Beritaneka.com—Militer Israel menuduh Hamas menggunakan Rumah Sakit (RS) Indonesia di Beit Lahia, Gaza, Palestina menjadi lokasi persembunyian. Militer Zionis juga membuat tuduhan serupa untuk pusat medis yang didanai Qatar di Gaza. Dalam sebuah pengarahan, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari menunjukkan apa yang dia klaim sebagai bukti visual pintu masuk terowongan Hamas yang diungkap oleh tentara Israel di Rumah Sakit Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani yang terletak di sepanjang pantai utara Kota Gaza.
Hagari juga menyajikan sebuah video di mana milisi Hamas menembaki tentara Israel dari dalam rumah sakit yang didirikan pada tahun 2016 oleh mantan emir Qatar.
“Hamas meluncurkan roket ke Israel 75 meter dari rumah sakit,” katanya pada hari Senin.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia membantah tuduhan militer Israel. “RS Indonesia di Gaza adalah fasilitas yang dibangun masyarakat Indonesia sepenuhnya untuk tujuan kemanusiaan dan untuk melayani kebutuhan medis masyarakat Palestina di Gaza,” kata Kemlu Indonesia dalam serangkaian pesan WhatsApp, Selasa (7/11/2023).
Menurut Kemlu, RS Indonesia saat ini sudah dikelola sepenuhnya oleh otoritas Palestina di Gaza, meskipun dari waktu ke waktu selalu ada relawan Indonesia yang membantu. Kemlu mengatakan RS Indonesia adalah satu dari segelintir fasilitas kesehatan yang masih berfungsi di Gaza di tengah jumlah korban serangan Israel yang terus bertambah setiap harinya.
“Rumah sakit ini saat ini merawat pasien dalam jumlah jauh melampaui kapasitasnya,” lanjut Kemlu. Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi sejak awal secara konsisten mengutuk dan menyerukan penghentian segera serangan membabi buta Israel terhadap target sipil, khususnya fasilitas-fasilitas kemanusiaan di Gaza, termasuk rumah sakit dan ambulans.
“Tiga warga negara Indonesia (WNI) relawan di RS Indonesia, mereka dalam kondisi baik dan secara sadar memilih untuk tidak ikut dievakuasi oleh pemerintah. Kemlu terus berkomunikasi dengan ketiga WNI tersebut guna memonitor kondisinya,” demikian pernyataan Kemlu.
iOS: https://sin.do/u/ios
Beritaneka.com—Indonesia Food Share (IFS) mendesak Israel segera membuka blokade bantuan kemanusiaan di Gaza, Palestina. Blokade tersebut merupakan kejahatan perang karena melanggar hukum humaniter internasional. Pencabutan blokade ilegal Israel dari Jalur Gaza tersebut untuk memungkinkan masuknya truk-truk yang membawa bantuan kemanusiaan, seperti makanan dan obat-obatan.
Direktur Eksekutif Indonesia Food Share (IFS) Nuruddin Siraj mengatakan, blokade bantuan kemanusiaan yang dilakukan Israel merupakan kejahatan perang dan pembunuhan massal terhadap warga Gaza, Palestina.
“Warga Gaza sudah sangat menderita, ribuan orang tewas karena perang ini, termasuk anak-anak dan kaum perempuan. Stop War! Segera buka blokade bantuan kemanusiaan. Blokade ini telah menunjukkan Israel nyata-nyata melakukan genosida di Gaza,” kata Nuruddin Siraj dalam keterangan resmi yang diterima Beritaneka, hari ini.
Blokade Israel telah membuat warga Gaza terputus dari pasokan listrik, air, makanan, dan bantuan obat-obatan selama hampir dua minggu.
Truk-truk yang membawa bantuan kemanusiaan dari PBB ke Gaza tidak bisa memasuki perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza. Padahal, bantuan tersebut merupakan penyelamat antara hidup dan mati warga Gaza, Palestina.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres seperti dikutip Reuters juga masih berupaya agar bantuan kemanusiaan dapat memasuki Gaza. Konflik di Gaza, yang dibombardir dan diblokade Israel sejak 7 Oktober 2023, dimulai ketika Hamas memulai Operasi Badai Al-Aqsa. Ini sebuah serangan mendadak yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara. Disebutkan bahwa serangan tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan Israel kepada warga Palestina di Gaza. Militer Israel kemudian melancarkan balasan berupa Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza.
Korban tewas di Gaza akibat bombardir Israel yang terus berlangsung telah meningkat menjadi 4.137 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 1.661 di antaranya yang tewas adalah anak-anak. Jumlah korban tewas bisa terus bertambah. Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan Kesehatan Palestina di Gaza Ashraf Al Qudra pada Jumat (20/10/2023), kemarin, mengungkapkan jumlah korban luka-luka meningkat menjadi 13.260 orang dan lebih dari 1.000 lainnya hilang.
Israel telah memberlakukan pengepungan total terhadap Gaza, yang telah menderita akibat embargo selama bertahun-tahun. Di bawah “pengepungan” baru ini, pasokan listrik dan air diputus, dan pengiriman makanan serta bantuan ke wilayah tersebut, yang berpenduduk lebih dari 2 juta orang, ditolak, dan sebagian besar korban warga Gaza adalah anak-anak dan perempuan.
Akibat blokade tersebut, bantuan makanan dan medis belum diterima rumah sakit-rumah sakit di Gaza sehingga para korban hanya ditangani seadanya. Warga Palestina di Gaza juga mengalami kelaparan.
Selain itu, rumah sakit yang ada tidak bisa lagi memberikan pelayanan memadai untuk korban. “Operasi dilakukan di lantai, di tanah, di koridor rumah sakit,” kata Qudra, seperti dikutip dari laporan Al Jazeera.
Serangan-serangan pasukan Zionis semakin brutal dan di luar batas perikemanusiaan. Pada Selasa lalu, Israel membombardir Rumah Sakit Baptis Al Ahli yang dikelola Gereja Anglikan yang menjadi pos pengungsian. Kementerian Kesehatan menyebutkan sedikitnya 471 orang tewas akibat serangan itu, namun sumber lain mengungkap korban meninggal lebih dari 600 orang.
Beritaneka.com—Para pemimpin negara-negara di dunia menyerukan agar serangan zionis Israel dan blokade ke Gaza Palestina dihentikan. Termasuk dari Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendesak perang antara Israel dan Hamas segera dihentikan. Hal tersebut disampaikan dalam keterangan pers melalui YouTube Sekretariat Presiden.
Presiden Jokowi menilai, perang hanya akan menambah beban bencana kemanusiaan. Untuk menghindari semakin bertambahnya korban manusia dan hancurnya harta benda, perang dan tindakan kekerasan harus segera dihentikan.
Korban tewas akibat serangan pasukan Israel di Jalur Gaza telah mencapai 4.000 orang hingga Jumat (20/10/2023). Sebanyak 4.137 orang tewas sejak pertempuran Israel dengan pejuang Palestina yakni Hamas pecah pada 7 Oktober 2023.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza Ashraf Al Qudra mengungkapkan, dari jumlah tersebut sebanyak 1.661 di antaranya yang tewas adalah anak-anak. Selain itu, 13.260 warga Gaza lainnya menderita luka-luka.
Serangan Israel terus berlanjut sambil memblokade Gaza dari bantuan kemanusiaan seperti obat-obatan dan makanan dari negara-negara lain. Akibat blokade tersebut, bantuan medis belum diterima rumah sakit sehingga para korban hanya ditangani seadanya. Warga Palestina di Gaza juga mengalami kelaparan.
Selain itu, rumah sakit yang ada tak bisa lagi memberikan pelayanan memadai untuk korban. “Operasi dilakukan di lantai, di tanah, di koridor rumah sakit,” kata Qudra, seperti dikutip dari laporan Al Jazeera.
Serangan-serangan pasukan Zionis semakin brutal dan di luar batas perikemanusiaan. Pada Selasa lalu, Israel membombardir Rumah Sakit Baptis Al Ahli yang dikelola Gereja Anglikan. Kementerian Kesehatan menyebutkan sedikitnya 471 orang tewas akibat serangan itu, namun sumber lain mengungkap korban meninggal lebih dari 600 orang.
Beritaneka.com—World Zakat Forum (WZF) menilai kebrutalan, penyerangan, kekerasan dan penindasan hak asasi manusia yang terus berulangkali dilakukan oleh pemerintah Israel di Palestina, khususnya di Jalur Gaza dan Jerussalem Timur, merupakan suatu kebiadaban dan harus segera diakhiri.
Kejahatan genosida yang selama ini dilakukan telah menyebabkan banyak penderitaan, merenggut nyawa warga sipil tak terkecuali perempuan dan anak-anak yang tidak berdosa, serta menghancurkan rumah dan fasilitas umum di Palestina.
“Israel telah melanggar hukum internasional, hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia terhadap warga Palestina di tanah rumahnya sendiri,” kata Sekretaris Jenderal WZF Dr. Zainulbahar Noor kepada Beritaneka.
Baca juga: BAZNAS Ajak Lembaga Zakat Sedunia Bantu Perjuangan Rakyat Palestina
Serangan yang sedang berlangsung baru-baru ini oleh Israel sejak akhir Ramadhan telah menewaskan lebih dari 212 orang, termasuk 61 anak-anak, 36 wanita, dan 16 lanjut usia. Serangan Israel terhadap warga Palestina selama Idul Fitri tidak hanya melanggar hak asasi manusia internasional tetapi juga menghancurkan kerukunan hidup umat beragama di seluruh dunia yang tidak bisa dimaafkan.
World Zakat Forum (WZF) menyerukan kepada seluruh pihak, dan khususnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Negara-Negara Organisasi Keja Sama Islam (OKI), dan negara-negara Anggota World Zakat Forum (WZF), untuk berdiri bersama mengutuk pembantaian warga Palestina oleh Israel yang telah memporakporandakan Palestina.
WZF menyerukan untuk tidak tinggal diam dan memaksimalkan seluruh sumberdaya yang ada untuk mengumpukan dana zakat, infak, sedekah, atau donasi lainnya terutama untuk membantu Palestina.
Zakat, Infaq, Wakaf dan Shadaqah selama ini telah menjadi sumber kekuatan dalam mendukung pengembangan masyarakat. Saat saudara kita di Palestina menderita, dukungan secara keuangan saat ini sangat bermanfaat setidaknya untuk membantu saudara kita di Palestina dalam periode jangka pendek. Oleh karena itu, WZF menyerukan kepada semua bangsa di seluruh dunia untuk mengecam tindakan atas kebrutalan ini dan mendesak semua negara untuk memberikan bantuan dari zakat, infaq, wakaf, shadaqah, dan jenis donasi lainnya, untuk disalurkan ke Palestina.
WZF mengutuk keras semua tindakan yang bertujuan mengubah komposisi demografis, karakter, status Palestina sejak 1967, pembangunan dan perluasan pemukiman, penyitaan tanah, pembongkaran rumah dan penggusuran warga sipil Palestina, sebagai tindakan pelanggaran hukum kemanusiaan.
Mengutuk keras terhadap semua tindakan kekerasan terhadap warga sipil, termasuk aksi terror tidak hanya terbatas pada mereka yang beribadah di Masjid al-Aqsa tetapi juga terhadap warga sipil, pembersihan etnis, provokasi, penghasutan, dan perusakan.
Baca juga: BAZNAS Bantu RS Indonesia di Hebron Palestina Rp1 Miliar
Mengimbau semua negara anggota untuk segera mengambil sikap terhadap semua tindakan provokasi dan penghancuran untuk meredakan situasi dan menegakkan hukum dan peraturan internasional.
Mendesak secara terus menerus dalam upaya percepatan dukungan diplomatik internasional dan regional yang bertujuan untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi bagi Rakyat Palestina dengan tanpa penundaan.
Menguatkan tekad untuk mendukung Negara Palestina melalui negosiasi dan pendekatan diplomatik untuk mengakhiri kekejaman Israel dan memulihkan perdamaian demi kepentingan hukum dan ketertiban.
“Terus menguatkan tekad untuk mengimplementasikan secara penuh resolusi yang relevan, termasuk penyaluran dana dan bantuan untuk Negara Palestina,” ungkap Zainul.
WZF juga menghimbau semua negara anggota untuk mengatur dan memprioritaskan penyaluran zakat dan Dana Sosial Islam lainnya untuk Negara Palestina. Mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk segera merealisasikan pernyataan/sikap terkait masalah Israel-Palestina dan mengambil langkah yang diperlukan untuk mengakhiri agresi Israel.