Oleh : Salamuddin Daeng, Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)
Beritaneka.com—Data statistik Bank Indonesia (BI) menggambarkan situasi ekonomi yang dihadapi Pemerintahan Jokowi sangat gawat. Asing berbondong bondong menarik investasinya dari Indonesia. Factor inilah yang menjadi penyebab Indonesia masih berada pada pertumbuhan negative pada kwartal I tahun 2021.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2021 masih mengalami kontraksi minus 0,74 persen. Dengan angka tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia belum mampu kembali ke zona positif, setelah mengalami kontraksi 4 kali berturut-turut sejak kuartal II-2020. Kala itu, ekonomi RI minus 5,32 persen. “Kalau dibandingkan posisi kuartal I-2020, ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 masih mengalami kontraksi 0,74 persen,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers, Rabu (Kompas.com5/5/2021).
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen: Antara Mimpi dan Ilusi
Bagaimana tidak? Investasi kabur dari Indonesia sebagai tanggapan atas situasi politik dan ekonomi yang tidak stabil dan regulasi yang tak pasti. Lebih dari USD 911 juta investasi langsung asal Eropa kabur sepanjang tahun 2020. Dua negara yang paling banyak menarik investasinya adalah Italia dan Inggris masing masing 377 juta dolar dan 493 juta dolar.
Sementara investasi dari USA menurun separuh dibandingkan tahun 2019. Investasi asal jepang menurun 75% dengan penurunan senilai USD 6,24 miliar dibandingkan tahun 2019. Selanjutnya investasi asal Singapura menurun 27% atau mengalami penurunan senilai USD 1,7 miliar.
Secara keseluruh investasi langsung di Indonesia berdasarkan negara asal menurun senilai USD 5,3 miliar yang merupakan penurunan terendah selama lima tahun terakhir sejak tahun 2015. Negara negara yang merupakan penanam modal langsung terbesar di Indonesia memilih kabur dari negeri ini.
Baca juga: Meluruskan Makna Utang Pemerintah: Terobos Lampu Merah
Meskipun ada peningkatan investasi dari Hongkong senilai USD 2,7 miliar dan Taiwan USD 694 juta, namun namun tidak bisa menggantikan investasi yang kabur. Sementara investasi asal China sepanjang tahun 2020 hanya USD 810 juta dolar, lebih rendah dar tahun lalu dan menurun 76% dibandingkan dengan investasi tahun 2018.
Sulit bagi Indonesia melakukan recovery ekonomi jika semua negara negara yang menjadi andalan pemerintah mendapatkan investasi asing langsung justru kabur dari Indonesia. Akibatnya kwartal I tahun 2021 Indonesia masih berada di Zona resesi. Pertanyaannya siapa yang mau bisnis di negara RESESI?