perhatian pemerintah,” ujarnya.
Selanjutnya untuk wilayah Papua, pemerintah mendorong pengembangan lumbung pangan di wilayah Merauke dan Keerom.
“Kalau Merauke bisa mendekati 1 juta hektare sedangkan di Keerom sekitar 3.000 hektare,” katanya.
Beritaneka.com, Jakarta—Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta optimalisasi program food estate atau lumbung pangan.
“Cadangan-cadangan lahan kita di Kalimantan, di Sumatera Utara, di Papua, di Maluku harus menjadi bagian-bagian dari strategi kita dan di sana Presiden mengarahkan food estate (lumbung pangan) agar bisa dilakukan lebih maksimal,” kata Mentan Syahrul Yasin Limpo usai mengikuti rapat yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (4/9/2022).
Pemerintah saat ini tengah melakukan pengembangan lumbung pangan di berbagai daerah di Tanah Air, di antaranya di Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, dan Papua.
Baca Juga:
- BPOM Amankan 718.791 Vitamin Ilegal Online
- Pemerintah Perpanjang PPKM sampai 7 November 2022, Semua Daerah Level 1
- Job Fair Virtual, Manfaatkan Teknologi dalam Revolusi Industri 4.0
- OJK Targetkan Dana Pasar Modal Capai Rp182,5 Triliun
- Partai Nasdem Resmi Deklarasikan Anies Baswedan Capres 2024
- Rusuh Laga Arema FC vs Persebaya, 127 Orang Meninggal Termasuk Dua Polisi
Mentan menyampaikan, pengembangan food estate di sejumlah daerah berjalan dengan cukup baik. Salah satunya adalah di Kalimantan Tengah yang mampu meningkatkan produktivitas dari 3 ton menjadi di atas 4-5 ton.
“Di Sumatra Utara bagus hasilnya, di Temanggung bagus, di Wonosobo bagus, di Sumba Tengah di NTT bagus,” imbuhnya.
Namun Syahrul tidak memungkiri adanya sejumlah lahan pertanian yang belum mampu memberikan hasil maksimal, namun dalam jumlah yang tidak begitu signifikan. Hal ini di antaranya dikarenakan karakteristik lahan yang digunakan.
“Ada beberapa lahan yang tentu saja berhasil cukup bagus tapi ada lahan-lahan yang kemudian karena air, namanya juga tempatnya seperti itu, kadang-kadang kalau hujan sedikit dia langsung banjir, naik ke atas, tentu saja di situ gagal, tapi enggak seberapa,” ujarnya.
Syahrul menambahkan, pemerintah akan terus mengintensifkan lahan pertanian di berbagai daerah untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
“Kelihatannya memang ini membutuhkan konsentrasi-konsentrasi untuk kita buat cadangan-cadangan lahan baru di beberapa tempat untuk mengantisipasi itu,” ujarnya.
Terkait dengan bibit, Mentan menyampaikan bahwa tidak ada kendala dengan varietas bibit di Indonesia. Varietas bibit pertanian Indonesia saat ini sudah dapat ditanami di berbagai lahan seperti lahan normal, rawa, dataran tinggi, serta dataran rendah.
“Kopi kita ada yang [ditanam] tempat dataran rendah, ada kopi kita di dataran tinggi. Itulah perkembangan yang coba kita lakukan dengan baik, dengan riset-riset (R & D) yang tersedia, dan kerja sama dengan World Bank, IRRI, dan lain-lain,” pungkasnya.