Beritaneka.com—Pemilihan presiden masih tiga tahun lagi. Namun, berbagai survei sudah merilis beberapa figur yang memiliki peluang besar untuk maju. Pemilihan presiden 2024 dinilai berbeda karena berada pada masa pandemi Covid-19.
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera, melihat ada tiga momentum yang mengiri pemilihan presiden tahun 2024 yang dilaksanakan secara serentak dengan pemilihan legislatif dan pada tahun yang sama menggelar pemilihan kepala daerah serentak .
Anggota Komisi II DPR itu menyebut, pemilu 2024 merupakan pilpres rasa pandemi. Rasa pandemi, karena, baik efek dan kejadian wabah Covid 19 diperkirakan masih terasa sampai tahun 2024. Pilpres 2024 akan banyak perubahan dibandingkan pilpres sebelumnya. Belajar dari pelaksaanaan Pilkada 2020, berjalan pada masa Covid 19, pihak-pihak yang terlibat mulai dari peserta, penyelenggara dan masyarakat tidak bisa jumpa secara langsung. Hal itu berdampak pada demokrasi yang dihasilkan.
Baca juga: M. Qodari: Ada Tiga Skenario Pilpres 2024
“Padahal, Kalau kondisi biasa, kualitas demokrasi kita lebih baik karena bisa dilaksanakan dengan tatap muka,” ungkap mantan dosen UMB ini pada webinar diskusi publik dengan tema Capres 2024: Saling Intip Partai Politik.
Pilres 2024 dimata Mardani juga memiliki rasa resesi. Kondisi perekonomian yang resesi berefek buruk bagi demokrasi karena bagi rakyat, tidak penting visi dan misi, tapi yang penting gizi, tidak kelaparan. Mardani menegaskan, demokrasi tidak baik jika perut rakyat lapar.
Disisi lain PKS mensyinyalir, ada upaya, seperti lahirnya UU Cipta Kerja, merupakan upaya menumpuk akses menuju pilpres 2024.
“Situasi diperparah dengan data kemiskinan BPS yang sudah mencapai10 persen lebih, tegasnya.
Kemudian, Mardani menyebut Pilpres 2024, merupakan pilpres rasa suksesi. Jokowi akan mengkahiri masa jabatannya. Walaupun ada upaya-upaya mendorongnya maju tiga periode, lewat amandemen UUD 1945, tapi hal itu dibantah Jokowi.
Baca juga: Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi UMB Gelar Diskusi Publik, Membaca Peta Pilpres 2024
Mardani menyebut, Pilpres 2024 adalah masa transisi kepemimpinan dan pertarungan, dari kelompok tua ke kaum muda, transisisi old soldiers dengan young soldier. Untuk itu perlu diatur proses transisinya agar tidak terjadi gejolak.
“ Tidak bisa menyiapkan pulau baru dengan peta yang lama,” ungkapnya.
PKS sendiri memiliki tiga strategi menuju pilpres 2024. Strategi penokohan. Partai kader itu membangun ketokohan. Strategi Narasi.PKS menyadari memerlukan modal sosial dan modal intelektual, untuk jauh melompat. Perlu strategi melahirkan presiden yang mampu menjawab semuja persoalan bangsa dan menaikkan pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya, PKS menggunakan strategi pemetaan pemilih. Data yang ada, 40 persen pemilih adalah kaum muda. Tidak didukung kelas menengah. Pengalaman PKS di pemilu di DKI, kedekatan dengan pemilih sangat menentukan. Kemudian Big Data sangat diperlukan untuk memenangkan pertarungan pilpres 2024.